Selama pandemi Covid-19 bersepeda pada malam hari menjadi tren baru hampir di seluruh kota di Indonesia, tak terkecuali Kota Surabaya. Muda-mudi, orang dewasa, keluarga, bahkan kelompok anak-anak pun turut membaur di jalanan di bawah sorot pernak-pernik lampu kota.
Memang ada sensasi berbeda tatkala bersepeda pada malam hari dibandingkan dengan saat pagi. Bersepeda malam hari dengan temaran lampu kota yang berwarna-warni dan hembusan angin sejuk menerpa sepoi-sepoi dapat menjadi pilihan untuk sekedar bersantai sambil berolahraga.
Sensasi itu akan lebih terasakan ketika bersepeda melewati sudut-sudut kota dengan temaran cahaya lampu-lampu penerangan jalan. Membaur pula dengan hiruk pikuk keramaian malam sambil dibumbui canda tawa dengan kawan-kawan, keluarga atau komunitas.
Jika selama ini bersepeda dilakukan pada saat pagi hari terasa membosankan, mungkin malam hari akan berbeda. Selain tidak terpapar terik matahari, malam hari jalanan kota tak semacet jika pagi atau siang hari. Malam hari, waktu bersepeda akan terasa nyaman, dan lebih rileks.
Mengapa Menjadi Tren Baru?
Hampir semua orang bisa bersepeda karena cukup gampang atau mudah dilakukan pula. Di samping tidak memerlukan tempat khusus, bersepeda dapat dilakukan di semua ruas jalan kecuali jalan tol tentunya. Berbeda dengan olahraga jenis lain yang butuh tempat khusus seperti bulu tangkis, sepak bola, tennis, renang, gym, dan lain-lain.
Zainal, salah satu pegiat komunitas Subcyclist, menuturkan bahwa bersepeda malam menjadi tren baru di Kota Surabaya selama pandemi Covid-19. Bersepeda banyak dilakukan warga karena selain mudah juga dapat menghilangkan kejenuhan atau stres akibat pembatasan aktivitas selama ini.
“Tren bersepeda malam hari juga karena faktor ikut-ikutan lantaran bersepeda sedang booming. Ada orang melihat sekelompok pesepeda tampaknya asyik, lantas terinspirasi untuk mencoba bersepeda pula,” tambahnya saat ditemui di Jalan Tunjungan, Jumat malam (19/6/2020).
Semula kebanyakan orang, lanjutnya, belum berminat, melihat sekelompok orang bersepeda malam hari kelihatan seru, akhirnya ikut-ikutan. Harapannya, bersepeda tidak hanya sekedar ikut gebyar sesaat lalu hilang, namun akan menjadi kebiasaan baru. Tentu faktor keamanan harus menjadi prioritas.
Sementara itu, Bagus Yusuf W., karyawan ekspedisi yang cara kirim harus bersepeda, menambahkan bahwa sat ini bahkan sampai kapan terkait pandemi Covid-19 ini kita masih dibatasi dengan protokol kesehatan sehingga menjadikan ruang gerak setiap orang harus menyesuaikan pola hidup baru, salah satunya physical distancing.
“Yang biasa ngampus ketemu teman, kampus ggak open operasional. Yang hobi naik gunung, lokasi masih ditutup. Yang biasa ngopi bareng, waktu dibatasi. Yang mau nge-mal, banyak prosedur. Yang mau wisata, destinasi belum buka. Yang anak sekolah juga belum bisa bertemu teman sekolahnya. Ya, satu-satunya untuk mengurangi kejenuhan mereka turun di jalanan. Bersepeda bareng bertemu teman atau komunitas,” pungkasnya.
Tips Bersepeda pada Malam Hari
Bersepeda pada malam hari membutuhkan kewaspadaan yang cukup tinggi. Saat malam hari pesepeda harus melatih reaksi mata dan refleks untuk mengantisipasi sesuatu yang mungkin bakal terjadi. Hal itu akibat keterbatasan jarak pandangan mata dan silau sorot lampu dari arah berlawanan.
Meski menawarkan sejumlah sensasi, keseruan, dan keasyikan tersendiri, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar bersepeda malam hari tetap aman. Berikut ini yang perlu dipersiapkan saat bersepeda pada malam hari , antara lain :
Lampu Depan
Fungsi lampu depan sangat penting kala bersepeda malam hari. Selain berfungsi untuk menerangi jalan di depan, juga sebagai penanda bagi pengendara dari arah depan. Upayakan lampu depan cukup terang dan dapat menembus kabut atau asap.
Reflektor
Kegunaan reflektor di samping untuk memantulkan cahaya dari depan maupun belakang, juga berfungsi sebagai lampu tambahan. Reflektor bermanfaat untuk penanda keberadaan sepeda dari arah depan. Biasanya berwarna putih untuk depan dan berwarna merah atau kuning untuk bagian belakang sepeda.
Klakson atau Bel
Klakson atau bel penting juga untuk melengkapi aksesories sepeda. Mengapa penting? Salah satu jawaban, klakson dapat digunakan sebagai tanda apabila pesepeda hendak meminta jalan kepada para pengguna jalan yang lain.
Lampu Belakang
Keberadaan lampu belakang saat bersepeda pada malam hari juga sangat penting seperti halnya reflektor. Lampu ini bermanfaat untuk menginformasikan keberadaan pesepeda bagi kendaraan yang berada di belakangnya.
Helm
Meski hanya bersepeda, properti helm juga tak kalah penting keberadaanya demi keselamatan diri pesepeda. Helm merupakan pelindung kepala yang wajib dikenakan setiap saat bersepeda, baik pada siang maupun malam hari. Helm juga berfungsi melindungi terpaan angin langsung di bagian kepala.
Kostum
Bersepeda pada malam hari sebaiknya kenakan kostum atau pakaian yng mudah menyerap keringat namun tidak terlalu tipis agar tetap terlindung dari terpaan angin malam. Upayakan kostum berwarna cerah dan mencolok, hal ini dapat berfungsi sebagai penanda keberadaan pesepeda juga. Boleh juga ditempeli reflector bagian depan dan belakang.
Air Minum dan Camilan
Persediaan air minum harus cukup untuk memenuhi kebutuhan selama bersepeda. Mungkin perlu juga camilan atau makanan ringan untuk menambah asupan dan energi saat sedang beristirahat di jalan. Untuk menghindari dehidrasi, usahakan untuk meminum air walaupun belum merasa haus sekali.
Tetap Fokus
Konsentrasi atau fokus ketika mengayuh sepeda sangat diperlukan. Cermati kondisi jalan, apakah mulus, berlubang, atau berbatu-batu kadang kurang diperhatikan sehingga harus mengerem mendadak atau menghindar sehingga berisiko dilanggar kendaraan bermotor.
Untuk menjaga fokus ketika bersepeda bersama, sebaiknya saat bersepeda hindari sambil mengobrol atau canda tawa dengan pesepeda lain. Hal ini bisa berakibat mengganggu konsentrasi sekaligus ancaman bagi keselamatan pesepeda. Jika ingin mengobrol atau canda tawa cari tempat yang nyaman untuk beristirahat.
Taat Tanda Traffic Light
Meski bersepeda tidak ada sanksi terhadap pelanggaran lalu lintas, khususnya di traffic light, demi keselamatan diri maupun orang lain menaati rambu-rambu tersebut itu penting. Masih banyak dijumpai pesepeda yang menerobos saat signal lampu berwarna merah. Kecerobohan ini tidak hanya berbahaya untuk dirinya tetapi bagi orang lain.
Toolkit Sepeda
Perlengkapan toolkit seperti beberapa kunci pokok dan pompa hendaknya dibawa juga untuk berjaga-jaga apabila terjadi masalah dengan sepeda. Toolkit berguna nantinya untuk memperbaiki kerusakan yang tidak diduga pada malam hari.
Identitas Diri
Kartu Tanda Pengenal (KTP) atau kartu identitas lainnya yang sah sebagai identitas diri wajib dibawa pula karena beraktivitas pada malam hari. Barangkali ada razia dari aparat, insiden tertentu, atau risiko lainnya pesepeda dapat menunjukkan KTP tersebut.
Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 rawan menular melalui kerumunan orang. Lantaran tidak tahu siapa yang membawa virus corona, maka semua orang tidak bisa mengabaikannya. Ada kemungkinan kita sendiri, atau orang lain itu sebagai orang yang menularkan.
Sebab itu, bersepeda selama masa pandemi Covid-19 tentu berbeda dengan bersepeda ketika sebelum pandemi virus corona terjadi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga agar tidak terpapar virus, di antaranya yakni patuhi protokol kesehatan yang telah ditentukan oleh pemerintah, melalui Departemen Kesehatan.
*
Nah terakhir, waspada dan hati-hati saat bersepeda itu jadikan priortas, lebih-lebih saat malam hari. Di jalan, pesepeda harus berbagi ruang dengan pengendara kendaraan bermotor yang kadangkala masih belum memberikan ruang yang nyaman bagi pesepeda.
Di beberapa kota besar, seperti Surabaya, lajur khusus bersepeda telah disediakan di kiri badan jalan. Anehnya, tidak sedikit pengendara sepeda motor yang mengintervensi lajur itu. Mereka tidak berbagi dan bahkan merampas hak bagi pesepeda atas penggunaan lajur tersebut.
Terlalu memang….