Menjadi fitrah manusia adalah selalu bergerak. Sejak zaman pra sejarah, berbagai catatan mendeskripsikan bagaimana manusia sudah melakukan kagiatan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Dahulu, alasan utama manusia berpindah-pindah tempat disebabkan mengikuti sumber makanan, berburu, pergantian musim, atau demi mendapatkan sesuatu yang mereka perlukan sebelum mengenal teknologi bercocok tanam. Mereka dikenal dengan sebutan kelompok ‘Nomaden’.
Penggunaan hewan, seperti kuda, atau sapi, sebagai sarana penunjang mobilitas baik sebagai sarana individu maupun angkutan misal kereta kuda, atau cikar, pada awalnya menjadi sebuah kebutuhan sebagai sarana transportasi.

Sejak memasuki era revolusi industri, penyempurnaan teknologi mesin uap mendorong manusia semakin mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki. Abad ke-18 teknologi mesin uap masih dipergunakan hanya untuk kereta api, belum memungkinkan untuk diaplikasikan pada kendaraan.
Era Revolusi Transportasi
Nicolas-Joseph Cugnot (26 Februari 1725–2 Oktober 1804), seorang penemu berkebangsaan Perancis, pada tahun 1768 mengembangkan sebuah mesin uap yang dipasang di kendaraan. Hal ini menjadi era baru revolusi transportasi yang kemudian mengubah peta perekonomian banyak negara di Eropa.

Mesin uap ini kemudian dikembangkan oleh beberapa penemu, dipergunakan untuk keperluan pengangkutan komoditas batu bara di Britania Raya. George Stephenson (9 Juni 1781–12 Agustus 1848), salah satu yang membidani era baru kelahiran lokomotif bertenaga uap yang mampu melaju hingga kecepatan 36 Mph, cukup fantastis pada masa itu.

Pada awal abad ke-20, mayoritas kendaraan berat pengangkut barang di Britania Raya menggunakan mesin uap sebagai tenaga penggeraknya, sebut saja beberapa merek terkenal pada waktu itu seperti Sentinel, Foden dan lainnya.
Dengan semakin berkembangnya teknologi eksplorasi minyak sehingga memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap biaya produksi dan operasional untuk kendaraan bertenaga bakar alias Combustion Engine.
Memasuki awal dekade 1930, kendaraan komerisal bermesin uap menjadi tidak popular. Hal ini akibat dari semakin berkembangnya kendaraan bermesin bensin. Pada saat itu kendaraan jenis ini dapat dibeli dengan harga yang cukup terjangkau.
Lebih jauh lagi, regulasi di Britania Raya mengharuskan kendaraan untuk lebih ramah lingkungan, dan memiliki tingkat kebisingan yang rendah, sehingga kendaraan bermesin uap menjadi tersingkirkan.


Carl Benz (25 November 1844–4 April 1929), adalah salah satu pionir pengembang kendaraan bermesin bensin pertama. Benz kemudian mematenkan kendaraan roda tiga bermesin bensin hasil penemuannya pada tanggal 29 Januari 1886.

Seiring berkembangnya teknologi mesin bensin membuat beberapa manufaktur kendaraan besar mengembangkan kapasitas produksinya untuk mendapatkan harga yang kompetitif di pasaran.
Pada tahun 1908 Henry Ford (30 Juli 1863-7 April 1947), pengusaha dan pemilik Ford Motor Company berkewarganegaraan Amerika Serikat, yang bergerak di bidang otomotif mengembangkan sebuah kendaraan yang dapat diandalkan untuk segala medan.
Di samping infrastruktur jalan di masa itu masih jauh dari kata layak, kendaraan tersebut dapat mengakomodasi penumpang lebih dari 2 orang, kendaraan itu dinamakan Ford Model T. Dengan pengaplikasian Conveyor Belt atau ban berjalan dapat menghemat waktu produksi.
Akibat penghematan waktu produksi, berdampak langsung pada penurunan harga kendaran tiap kendaraan, sehingga Ford Motor Company mampu memproduksi Ford Model T dan terjual sebanyak 15 juta unit dalam kurun waktu 1908-1926.

Seiring berkembangnya waktu, kebutuhan akan penggunaan bahan bakar fosil semakin meningkat, sedangkan cadangan di dalam perut bumi semakin berkurang, ditambah lagi dengan hasil pembakaran yang tidak terkontrol dapat membahayakan kesehatan dan juga dapat merusak lapisan ozon.
Dengan latar belakang tersebut, para ilmuwan berlomba-lomba mengembangkan kendaraan yang ramah lingkungan. Hal ini, untuk menekan laju perusakan lingkungan dan mengurangi ketergantungan manusia akan bahan bakar fosil.
Thomas Davenport (9 Juli 1802–6 Juli 1851), seorang pandai besi asal Amerika Serikat, membuat sebuah prototipe kendaraan bertenaga listrik pertama pada tahun 1834. Ini yang dijadikan dasar pengembangan mobil bertenaga listrik di kemudian hari.
Dengan semakin majunya teknologi baterai sebagai tenaga penggerak utama dari kendaraan listrik, beberapa manufaktur kendaraan terkenal mulai mengembangkan dan memproduksi mobil listrik.
Sebagai line-up utama seperti halnya pabrikan Nissan pada tahun 2011 mulai memproduksi Nissan Leaf sebagai sebuah kendaraan ramah lingkungan, dapat diandalkan dan mempunyai harga yang cukup terjangkau.

iCar ITS (Intelligenct Car ITS) Prototype Mobil Otonom
ITS meluncurkan gabungan teknologi otomotif dengan robotika menjadi sebuah mobil otonom. Mobil yang dinamai iCar ITS (Intelligenct Car ITS) diluncurkan tepat pada peringatan 17 Agustus 2020, merupakan prototype mobil otonom hasil kolaborasi peneliti-peneliti ITS dari berbagai bidang keahlian.
Dirilis dari otoplasa.com bahwa Soft Launching iCar ITS sebagai persembahan ITS pada Peringatan Ke-75 Hari Kemerdekaan RI. Sebagai tahap awal, para peneliti memanfaatkan mobil golf yang kemudian dimodifikasi menjadi mobil yang dapat berjalan secara otomatis.
Dr. Ir Endroyono , DEA, pimpinan pengembangan mobil Autonomous iCar ITS menuturkan bahwa iCar ITS merupakan prototype mobil otonom yang dioperasikan sebagai mobil komuter yang melayani perjalanan dalam kampus ITS.
“Untuk dapat menggunakan mobil ini dapat dilakukan dengan mudah, calon penumpang dapat memanfaatkan aplikasi yang sudah terinstall pada smart phone untuk memanggil mobil iCar ITS menuju halte-halte yang telah disediakan. Kemudian mobil akan berjalan secara otomatis membawa penumpang ke tempat yang dituju,” tuturnya.
Untuk sementara ini, tambahnya, wilayah yang dilayani oleh iCar ITS hanyalah di sebagian wilayah kampus ITS Sukolilo. Nantinya, dengan adanya transportasi menggunakan iCar ITS yang dapat berjalan tanpa pengemudi, maka mengurangi pertemuan antara penumpang dengan pengemudi dapat dikurangi.

Teknologi-teknologi seperti inilah yang sangat diperlukan pada era pandemic Covid-19 seperti sekarang ini. Produk inovatif iCar ITS ini sebagai wujud implementasi Robotika,IoT dan TIK dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam masyarakat, terutama dalam menghadapi era new normal dalam lingkungan kampus ITS, tambah dosen Departemen Teknik Elektro.
Selama ini ITS telah lama unggul pada berbagai bidang teknologi, salah satunya adalah Robotika yang dibuktikan dengan berbagai produk robot dan berbagai penghargaan di tingkat Nasional dan Internasional.
Di samping itu, ITS juga unggul dalam bidang otomotif dan mobil listrik yang dibuktikan dengan produk MOLINA dan GESITS. Inovasi terbaru dari ITS adalah gabungan antara kedua bidang unggulan tersebut, yaitu otomotif dengan robotika menjadi sebuah mobil otonom.
Pengembangan Mobil Autonomous iCar ITS dilakukan sejak bulan Maret 2020. Program mobil otonom ini merupakan program unggulan yang telah dicanangkan oleh Rektor ITS yang akan diluncurkan secara resmi pada Dies Natalis ITS Ke-60 pada bulan November 2020 akan datang.
*
iCar ITS mobil otonom pertama Anak Bangsa. Hal ini menjadi tonggak sejarah baru pengembangan teknologi terbarukan oleh bangsa Indonesia. Perlu kita memberikan apresiasi setinggi-tingginya prestasi ini.
ITS…, teruslah berinovasi untuk berprestasi….
Sumber :
- Serpihan Catatan Wahyu Dewantoro, Pemerhati Otomotif dan Alat Transportasi
- https://otoplasa.com/icar-its-mobil-otonom-pertama-anak-bangsa/