Meski saat ini masih di tengah musim hujan, tidak perlu kesal bila Anda sedang bersepeda menemui sebagian jalanan yang ada genangan air. Mengakibatkan tidak saja cipratan atau semptotan air dari roda belakang mengenai sebagian part sepeda, namun juga mengenai bagian punggung Anda. Kecuali Anda melengkapi sepeda kesayangan dengan mud guard, fender, atau spatbor.
Bagi Anda yang baru menggemari fotografi, sebenarnya sambil bersepeda dapat meng-explore genangan air di jalan, baik yang jernih atau keruh untuk membuat foto yang menarik. Bisa saja sepeda Anda menjadi sang model, atau teman pesepeda modelnya. Yang pasti, genangan air tersebut akan menampilkan refleksi dari realita objek di atasnya. Syaratnya, jalan sepi dari lalu lalang pengguna lalu lintas yang lain.
Lain halnya bagi seorang fotografer, tentang foto refleksi tentu sudah sangat memahami apa yang dimaksud, dan bagaimana teknik memotretnya. Pantulan cahaya melalui air, kaca, atau cermin adalah media yang dapat dimanfaatkan untuk membuat foto refleksi. Di samping itu, foto refleksi menghasilkan objek foto akan tampak memiliki tiga dimensi.
Secara umum, teknik fotografi jenis ini merupakan salah satu teknik fotografi yang menarik karena teknik foto yang memanfaatkan pantulan atau bayangan dari objek yang dipotret sebagai Point of Interest (PoI). Point of Interest yakni suatu fokus atau titik utama dalam sebuah foto yang menjadikan titik tersebut sebagai inti dari pesan yang disampaikan oleh karya foto tersebut.
Yang Perlu Diperhatikan Foto Refleksi
Saat ini bisa dikatakan bahwa semua orang bisa memotret. Dengan hadirnya smartphone dilengkapi piranti kamera yang hasil bidikannya hampir dan bahkan setara dengan bidikan kamera SLR, bukan orang dewasa saja, anak-anak pun kini sudah bisa memotret. Namun, sejauh apa hasil potretnya, ini yang masih perlu menjadi catatan.
Nah, bagaimana agar bisa mendapatkan foto refleksi yang baik, secara umum Alisson mencoba merangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Pertama, yang perlu diperhitungkan yakni mengatur Depth of Field (DOP), fokus kamera dan sudut datangnya cahaya. DOF yaitu rentang jarak objek foto untuk variasi ketajaman foto yang dihasilkan, ada juga mengatakannya sebagai kedalaman ruang.
Jika Anda gunakan kamera SLR, angka f (diafragma) yang tinggi sekitar f/11 atau lebih untuk membuat mata lebih dekat dengan refleksinya. Sedangkan, jarak antara objek dengan pantulan menjadi dasar fokus. Namun, jika gunakan kamera smartphone dengan mode auto pun hasilnya cukup bagus juga.
Kedua, tetapkan garis pemisah antara objek foto dengan refleksi atau bayangannya dari objek tersebut. Memotret refleksi dengan media air, tetapkan garis pemisah agar membuat foto menjadi lebih dramatis. Jika menggunakan media genangan air, maka objek foto yang terefleksi hasilnya dapat bervariasi, bisa objek seakan terpotong, atau terlihat kabur karena pergerakan air.
Ketiga, Anda bisa explore foto refleksi dengan berbagai media. Memotret foto refleksi tidak hanya terpaku dengan media air, namun bisa juga dengan kaca cermin, kaca di sebuah gedung, kaca spion mobil atau motor, atau kaca jendela rumah pun dapat Anda gunakan sebagai media untuk memotret foto refleksi.
*
Menyandingkan bersepeda dengan kegiatan fotografi memang mengasyikkan, meski jalanan basah atau ada genangan air pun dapat Anda gunakan sebagai objek foto yang menarik. Memang, di satu sisi genangan air mengganggu pengguna lalu lintas, termasuk bagi pesepeda, tetapi kita mencoba mengambil sisi positifnya. Genangan air di jalanan justru jadikan objek foto refleksi yang dramatis.
Kini kondisi masih di tengah pandemi Covid-19, bersepeda merupakan salah satu alternatif olahraga yang sangat diminati sebagian masyarakat. Mematuhi protokol kesehatan tetap menjadi prioritas utama. Tidak hanya 3M, tetapi menjadi 5M. Yakni, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, membatasi mobilisasi dan interaksi, serta menjauhi kerumunan.