Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Gresik

Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Gresik
Share this :

Cukup memakan waktu, saat Alisson membersamai tim Roode Brug Soerabaia dan tim wartawan Jawa Pos dalam perjalanan dari start di Bundaran ITS Surabaya menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Dusun Karang Tumpuk, Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Jarak kisaran 70 km menyusur Jalan Daendels yang padat dan berdebu tak cukup 2,5 jam, Selasa (25/7).

“Di TPI tersebut, kolaborasi kedua tim akan mengidentifikasi baling-baling pesawat temuan Muhammad Nafik (46), nelayan setempat.”

Sebagaimana dimuat koran Jawa Pos (26/7), diberitakan bahwa baling-baling yang ditemukan di perairan Gresik diduga berasal dari pesawat milik Belanda yang ditembak Jepang pada 11 Februari 1942 silam. Berangkat dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pesawat Dornier DO.24 itu dengan tujuan ke Surabaya, Jawa Timur. Terbang malam menyusuri pantai untuk patroli laut.

Bureau of Aircraft Accidents Archives (BAAA) mencatat kejadian pada malam 11 Februari 1942 tersebut. Di perairan yang sama, terdapat tiga pesawat sejenis yang jatuh selama masa Perang Dunia II. Pesawat tersebut tercatat milik Angkatan Laut Belanda dan dioperasikan di Hindia Belanda, Indonesia sekarang. Data dari BAAA, yang menembak jatuh pada 81 tahun silam adalah pasukan Jepang.


https://it.wikipedia.org/wiki/Dornier_Do_24#/media/File:Dornier_Do24.jpg
Sumber : https://it.wikipedia.org/wiki/Dornier_Do_24#/media/File:Dornier_Do24.jpg
https://it.wikipedia.org/wiki/Dornier_Do_24#/media/File:Do_24_V-1-2.jpg
Sumber : https://it.wikipedia.org/wiki/Dornier_Do_24#/media/File:Do_24_V-1-2.jpg

“Yang paling mendekati adalah pesawat dengan nomor lambung X-29,” jelas Wahyu Udanto, pemerhati sejarah dari komunitas Roode Brug Soerabaia, kemarin (25/7).

Pesawat Dornier DO.24, lanjutnya, buatan Jerman, diproduksi antara 1937-1945. Angkatan Laut Belanda membeli dan mengoperasikan pesawat tersebut untuk menggantikan tipe Dornier Wals yang bermesin ganda. Saat mengidentifikasi, pihaknya mendapati plakat kecil bertulisan bahasa Jerman. Di dalamnya berisi nomor mesin, identitas pesawat, dan diketahui jenis pesawat Dornier DO.24.

Pesawat tersebut biasa digunakan untuk patroli, survei, atau pengintaian. Pada masa itu, pemerintah Hindia Belanda kerap membeli peralatan dari Jerman. Salah satu tujuannya untuk memperkuat pertahanan militer, Pesawat Dornier DO.24 tersebut bermesin tiga. Jenis pesawat ini terakhir dioperasikan pada 1967 oleh Angkatan Udara Spanyol, pungkas Wahyu Udanto.


https://it.wikipedia.org/wiki/Dornier_Do_24#/media/File:Dornier_Do_24_ATT_vl_2.jpg
Sumber : https://it.wikipedia.org/wiki/Dornier_Do_24#/media/File:Dornier_Do_24_ATT_vl_2.jpg

Pada kesempatan yang sama, Muhammad Nafik, nelayan yang menemukan baling-baling pesawat asal Desa Campurejo, menceritakan bahwa saat melaut pada Sabtu (22/7) ia dikejutkan ketika jaring penangkapnya tersendat. Saat itu ia bersama enam awak kapal lainnya sedang berlayar di titik buoy area 42-44 yang berada di perairan utara Pulau Karang Jamuang.

“Terasa sangat berat, bahkan harus meminta bantuan dua kapal untuk mendorong jaring. Butuh waktu sekitar 11 jam untuk mengevakuasi temuan baling-baling pesawat hingga bisa menepi di TPI sini,” jelasnya.

Nafik menambahkan, di tengah perjalanan ia pun berusaha melepas beban muatan, namun situasi tak memungkinkan, kondisi jaring menggantung di dasar laut. Mesin penarik tidak kuat, bahkan sampai rusak. Ia baru mengetahui bahwa jaringnya menyangkut puing baling-baling pesawat saat perahu mulai mendekati dermaga Desa Campurejo.

“Sekitar sebelas jam untuk evakuasi baling-baling pesawat. Sejak pukul sepuluh malam, baru bisa bersandar sekitar pukul sembilan pagi,” tambahnya.

Lantaran jaring menyangkut baling-baling pesawat, lanjutnya, membuatnya merugi sebab proses evakuasi membutuhkan solar tambahan. Kerugian ditambah lagi, selain jaring miliknya rusak karena tersayat baling-baling, ketika pulang pun tanpa membawa hasil tangkapan ikan. Jika ditaksir, total kerugian bisa capai puluhan juta rupiah. Harga jaring saja sekitar Rp7 juta,” lanjutnya.

“Saya berharap temuan baling-baling ini mendapat apresiasi dari pihak instansi terkait, ini benda bersejarah. Kepenginnya, saya tidak akan menjual barang ini kepada pihak lain. Beberapa pihak instansi sudah ada yang melakukan pemeriksaan, juga komunitas pemerhati sejarah seperti Roode Brug Soerabaia ini. Semoga ada tindak lanjut,” pungkas Muhammad Nafik.

*

Benda bersejarah memberikan bukti fisik tentang masa lalu dan membantu kita memahami peristiwa dan kehidupan manusia di masa lampau. Keberadaannya menjadi sumber data berharga bagi para peneliti, sejarawan, dan ilmuwan lainnya. Perawatan benda bersejarah memastikan bahwa informasi penting yang terkandung di dalamnya tetap utuh dan dapat diandalkan sebagai sumber informasi sejarah yang valid.

Di samping itu, benda-benda bersejarah acap kali menjadi daya tarik bagi wisatawan dan pengunjung museum atau pameran. Perawatan yang baik akan menjadikan benda tersebut tetap menarik untuk dilihat dan dinikmati oleh orang banyak. Seperti halnya temuan baling-baling pesawat ini, semoga ada pihak yang peduli segera mengadopsinya. Sehingga tak tetap teronggok di TPI, apalagi dijual kiloan sebagai barang rongsokan. Eman, benda bernilai sejarah.

Featured Image by : Guslan Gumilang, Jawa Pos

Biarkan Foto Bicara
Identifikasi Puing Baling-Baling Pesawat Dornier DO.24
TPI Dusun Karang Tumpuk, Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik
25 Juli 2023

Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Pengamatan awal puingbaling-baling pesawat
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Kondisi part baling-baling pesawat
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Kondisi part baling-baling pesawat
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Pengamatan awal puingbaling-baling pesawat
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Muhammad Nafik menunjukkan saat berlayar di titik lokasi bouy 42-44
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Titik lokasi bouy 42-44 di layar monitor handphone Muhammad Nafik
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Dibantu para nelayan, baling-baling dimiringkan untuk identifikasi
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Identifikasi awal dilakukan pengukuran dan pengamatan di bagian tertentu
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Identifikasi awal dilakukan pengukuran dan pengamatan di bagian tertentu
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Dilakukan pegerokan di area yang diduga tempat identitas baling-baling
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Dilakukan pegerokan di area yang diduga tempat identitas baling-baling
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Setelah bersih, ditemukan identitas valid dari baling-baling
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Agar jelas bisa dibaca dilakukan gesekan pada permukaan kertas
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Agar jelas bisa dibaca dilakukan gesekan pada permukaan kertas
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Gresik
Pesawat Dornier DO.24 buatan Jerman, diproduksi antara 1937-1945, milik Angatan Laut Kerajaan Belanda di Hindia Belanda, Indonesia sekarang (data dari BAAA)
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Pesawat Dornier DO.24 buatan Jerman, diproduksi antara 1937-1945, milik Angatan Laut Kerajaan Belanda di Hindia Belanda, Indonesia sekarang (data dari BAAA)
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Dari data BAAA tim Roode Brug Sioerabaia dapat membuat kesimpulan tentang identifikasi baling-baling pesawat Dornier DO.24
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Tim Roode Brug Soerabaia foto bersama Muhammad Nafik (nomor 3 dari kiri), nelayan yang menemukan baling-baling pesawat Dornier DO.24
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Muhammad Nafik
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Muhammad Nafik dengan baling-baling pesawat yang ditemukan
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Perahu-perahu nelayan sedang bersandar
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Potret kehidupan nelayan setempat
Baling-baling Pesawat Dornier DO.24 yang Jatuh Tertembak 81 Tahun Silam Ditemukan Nelayan Grsik
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Dusun Karang Tumpuk, Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *