Sebenarnya banyak cara untuk kita bersyukur atas apa yang sudah Tuhan beri pada kita dalam menjalani hidup ini. Bersyukur dengan hati, yakni dengan hati menyadari segala fenomina yang ada adalah bagian dari anugerah Allah SWT. Ungkapan rasa syukur bisa melalui dengan lisan pula, kalimat yang biasanya diungkapkan adalah dengan ucapan “alhamdulillah”.
Bersyukur dengan hati dan lisan belumlah cukup, akan lebih lengkap bila dibarengi bersyukur dengan perbuatan. Syukur diimplementasikan dengan perbuatan berarti mampu menggunakan segala bentuk gerak tubuh, mulai dari mata, tangan, kaki dan bagian organ tubuh lainnya selain untuk beribadah, juga untuk melakukan hal-hal baik dan bermanfaat bagi diri sendiri atau bagi orang lain.
Terkait bersyukur dengan perbuatan, dengan bersepeda pagi itu merupakan salah satu caraku bersyukur. Banyak artikel yang aku baca, manfaat bersepeda sangat baik untuk kesehatan tubuh. Jika aku bersepeda di pagi hari setelah subuh, sebelum banyak kendaraan berlalu-lalang di jalan, tentu aku akan mendapatkan secara gratis oksigen yang masih cukup bersih untuk kesehatan paru-paru.



Di samping itu, aku juga bisa menikmati indahnya kemerahan langit di ujung timur, gumpalan mendung atau awan sedang berarak-arakan, juga sapaan matahari pagi. Lebih-lebih ketika melihat beberapa orang yang belum beruntung hidupnya yang masih tidur di emperan toko, atau pemulung dengan karung plastiknya, hal itu mampu membuatku lebih mensyukur atas apa yang Tuhan beri.
Saat bersepeda aku menyadari, setidaknya telah turut mengurangi polusi yang disumbangkan setiap hari pada lingkungan. Dengan mengayuh pedal membuat aku tahu tentang lelahnya kaki. Bersepeda membuat pula semua tubuhku bergerak harmonis. Mataku pun bebas menikmati detainya pemandangan di kiri kanan, itu yang tak bisa kunikmati saat bermotor, baik beroda dua atau empat.
Seperti pagi tadi, Selasa (21/12/2021) pukul 04.45 WIB aku keluar rumah, bersepeda pagi tujuan salah satu rute favoritku, rute arah TPI Cemandi, Sedati – Sidoarjo. Hawa pagi sejuk lantaran rintik-rintik hujan semalaman. Cuaca pagi mendung menggelayut di selatan, arah yang kutuju. Melintas Medokan Ayu, Wiguna, dan Desa Tambak Oso mendung pagi semakin gelap. Akhirnya cukup menikmati dan mengabadikan dengan memotret panorama di pertambakan kolam pancing. Subhanallah, indahnya pagi….



*
Bersepeda bukan sebagai gaya hidup melainkan jadikan salah satu kebutuhan hidup. Penggunaan sepeda bisa sebagai alat transportasi, bukan sekadar hobi atau memenuhi gaya hidup. Namun, bersepeda juga bisa bermanfaat untuk mendukung mobilitas sehari-hari. Kini, saatnya mulai membiasakan diri untuk menjadikan sepeda sebagai alat transportasi alternatif, terutama untuk jarak-jarak yang masih terjangkau.


Sehat dimulai dari saya
Bu Sulistyorini,
Benar sekali. Diri kita sendiri yang bisa menolong kita, baru setelah itu orang-orang sekitar kita.
Semoga tetap sehat selalu.
Matur nuwun.
Bersepeda merupakan olahraga sambil rekreasi mensyukuri karunia Allah.
Pak Hendro,
Inggih, leres saestu. Bersepeda juga sebagai sarana dzikir kepada Allah.
Sehat-sehat selalu nggih, Pak.
Matur suwun.
I like yours pict Pak…keren2
Bu Maylina,
Matur suwun atas apresiasi Panjenengan.
Semoga tetap sehat-sehat selalu.
Matur suwun.
Setiap bangun tidur kita wajib bersyukur karena bisa menghirup udara segar. Dilanjutkan bersepeda atau jalan kaki, atau olah rada ringan sebagai ucapan terimakasih atas tubuh ini. Menzana coperazano
Mas Santoso A.,
Inggih, sempurnanya begitu. Setuju banget.
Semoga tetap sehat-sehat selalu.
Matur suwun.