“Bung Tomo Dituduh sebagai Pemimpin Pembantaian di Simpang dalam Sejarah Belanda” Sebuah Renungan dalam Memperingati Hari Pahlawan Nasional 2023

  • EDUKASI
“Bung Tomo Dituduh sebagai Pemimpin Pembantaian di Simpang dalam Sejarah Belanda”
Share this :

Hari ini, Jumat (10/11/2023) adalah peringatan Hari Pahlawan Nasional. 78 tahun silam, Surabaya diserang secara brutal dengan pemboman dari tiga matra, yakni udara, darat dan laut, oleh pasukan Sekutu. Meski para pejuang melawan dengan segenap kekuatan yang ada, tentu kita tahu bagaimana hasilnya jika negara yang baru lahir harus berhadapan dengan pasukan pemenang Perang Dunia II.

Sebagaimanan yang diceritakan Ady Setyawan kepada @suarasurabayamedia, Selasa (7/11/2023), dalam sejarah Belanda, Bung Tomo dituduh sebagai pemimpin dari pembantaian yang berada di Simpang. Namun, nyatanya Bung Tomo dalam peristiwa tersebut merupakan korban penculikan dan penculiknya juga mengakui hal tersebut.

Simpang Balai Pemuda atau gedung Simpangsche Societeit merupakan tempat yang dikenal sebagai tempat pembantaian. Peristiwa tersebut terjadi di tahun 1945, setelah peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato, Surabaya. Atau, sekarang dikenal dengan Hotel Majapahit.

Peristiwa penculikan Sutomo atau yang dikenal dengan Bung Tomo tersebut dilakukan oleh Ketua Pemuda Republik Indonesia (PRI), Soemarsono, dalam memoarnya dia pun mengakui bahwa dialah yang telah melakukan penculikan terhadap Bung Tomo.

“Kalau bicara Simpang, Bung Tomo sendiri di memoarnya itu menuliskan bahwa dia adalah korban, dia juga diculik di Simpang itu,” ujar Ady Setyawan, pendiri komunitas sejarah Roode Brug Soerabaia, saat mengudara dengan Suara Surabaya, Selasa (7/11/2023).

Sutomo, lanjutnya, digambarkan sebagai orang yang jahat oleh Belanda karena saat itu, tahun 1945, dia mempunyai media radio. Dia orang yang paling jos yang menggunakan media. Akhirnya, itu yang disematkan kepada Sutomo. Sebaliknya, di negeri ini dia adalah pahlawan.

Temuan sejarah mengenai Bung Tomo dan Simpang Balai Pemuda disampaikan dalam kegiatan debat sejarah dengan Belanda mengenai cerita, fakta, dan arsip-arsip dari kedua negara. Debat tersebut telah diadakan di Amsterdam, Belanda pada tanggal 9 November 2023 di gedung deBalie.

Acara debat secara live ditayangkan melalui website debalie.nl pukul 02.00 waktu Indonesia, mungkin para pemirsa di tanah air sudah banyak yang tidur pulas. Yang perlu dicatat bahwa pada hari itu, Ady merilis buku yang dia tulis bersama Marjolein van Pagee mengenai kesaksian-kesaksian orang Surabaya yang terlibat dalam perang dari berbagai sisi pekerjaan.

“Buku ini kami susun berdasarkan kumpulan catatan kesaksian para pelaku pertempuran Surabaya. Mulai tukang becak, kuli, guru, pengusaha hingga pejabat sipil maupun militer.
Cerita yang dituliskan dari sudut pandang orang pertama ini akan membuat kita melihat bagaimana Perang Surabaya lebih detil lagi,” seperti yang diunggah di @adysetyawan1403.

Bagi pemerhati sejarah, khususnya sejarah Pertempuran Surabaya 1945, tentu akan mendapatkan gambaran secara detail dalam buku tersebut tentang pertahanan di kampung-kampung, sebagian dari nama-nama mereka yang gugur, kepolosan, ketulusan, dan segala sisi humanis dalam perang yang dirasakan, pungkas pria pehobi lari dan ‘mancal’ sepeda.

Featured Image by : Ady Setyawan & Marjolein van Pagee

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *