Selama Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) maupun penguncian, penduduk kota berbagai negara dapat menikmati langit biru jernih berkat udara yang lebih bersih. Dapat pula mendengar burung berkicau ketika kebisingan berkurang. Jalanan sepi. Menurut pengamatan PBB tingkat polusi di Barcelona turun sekitar 62 persen, dan situasi serupa telah diamati di kota-kota besar Eropa lainnya seperti Milan, London dan Paris.
Penggunaan transportasi umum telah turun secara signifikan lantaran semakin banyak orang memilih berjalan atau naik sepeda untuk menghindari angkutan massal yang padat dan untuk mengikuti anjuran otoritas kesehatan dengan menjaga jarak fisik. Beberapa Negara seperti Milan, Jenewa, Brussels dan London telah memutuskan untuk berinvestasi di jalur sepeda yang fleksibel dalam rangka merespons tren ini.
Mengapa Merayakan Sepeda?
Sepeda adalah alat transportasi yang sederhana, terjangkau, andal, bersih, dan ramah lingkungan. Sepeda dapat berfungsi sebagai alat untuk pengembangan dan sebagai sarana tidak hanya transportasi tetapi juga akses ke pendidikan, perawatan kesehatan dan olah raga.
Dengan sinergi antara sepeda dan pengguna menumbuhkan kreativitas dan keterlibatan sosial, memberi pengguna kesadaran langsung tentang lingkungan. Sepeda adalah simbol transportasi berkelanjutan dan menyampaikan pesan positif untuk mendorong konsumsi dan produksi berkelanjutan, dan memiliki dampak positif pada iklim.
Kegiatan olah fisik yang teratur dengan intensitas sedang seperti berjalan, bersepeda, atau berolah raga ringan memiliki manfaat signifikan bagi kesehatan. Bagi semua usia, manfaat kegiatan tersebut menjadi aktif secara fisik lebih besar daripada potensi bahaya, misalnya melalui kecelakaan. Bersepeda menjadi lebih aktif dengan cara relatif sederhana.
Kebutuhan sarana prasarana mobilitas warga kota yang berjalan kaki dan bersepeda sering kali diabaikan, meskipun manfaat berinvestasi di pejalan kaki dan pengendara sepeda dapat menyelamatkan jiwa, membantu melindungi masyarakat, dan menjaga pelestarian lingkungan.
Mestinya memenuhi kebutuhan orang-orang yang berjalan dan bersepeda menjadi prioritas kebijakan pemerintah karena ini merupakan bagian penting dari solusi untuk membantu kota mengurangi pertumbuhan populasi dari peningkatan emisi, untuk meningkatkan kualitas udara dan keselamatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa infrastruktur yang aman untuk berjalan dan bersepeda juga merupakan jalan untuk mencapai kesetaraan kesehatan yang lebih besar. Bagi perkotaan miskin yang warga tidak mampu membeli kendaraan pribadi, berjalan kaki dan bersepeda dapat menyediakan bentuk transportasi.
Selain itu, berjalan kaki dan bersepeda sebagai aktivitas untuk mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, kanker tertentu, diabetes, dan bahkan kematian. Dengan demikian, peningkatan transportasi aktif tidak hanya sehat tetapi itu juga adil dan penghematan biaya.
Latar Belakang Keputusan PBB
Majelis Umum PBB mengakui tentang keunikan, umur panjang dan keserbagunaan sepeda, yang telah digunakan selama dua abad, alat transportasi yang sederhana, terjangkau, andal, bersih, dan ramah lingkungan, yang membantu pengelolaan dan kesehatan lingkungan.
Dengan latar belakang tersebut Majelis Umum PBB memutuskan untuk mengumumkan bahwa tanggal 3 Juni sebagai Hari Sepeda Dunia. Pada tanggal 3 Juni 2018, untuk pertama kalinya secara resmi Hari Sepeda Sedunia dirayakan, seperti yang diberitakan melalui laman Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Kebijakan PBB Hari Sepeda Dunia
Mengutip laman PBB, https://www.un.org/en/observances/bicycle-day, terkait Hari Sepeda Dunia ada beberapa kebijakan PBB yang ditujukan untuk negara-negara anggota, di antaranya sebagai berikut :
Mendorong negara-negara anggota untuk mencurahkan perhatian khusus pada sepeda dalam strategi pembangunan lintas sektoral dan untuk memasukkan sepeda dalam kebijakan dan program pembangunan internasional, regional, nasional dan sub-nasional;
Mendorong negara-negara anggota untuk meningkatkan keselamatan jalan dan mengintegrasikannya ke dalam mobilitas berkelanjutan dan perencanaan dan desain infrastruktur transportasi, khususnya melalui kebijakan dan langkah-langkah untuk secara aktif melindungi dan mempromosikan keselamatan pejalan kaki dan mobilitas bersepeda, dengan maksud untuk hasil kesehatan yang lebih luas, terutama pencegahan cedera dan penyakit tidak menular;
Mendorong para pemangku kepentingan untuk menekankan dan memajukan penggunaan sepeda sebagai sarana untuk mendorong pembangunan berkelanjutan, memperkuat pendidikan, termasuk pendidikan jasmani, untuk anak-anak dan remaja, mempromosikan kesehatan, mencegah penyakit, mempromosikan toleransi, saling pengertian dan menghargai serta memfasilitasi inklusi sosial dan budaya damai;
Mendorong negara-negara anggota untuk mengadopsi praktik terbaik dan sarana untuk mempromosikan sepeda di antara semua anggota masyarakat, dan dalam hal ini menyambut inisiatif untuk mengatur wahana sepeda di tingkat nasional dan lokal sebagai sarana untuk memperkuat kesehatan fisik dan mental dan kesejahteraan serta mengembangkan budaya bersepeda di masyarakat.
Catatan Sejarah : Velosipede, Sepeda Pertama Tanpa Pedal
Meskipun jumlahnya saat ini sudah kalah dari kendaraan bermotor, sepeda adalah salah satu alat transportasi yang masih cukup banyak diminati. Orang yang pertama kali menemukan sepeda adalah Karl Drais. Pria bernama lengkap Baron Kari Drais von Sauerbronn ini lahir pada tanggal 29 April 1785 di kota Karlsruhe, Jerman.
Penemuan Karl Drais yang paling fenomenal adalah kendaraan beroda dua yang menggunakan tenaga manusia. Kendaraan ini dinamai velocipede, disebut pula hobby-horse atau draisine. Kendaraan inilah yang menjadi cikal bakal sepeda yang kita kenal sekarang. Bentuknya sendiri masih jauh dari sepeda yang kita kenal saat ini.
Karl Drais melakukan perjalanan pertamanya menggunakan velocipede pada tahun 1817, Perjalanan itu dilakukan dari kota Mannheim menuju Schwetzinger. Perjalanan ini dinilai menjadi salah satu kejadian yang membuat orang-orang tertarik dengan kendaraan yang tidak menggunakan tenaga kuda. Pada tahun 1818, Kari Drais berhasil mendapatkan paten atas karyanya.
Velocipede awal buatan Kari Drais menjadi tidak terkenal lagi setelah banyak orang yang menyempurnakan hingga menjadi sepeda yang kita kenal sekarang.. Meski demikian, banyak yang mengakui bahwa velocipede menjadi tonggak awal dibuatnya sepeda. Kari Drais meninggal dunia pada 10 Desember 1851 di kota kelahirannya, Karlsruhe.
Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan pedal khusus untuk sepeda baru pada 1839. Bentuk pedal lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun sudah berani menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi atau setang sederhana.
Ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan penemu Perancis, Ernest Michaux pada 1855, dengan membuat pemberat engkol hingga laju sepeda lebih stabil. Berikutnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya, dikenal sebagai pelek atau velg. Lallement juga yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang.
Bersepeda Saat Pandemi COVID-19
Bersepeda juga merupakan salah satu latihan cardio yang utamanya melatih kebugaran jantung dan paru-paru. Bersepeda sangat dianjurkan untuk orang-orang yang ingin menjaga tubuh akibat PSBB karena bersepeda dapat menjaga hormon di otak seperti endorphin dan dopamine yang memungkinkan mood menjadi lebih stabil.
Hanya saja, ada beberapa hal yang harus dipatuhi oleh pesepeda saat bersepeda di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya anjuran untuk bersepeda sendirian, atau solo ride. Bersepeda sendirian atau dengan beberapa kawan menjadi cara aman untuk menghindarkan diri dari penggunaan transportasi massal.
Yang penting, pastikan sebelum bersepeda kondisi tubuh fit, perangkat masker perlu disiapkan pula. Imbauan physical distancing juga tetap dilakukan jika memang aktivitas bersepedanya beriringan, setidaknya jarak aman 10-15 meter dalam satu jalur. Bersepeda bersama teman-teman memang lebih asyik dari pada solo ride.
“Selamat Hari Sepeda Dunia, 3 Juni”
Bukan sepedanya asal pabrikan dari negara mana, bukan sepedanya merk apa, tetapi yang lebih penting adalah #wanimancal, #waningothel โฆ.
Keren Pak Ali, mantap jiwa๐๐๐ป๐๐ปSehat-sehat dan bahagia selalu nggih Pak๐๐ป๐๐ปTuhan memberkati Pak๐๐๐ป
Terima kasih atas apresiasi Anda. Aamiin, insyaallah.
Semoga tambah sukses dan sehat selalu juga buat Anda beserta keluarga besar.