Hingga saat ini pandemi Covid-19 belum ada tanda mereda, dan ini menjadikan banyak orang berpikir lebih jauh untuk bersepeda di luar rumah. Meski ketika bersepeda sudah melengkapi diri dengan protokol lesehatan. Maka agar tetap bisa bersepeda, alternatif lain bisa gunakan sepeda statis di rumah, entah gunakan roller, pengganti roda belakang, atau friction trainer clamp.
Dalam ruangan gym atau pusat kebugaran, juga di dalam sebuah ruangan di rumah sepeda statis biasanya digunakan. Tetapi secara umum, sepeda statis dan sepeda biasa yang dikayuh di luar rumah fungsinya sama. Keduanya sebagai olahraga yang dapat digunakan untuk membantu proses pembakaran kalori.
Di sisi lain memunculkan pertanyaan, samakah efek manfaatnya untuk pembakaran kalori yang dihasilkan ketika seseorang bersepeda di luar rumah atau outdoor dengan seseorang yang besepeda statis di dalam rumah atau indoor?
Bersepeda di luar rumah atau bersepeda statis sebetulnya mempunyai manfaat yang sama untuk kebugaran tubuh. Bersepeda apa pun termasuk jenis olahraga kardio. Olahraga kardio yakni olahraga untuk meningkatkan kerja jantung, paru-paru, dan sistem sirkulasinya. Di samping itu, bersepeda dapat membantu membakar kalori.
Mengutip dari www.halodoc.com, sepeda statis apabila dikayuh dengan kecepatan dan tempo yang tetap dapat menghasilkan proses pembakaran lebih banyak dibanding bersepeda di luar. jika dengan tingkatan sedang selama 30 menit dapat membakar sekitar 260 kalori. Sedangkan jika bersepeda dengan tingkatan tinggi dan relatif waktu yang sama dapat membakar sekitar 391 kalori.
Sedangkan bersepeda di luar rumah, kalori terbakar tergantung kecepatan kayuhan. Dengan kecepatan 14 mph sampai dengan 16 mph dapat membakar 372 kalori. (mph : mil per jam, 1 mph = 1.61 km). Bila dikayuh dengan kecepatan antara 16 mph sampai dengan 19 mph, kalori terbakar sekitar 446 kalori. Perbandingan jumlah tersebut didasarkan alokasi waktu bersepeda selama 30 menit untuk kedua jenis.
Barangkali yang membedakannya, ketika bersepeda statis, rasa bosan bisa menghantaui mengingat gerakan kayuhannya tak berubah, begitu saja. Satis. Untuk mengusir rasa bosan yang mendera saat mengayuh sepeda sambil mendengarkan musik dengan irama yang dapat membantu bangkitkan semangat. Bisa juga sambil menonton televisi, tetapi tetap fokus bersepeda. Faktor keamanan sangat terjamin karena berada dalam ruangan, paling tidak bisa mencegah dari paparan Covid-19.
Sedangkan bersepeda outdoor, bersepeda di alam, bisa bebas mandi cahaya matahari untuk menangkap vitamin D. Apalagi di masa pandemi Covid-19, vitamin D membantu pembentukan imun. Bersifat rekreatif, dapat memilih rute dengan panorama alam yang indah, bisa pacu adrenalin dengan tempuh trek tanjakan, turunan, atau tikungan ekstrim. High risk, karena bersepeda berdampingan kendaraan bermotor dari berbagai jenis.
*
Mengingat saat ini masih di tengah masa pandemi Covid-19, bersepeda di luar rumah sangat direkomedasikan untuk bersepeda ‘solo ride’. Namun, jika harus bersepeda bareng dengan teman-teman, disarankan maksimal 4 sampai dengan 5 pesepeda saja. Itu pun mesti memperhatikan physical distancing, di samping patuhi protokol kesehatan yang lain.
Harapan kita, semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir sehingga kehidupan ini akan berjalan normal kembali. Kita bisa rame-rame bersepeda bareng seperti ketika Covid-19 belum melanda dunia. Bisa sarapan pagi di pinggir jalan sambil istirahat, minum air kelapa muda, dan tak ketinggalan pula sesi selfie maupun wefie yang super heboh.
Apa pun pilihan bersepeda untuk berolahraga itu berpulang pada keperluan Anda. Bisa salah satu jenis untuk bersepeda indoor atau bersepeda outdoor. Namun tak salah juga, bila kedua sarana bersepeda tersebut Anda miliki, sehingga akan leluasa memilih kapan di antara kedua sarana bersepeda tersebut akan Anda kendarai.
#featured image : Dok. Mansyur Hasan
