Alasan Masyarakat Masih Enggan Patuhi Protokol Kesehatan

  • EDUKASI
Sabun, hand sanitizer, dan masker.
Share this :

Badan Pusat Statistik (BPS), melakukan survei tentang perilaku masyarakat pada masa pandemi Covid-19. Survei yang berlangsung sejak 7-14 September 2020 diikuti 90.967 responden yang terdiri atas 55 persen perempuan dan 45 persen laki-laki. Survei bertujuan untuk pengambilan kebijakan berbasis data terkait pandemi Covid-19.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto, mengatakan ada beberapa alasan utama mengapa masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan. Temuan beberapa alasan itu berdasarkan hasil survei nasional tentang perilaku masyarakat terhadap protokol kesehatan.

Alasan terbanyak, tutur Kecuk Suhariyanto, untuk tidak mematuhi protokol kesehatan adalah tidak adanya sanksi tegas. Dari 90.967 responden, 55 persen di antaranya beralasan seperti itu.

“Mengenai alasan tidak menerapkan protokol kesehatan ada beberapa hal. Pertama, 55 persen responden berpendapat tidak ada sanksi,” tutur Kecuk Suhariyanto saat telekonferensi pers dari Graha BNPB, Senin (28/9/2020).

Lebih lanjut ia menambahkan, adapun alasan berikutnya yakni karena harga masker, hand sanitizer, atau APD yang cenderung mahal menempati angka 23%, dan pekerjaan menjadi sulit ketika menerapkan protokol kesehatan sebanyak 33%.

Sedangkan terkait aparat atau pimpinan yang tidak memberi contoh sebanyak 19%, mengikuti orang lain sebanyak 21%, tidak ada kejadian penderita Covid-19 di lingkungan sekitar sebanyak 39%, hingga alasan lainnya sebanyak 15%.

Kecuk Suhariyanto mengajak agar semua pihak dapat saling mengingatkan agar masyarakat tumbuh kesadaran untuk mematuhi dan disiplin menerapkan protokol kesehatan demi kesehatan diri maupun orang lain.

“Semakin banyak yang menyampaikan pesan maka semakin banyak pula yang terselamatkan. Ini adalah pahlawan kemanusiaan, sama halnya dengan tenaga kesehatan. Jangan ragu untuk menjadi polisi Covid-19,” pungkas Kecuk Suhariyanto.

*

Yah, terkait adaptasi untuk kebiasaan baru kadang memang butuh waktu. Dibutuhkan penyampaian yang mudah dimengerti, ramah, dan humanis. Diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya protokol kesehatan. Mengingat media penularan coronavirus adalah manusia itu sendiri.

Kiranya lebih baik sedia payung sebelum hujan, tindakan preventif lebih utama untuk memutus terinfeksi coronavirus. Tak usah menunggu adanya korban berjatuhan di lingkungan kita, kemudian terbelalak baru sadar betapa pentingnya disiplin terhadap penerapan protokol kesehatan. Terlambat.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *