Apakah Anda Termasuk dalam Kategori Ini? “Narcissistic Personality Disorder (NPD)”

Apakah Anda Termasuk dalam Kategori Ini! Narcissistic Personality Disorder/NPD
Share this :

Secara naluri atau sifat manusiawi, setiap orang butuh pengakuan atas eksistensi atau keberadaan diri mereka. Lantaran itu, mereka merasa diterima, dihargai orang lain, dan merupakan sumber kebanggaan. Memperoleh pengakuan dari orang lain adalah penting untuk menambah nilai diri, dan membuat namanya dikenal. Pengakuan dari orang lain dapat memberikan rasa kebermaknaan dan kepuasan pada diri mereka.

Pemanfaatan gadget canggih dan media sosial yang mudah diakses di era digital saat ini akan memberikan peluang bagi seseorang untuk menunjukkan eksistensi diri tak pandang waktu. Aktivitas mengakses media sosial secara berlebihan, seperti mengunggah story, selfie, berbagi foto, atau share sesuatu memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan narsistik seseorang.

Upaya mencari pengakuan atas eksistensi diri secara berlebihan di media sosial akan berdampak negatif. Meski media sosial memberikan keleluasaan bagi individu untuk membagikan setiap detail kehidupan, seperti memajang foto, video, dan berinteraksi dengan orang lain, baik secara online maupun offline. Jika jadi addict, justru akan timbul gangguan kepribadian narsistik (Narcissistic Personality Disorder/NPD).

Namun di sisi lain, tak semua pengguna gadget canggih dan media sosial itu berdampak negatif, yang menjerumuskan mereka menjadi narsistik. Penggunaan media sosial yang cerdas, dan seimbang dapat berkontribusi memberikan manfaat secara sosial maupun emosional, seperti dukungan emosional, dan berbagi pengalaman maupun pengetahuan kepada orang lain. Mereka terhindar dari NPD.

Apa itu Gangguan Kepribadian Narsistik?

Gangguan Kepribadian Narsistik atau Narcissistic personality disorder (NPD) adalah salah satu jenis gangguan mental, yakni kondisi seseorang merasa dirinya lebih baik dari orang lain, sehingga selalu ingin dikagumi dan menjadi pusat perhatian. Kondisi ini menyebabkan seseorang memiliki sifat egois, dan kurang berempati terhadap perasaan orang lain. Hal ini, sebagaimana dilansir dari www.siloamhospitals.com/en/mengenal-gangguan-kepribadian-narsistik.

Pengidap NPD cenderung memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi. Namun, di balik itu, ia juga menjadi lebih sensitif terhadap kritikan dari orang lain. Orang dengan gangguan ini juga cenderung memiliki empati yang rendah terhadap orang lain. Bila terjadi secara berkelanjutan, seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik bisa mengalami masalah dalam lingkungan sosialnya.

Narsistik berbeda dengan rasa percaya diri. Rasa percaya diri yang positif terbentuk berdasarkan kualitas diri, kompetensi, dan pencapaian diri. Sementara itu, narsistik kerap didasari oleh ketakutan apabila orang lain melihat kelemahannya, dan rasa takut akan kegagalan. Oleh karena itu, pengidap narsistik juga rentan jatuh ke dalam depresi jika mendapat kritikan orang lain.

Penyebab Gangguan Kepribadian Narsistik

Penyebab kepribadian narsistik menurut www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-kepribadian-narsistik belum jelas, penyebab kondisi ini bisa sangat kompleks. Masa kanak-kanak yang disfungsional memiliki korelasi dengan gangguan kepribadian narsistik. Seperti orangtua yang memanjakan anaknya berlebihan, memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap anak, perlakuan kejam terhadap anak, atau anak sering diabaikan oleh orangtua.

Di samping itu, ada juga yang menyebut bahwa kondisi gangguan kepribadian narsistik ini bisa karena faktor genetik, yaitu riwayat narsistik pada anggota keluarga. Kondisi ini juga disebut bisa berpengaruh dikarenakan adanya hubungan antara otak dengan perilaku serta kemampuan pola pikir yang memainkan peran dalam perkembangan gangguan kepribadian narsistik.

Pencegahan Kepribadian Narsistik

Mencegah gangguan kepribadian narsistik merupakan suatu tantangan yang kompleks, baik untuk diri sendiri maupun orang di sekitarn kita. Berikut beberapa hal yang mungkin bisa mencegah kondisi gangguan kepribadian narsistik ini:

Pahami dan Sadari
Mengetahui tanda-tanda gangguan ini adalah langkah pertama dalam pencegahannya. Tujuannya untuk mengidentifikasi potensi risiko pada diri sendiri atau orang lain. Maka dari itu, seseorang akan bisa lebih mudah untuk menyadari kondisinya.

Refleksi Diri
Acapkali, pengidap kondisi gangguan kepribadian narsistik ini sulit untuk melakukan introspeksi diri.
Oleh karena itu, penting untuk secara rutin merefleksikan tindakan dan perasaan diri sendiri. Pertanyakan motif dan niat di balik tindakan yang akan atau sudah dilakukan..

Belajar Berempati
Latih kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Hal ini bisa sangat membantu seseorang untuk lebih peduli terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain, bukan hanya berpusat pada diri sendiri.

Hindari Perilaku Merendahkan
Usahakan untuk tidak mengkritik atau merendahkan orang lain secara terus-menerus. Cobalah untuk berkomunikasi dengan cara yang lebih baik, sikap menghormati, dan mendukung orang lain.

Terbuka terhadap Kritik
Menerima kritik dari orang lain dengan pikiran terbuka, dan gunakan kritikan itu sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar. Meski tidak selalu benar, menerima masukan dari orang lain dapat membantu seseorang mengembangkan kepribadian yang lebih matang dan seimbang.

*

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik acapkali tidak menyadari bahwa dirinya bermasalah. Karena itu, dalam pergaulan biasanya orang tersebut terlihat lebih mendominasi. Selalu membanggakan diri, dan meremehkan orang lain tanpa merasa bersalah, karena menurutnya itu adalah hal yang benar. Jika memiliki gejala atau mengetahui orang sekitar dengan gejala narsistik parah, ada baiknya untuk mencari bantuan psikolog.

Featured image: Source from ttps://pngtree.com/free-png-vectors/narcissistic

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *