Alasan Tak Boleh Pakai Masker Kain Diselipi Tisu, Masker Scuba, dan Buff

  • EDUKASI
Masker diselipi tisu & masker scuba
Share this :

Sebagian masyarakat awam melapisi masker kain atau masker nonmedis dengan tisu. Di samping itu, marak pula penggunaan masker scuba atau buff yang mudah dibeli karena dijajakan di pinggir-pinggir jalan di setiap sudut kota. Selain mudah didapat, harga pun hanya kisaran lima sampai sepuluh ribuan.

Masker adalah Alat Pelindung Diri (APD) yang mampu memberikan efektifitas mencegah penyebaran virus Corona. WHO menetapkan, masker menjadi salah satu saran untuk mencegah penyebaran virus secara efektif. Untuk itu, tak sembarangan masker yang bisa digunakan.

Ada beberapa standar yang harus terpenuhi terkait penggunaan bahan masker untuk memaksimalkan dalam perlindungan terhadap virus Corona, selain rajin mencuci tangan, dan jaga jarak. Menjaga kesehatan tubuh sangat penting agar tidak sampai terpapar Covid-19.

Masker Kain

Sebenarnya sudah ada beberapa anjuran dari berbagai pihak terkait dengan masker kain. Jenis kain, proses pemasangan, dan cara menggunakannya tepat agar fungsi masker kain jadi optimal. Hal ini tidak memunculkan pertanyaan, perlukah melapisi masker kain dengan tisu?

Untuk bahan masker kain, katun cult direkomendasikan karena memiliki kerapatan 180 benang per inci. Bahan ini mampu menyaring partikel-partikel halus. Selain itu, boleh masker berbahan sutra karena ada kemampuan untuk mencegah masuknya partikel-partikel halus, atau katun dengan sifon.

Praktisi klinik sekaligus relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda’i, menuturkan menurut studi ilmiah tidak perlu dilapisi tisu. Dengan menutup pakai masker, dan mengurangi droplet yang keluar, penularan akan ditekan atau berkurang sampai 85 persen. Sudah banyak data ilmiah, bahkan menurut penelitian 90 persen, Jumat (18/9/2020).

Tisu kain lapis dua
Tisu kain lapis dua, beda kain
Tisu kain lapis dua
Tisu kain lapis dua, kain sama

Hal ini, lanjutnya, sesuai dengan temuan studi Jurnal American Chemical Society (ACS Nano), studi menunjukkan, bahan katun yang paling banyak digunakan untuk masker memiliki performa lebih baik pada kerapatan benang dan dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam efisiensi penyaringan.

Dari sisi efisiensi filtrasi atau kemampuan menyaring partikel, masker hibrida, seperti katun-sutra, kapas-sifon, kapas-flanel, yakni lebih dari 80 persen untuk partikel <300> 300 nm. Yang penting, perhatikan pemasangan masker yang tak tepat sehingga menimbulkan celah. Hal ini, bisa turunkan efisiensi penyaringan lebih dari 60 persen., tambahnya.

Sementara itu, WHO merekomendasikan masker kain memiliki tiga lapisan, yakni lapisan dalam yang menyerap, lapisan tengah yang menyaring, dan lapisan luar yang terbuat dari bahan non-penyerap seperti poliester.

Sebuah studi Universitas Illinois menemukan bahwa tiga lapis kain sutra atau kaus katun 100% mungkin sama protektifnya dengan masker kelas medis. Sutra memiliki sifat elektrostatis yang dapat membantu menjebak partikel virus yang lebih kecil.

Masker 3 ply
Masker 3 ply

Masker Scuba dan Buff

Ternyata masker scuba dan buff yang sering dikenakan sebagian masyarakat tidak efektif mencegah penularan virus corona. Masker scuba atau buff yang berbahan tipis tidak bisa secara maksimal menyaring partikel virus.

Sebagaimana yang diunggah akun Instagram @commuterline, Sabtu (12/9/2020), PT Kereta Commuter Indonesia (KCL) baru-baru ini mengumumkan kepada para pelanggannya untuk tidak menggunakan masker jenis scuba dan buff. Alasannya karena karena tingkat efektivitas masker tersebut disebut rendah dan tak efektif mencegah virus.

“Hindari pemakaian masker scuba atau buff yang hanya 5 persen efektif dalam mencegah risiko terpaparnya debu, virus, dan bakteri,” tulis akun Intagram @commuterline, Selasa (15/9/2020).

Pada kesempatan lain, Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, merespons imbauan PT KCI tersebut. Menurutnya, kedua masker jenis scuba dan buff memang terlalu tipis, sehingga kemungkinan virus untuk tembus lebih besar, di Jakarta, Selasa (15/9/2020)

Masker scuba
Masker Scuba
Buff
Buff

Untuk mencegah angka terinfeksi terus meningkat, selain jaga jarak, rajin cuci tangan, perlu menerapkan protokol kesehatan yang benar, yakni memilih bahan atau jenis masker dan cara memakai masker yang benar.

Rupanya, sebagian masyarakat masih ada yang memakai masker dengan cara yang salah. Misalnya, tidak menutup hidung, menurunkannya di dagu, bahkan memakai masker medis dengan cara dibalik. Sebenarnya, bagaimana cara memakai masker yang benar?

*

Sebelum menggunakan masker, baik masker kain, medis, dan jenis masker lainnya hendaknya tangan dalam keadaan bersih. Cuci tangan dengan sabun dan air. Jika tidak ada, bisa gunakan hand sanitizer yang mengandung 60 persen alkohol.

Saat menggunakan masker, pastikan bagian hidung dan mulut tertutup masker dengan benar. Tidak ada celah di antara wajah dan masker, yang bisa menjadi jalan masuk virus. Memakainya harus dari hidung sampai dagu. Kalau miring-miring, percuma tak berfungsi.

Hindari menyentuh bagian masker saat sedang dipakai, bila masker tersentuh tangan kotor, bisa membuat virus yang menempel di tangan akan berpindah ke masker. Ketika akan membuka masker, tak usah menyentuh bagian depan. Buka masker dari belakang, tepatnya pada bagian talinya.

Lantas, sepenting itukah memilih dan memakai masker? Tentu. Ya, itu demi Anda, orang-orang tercinta, atau orang-orang sekitar aktivitas rutin Anda agar aman, karena tidak sampai terpapar Covid-19.

You may also like

2 thoughts on “Alasan Tak Boleh Pakai Masker Kain Diselipi Tisu, Masker Scuba, dan Buff”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *