Di usia tak lagi muda, acapkali kita beranggapan bahwa berjejaring pertemanan menjadi kurang penting dalam kehidupan, lebih-lebih bagi mereka yang tak lagi bekerja. Namun, jangan salah, memiliki jejaring pertemanan yang kuat dan sehat dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, seperti budaya, suku, ras, dan agama, tatkala kita di usia yang tak lagi muda tetaplah penting. Terutama untuk kesejahteraan emosional dan kesejahteraan mental.
Hejun Kang & Yvonne L. Michael, dalam Social integration: How is it related to self-rated health? bahwa integrasi sosial memiliki manfaat kesehatan yang nyata di kalangan orang lanjut usia dalam studi observasional. Sehingga bisa bisa disimpulkan bahwa integrasi sosial dapat dinilai sebagai salah satu elemen yang bisa mengurangi terjadinya konflik sosial bagi kalangan lanjut usia. Lantaran itu, orang lanjut usia perlu mempertahankan jejaring pertemanan mereka.
Pertemanan yang baik dan sehat dapat memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan di usia yang tak lagi muda. Dalam situasi sulit, seperti kehilangan pasangan, pensiun, atau masalah kesehatan, memiliki orang-orang yang dapat kita andalkan untuk berbagi perasaan dengan mereka dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental. Di sampimg dapat membantu mengurangi risiko depresi dan kecemasan.
Di usia yang tak lagi muda, kita berisiko mengalami kepunahan sosial, yaitu situasi ketika kita kehilangan kontak sosial secara signifikan. Memiliki jejaring pertemanan yang kuat dan sehat dapat membantu mengurangi risiko ini. Menjaga hubungan dengan teman-teman lama dan membangun hubungan baru dalam sebuah komunitas, kita dapat memperluas jaringan sosial sehingga terhindar dari kesepian yang mungkin mendera di usia yang merayap menjadi lebih tua.
Melalui jejaring pertemanan yang baik dan sehat, kita dapat mengisi waktu luang dengan aktivitas sosial yang bermanfaat. Teman-teman dapat menjadi mitra untuk melakukan kegiatan yang disukai, seperti olahraga jalan kaki, bersepeda, melakukan hobi, bepergian, atau kumpul-kumpul sekadar mengobrol dan berbagi cerita. Aktivitas sosial ini dapat meningkatkan kualitas hidup kita dan memberikan rasa kepuasan yang mendalam.
Mempertahankan jejaring pertemanan di usia yang tak lagi muda juga dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial. Dalam interaksi dengan teman-teman, kita dapat belajar untuk mendengarkan, mengungkapkan emosi dengan baik, berempati, toleransi, dan memahami perspektif orang lain. Keterampilan sosial ini sangat berharga dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan dapat membantu kita menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
*
Nah, salah satu kendala, mempertahankan jejaring pertemanan di usia yang tak lagi muda mungkin membutuhkan usaha ekstra, seperti ketersediaan waktu, kesempatan, kondisi fisik maupun finansial. Namun, jika kita mampu mengeliminasi berbagai kendala tersebut, maka manfaat yang akan dituai jauh lebih besar. Jadi, mari kita tetap berinvestasi dalam jejaring pertemanan, dan merayakan kebaikan yang mereka bawa ke dalam kehidupan kita.
Kulineran di Tambak Bangil dan Jalan-Jalan Salah Satu Bonus Berjejaring Kami
Berkat jejaring pertemanan, rezeki tak terduga datang juga. Kami bertujuh dari komunitas Pernak-Pernik Surabaya Lama (PSL), yakni Pak Hartono Widjaya, Bu Sylvi Mutiara, Pak Stefanus Nuradhi, Ko Adjie & nyonya, Mas Yudiet, dan saya diajak Pak Ricard jalan-jalan ke Bangil, Kabupaten Pasuruan pergi ke tambaknya untuk menikmati berbagai sajian menu hayati tambaknya, Minggu (23/6/2024).
Usai makan siang dengan menyantap berbagi menu ikan-ikanan, ikan beneran loh, dari hasil tambak, kami naik gethek (Jw) atau bersampan ria sambil pepotoan. Kemudian lanjut naik perahu nelayan bermesin untuk susur kali salah satu desa pertambakan di kawasan Kecamatan Bangil hingga kawasan wisata Tlocor Kabupaten Sidoarjo. PP kembali ke desa semula kurang lebih 50 menit, speed perahu rata-rata 30-40 km/jam.
Mengasyikkan sekali, deru mesin dan percikan air sungai tersibak bagian depan ujung perahu menggoda kami saling berganti pepotoan dengan berbagai pose. Rasanya, kami yang rata-rata sudah di atas kepala 5 (lima) bahkan 6 (enam), serasa masih seperti anak-anak muda saja. Melepas endorfin, terhibut dan membuat hidup lebih menyenangkan. Tak teras turun dari perahu motor, azan Asyar sudah menggema di antara tambak-tambak.
Berhenti smpai di sini, terus pulang ke Surabaya? Tidak. Ternyata Pak Hartono Widjaya mengajak kami lanjut #blusukanedan ke Tretes dan memborongkan untuk kami berlima jeruk peras di Pasar Prigen. Sebelumnya, di perjalanan mampir dedeganan ijo, samapi klempoken (Jw). Rupanya tak cukup itu, dari Pasar Prigen bergeser ke Istana Duren di Tretes, acara pecah duren montong. Tetapi sayang, saya cukup telan air liur saja lantaran masih ada gangguan pencernakan yang belum total sembuh.
“Daripada saya ditegur dokter lagi mendingan jadi tukang potret mereka yang lagi melahap duren,” pikir saya saat memotret mereka.
Ketika sampai Surabaya tak langsung drop untuk masing-masig pulang dari rumah Pak Hartono Widjaya, tempat titik kumpul. Ternyata sambil sambang salah satu tempat usahannya toko alat musik “Maestro Musik” di Jalan Kupang Jaya, diajak ngandok (Jw) tahu campur, tahu telur, dan tahu tek-tek di Warung Senno Jaya, tepat di samping kanan “Maestro Musik”. Ampun, maunya kami menolak, tetapi dengan Pak Hartono Widjaya, kami tak bisa menolak.
“Terima kasih Pak Ricard dan Pak Hartono Widjawa, semoga tetap sehat dan sukses selalu bersama keluarga besar. Kami tak ada kapoknya jika diajak #blusukanedan, susur kali, dan blakrakan (Jw) di tambak lagi lengkap dengan jalan-jalan klenceran,” (Jw) kata teman-teman saat mau berpamitan pulang.
Tangkapan Mata Lensa
Berjejaring Pertemanan di Usia Tak Lagi Muda Itu Penting
Pesta “Ikan-Ikanan” di Pinggir Tambak Pak Ricard
PSL “Gethekan” di Tambak
Susur Kali dari Tambak di Wilayah Kecamatan Bangil hingga Tlocor Sidoarjo, PP
Lanjut Jalan-Jalan ke Tretes, Pasuruan
Sambang “Maestro Musik” sambil ‘Ngandok’ Tahu Campur, Tahu Telur dan Tahu Tek-Tek