Benteng Kedung Cowek Surabaya : Roodebrug Soerabaia dan Bapeko Belajar Sejarah Benteng

Benteng Kedung Cowek Surabaya
Share this :

Roodebrug Soerabaia dan Bapeko belajar bareng sejarah Benteng Kedung Cowek langsung di lokasi benteng yang berada di kawasan Kelurahan Kedung Cowek Surabaya, Kamis pagi (6/2/2020). Turut hadir empat orang Tim Bapeko, Ady Setyawan beserta sembilan teman pesepedanya.

Situs bangunan peninggalan Belanda di Surabaya tidak hanya gedung-gedung perkantoran atau rumah tinggal para pejabat pemerintah kolonial. Namun ada juga yang lain, sebuah benteng yang dahulu sebagai tempat penyimpanan peluru. Benteng Kedung Cowek.

Lokasi benteng berada di Kelurahan Kedung Cowek, masuk kawasan pesisir Pantai Kenjeran Surabaya. Pemerintah Belanda membangun benteng bertujuan mengantisipasi serangan militer dari wilayah perairan utara Surabaya.

Benteng Kedung Cowek Surabaya
Peserta menyusuri jalan setapak menuju Benteng Kedung Cowek Surabaya.

Dengan pertimbangan tersebut, fungsi Benteng Kedung Cowek juga sebagai area basis pengawasan. Apabila seseorang berdiri dari lokasi benteng, dia dapat melihat hamparan pemandangan Selat Madura dan sekitarnya dengan jelas.

Kepada Tim Bapeko Pemkot Surabaya, Ady Setyawan, pendiri Komunitas Roodebrug Soerabaia, menuturkan tentang sejarah pembangunan Benteng Kedung Cowek. Hal itu didasarkan bukti arsip-arsip yang telah dikumpulkan mulai cetak biru benteng, artikel-artikel surat kabar sejaman yang memberitakan awal mula dibangun.

Bahkan, lanjut Ady Setyawan, tentang pro kontra yang mengiringi, besarnya dana yang dikeluarkan, pemasangan meriam pertama, uji tembak pertama, kasus-kasus spionase asing yang terjadi di Benteng Kedung Cowek, hingga catatan sejarah para pejuang yang terlibat dalam pertempuran di benteng tersebut.

Benteng Kedung Cowek Surabaya
Tim Bapeko Pemkot Surabaya sedang mengamati ruang penyimpanan peluru didampingi Ady Setyawan dkk.

“Ini penting, karena sampai saat ini Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Surabaya belum merespons positif temuan-temuan berdasarkan berbagai arsip tersebut,” tutur Ady Setyawan.

Lebih lanjut Ady Setyawan menjelaskan, dengan inisiatif Tim Bapeko sebagai unsur Pemkot Surabaya belajar bareng sejarah di lokasi Benteng Kedung Cowek, apa yang telah diupayakan ini dapat didengar agar situs benteng ini dapat diselamatkan.

Benteng Kedung Cowek sebenarnya bukan sekedar situs, tetapi keberadaannya dapat membangun memori kolektif masyarakat Surabaya tentang nilai perjuangan. Jika situs ini hilang maka akan hilang pula memori kesejarahan perjuangan kemerdekaan. Khususnya Kota Surabaya, lanjutnya.

Benteng Kedung Cowek Surabaya
Sisa proyektil peluru musuh masih tertancap di dinding Benteng Kedung Cowek Surabaya.

Benteng Kedung Cowek, tambah Ady, merupakan spot sisa pertempuran Surabaya yang keberadaannya masih lumayan utuh. Bahkan jika musim kemarau rerumputan dan semak belukar kering banyak ditemukan benda-benda terkait dengan perang.

“Jika Benteng Kedung Cowek ditetapkan sebagai cagar budaya, tentu akan bisa dimanfaatkan sebagai media edukasi tentang sejarah perjuangan Surabaya bagi generasi mendatang,” tambah pria pesepeda.

Lebih jauh Ady Setyawan mengisahkan seputar awal penelitian mengenai keberadaan Benteng Kedung Cowek. Dia bergerilya mencari berbagai literatur terkait sejarah benteng-benteng di Surabaya sejak 2010 hingga 2013.

Benteng Kedung Cowek Surabaya
Tim Bapeko Pemkot Surabaya didampingi oleh petugas dari Paldam V Brawijaya.

Setelah berkoordinasi dengan rekan sesama pemerhati sejarah di Belanda, baru tahun 2013 dia menemukan fisik cetak biru benteng di Nationaal Archives, Den Haag, Belanda. Cetak biru yang ditandatangani 15 Januari 1900 memuat gambaran detail konstruksi bangunan Benteng Kedung Cowek.

“Untuk mewujudkan Benteng Kedung Cowek sebagai cagar budaya itu gampang. Pelu upaya sinergi antara pemerintah, masyarakat, para periset dan pegiat sejarah Surabaya,” pungkas Ady Setyawan.

Sementara itu, salah satu Tim Bapeko Pemkot Surabaya Puspita Ayuningtyas Prawesti, menuturkan bahwa kehadiran tim secara langsung di lokasi Benteng Kedung Cowek merupakan upaya belajar bareng sejarah terkait perjuangan Kota Surabaya, khususnya Benteng Kedung Cowek.

Benteng Kedung Cowek Surabaya
Tim Bapeko Pemkot Surabaya foto bersama Ady Setyawan dkk.

Banyak hal yang perlu digali lebih dalam. Kota Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan. Jika ada wisatawan, sangat sedikit yang bisa kita suguhkan destinasi wisata yang terkait dengan sejarah sisa-sisa kepahlawanan Kota Surabaya, tambah Puspita.

“Mumpung ada Mas Ady Setyawan. Dia yang tahu seluk beluk tentang detailnya Benteng Kedung Cowek ini,” pungkasnya.

Keberadaan Benteng Kedung Cowek yang penulis amati masih berdiri kokoh, namun kondisinya tidak terawat. Kiranya layak jika hal ini membuat para pemerhati dan pegiat sejarah Surabaya merasa menyayangkan.

Benteng Kedung Cowek Surabaya
Beberapa foto ditemukan saat tim mengunjungi salah satu ruang dalam benteng. Foto siapakah? Barangkali ada salah satu keluarga yang mengenal beliau.

Pasalnya, jika belum berstatus cagar budaya, benteng itu sewaktu-waktu dapat dirobohkan oleh siapa pun yang berkepentingan. Artinya, kapan pun bangunan peninggalan Belanda tersebut dapat dirobohkan tanpa ada perlindungan hukum. Sangat mengkhawatirkan memang.

Padahal sudah banyak pemerhati bangunan kuno, ahli cagar budaya, pegiat wisata, dan komunitas sejarah Surabaya yang meminta agar Benteng Kedung Cowek segera ditetapkan sebagai cagar budaya. Namun keputusan ke arah itu dari yang berwenang memutuskan belum juga kunjung tiba. Lantas, mengapa?

Benteng Kedung Cowek Surabaya
Ady Setyawan dan teman-teman pesepeda saat menunggu Tim Bapeko Pemkot Surabaya di depan Benteng Kedung Cowek Surabaya.
Benteng Kedung Cowek Surabaya
View menarik di balik Benteng Kedung Cowek Surabaya. Samar-samar Jembatan Suramadu tampak dari kejauhan.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *