Dulu, kalau disuruh menggambar, yang sering kental saya gambar biasanya ada gunung, matahari di antara dua gunung, sawah, gubuk, jalan, dan tiang-tiang listrik. Ya, semacam prototype sebuah pedesaan. Baru sedikit ‘ngeh’ ketika mengikuti workshop menggambar teknik scribble oleh C4KM4D, baca Cak Mad, (Rachmad Priyandoko), di Kopi Kompleks Jalan Slamet 16A Surabaya, Sabtu (24/12/2022) petang.
Awalnya saya bengong saja diminta untuk membuat suatu pola, dasar tak mempunyai basic pengetahuan menggambar. Baru semua peserta diminta untuk membuat sebuah bulatan, di dalamnya ada dua garis melengkung membagi jadi tiga bidang, lantas diminta untuk mencoret-coret sesukanya. Dari bidang pertama dicoret-coret renggang, berikutnya agak rapat, dan terakhir coretan rapat sekali.


“Oh, setelah selesai ternyata saya baru ‘ngeh’ bahwa dilihat dari jarak agak jauh itu sebuah bola dari pencahayaan terang, setengah gelap, lantas gelap sekali sebagai bayangan bola itu.”
Workshop tentang pengenalan menggambar dengan teknik scrabble itu diadakan dalam rangkaian acara even Toys Topia. Yakni, suatu even digelar bertajuk “Exhibition, Performance, Auction, Talkshow & Workshop”, bertujuan untuk membuka wawasan masyarakat tentang keberadaan sebuah mainan. Mainan tak sekadar dipandang dari wujud saja, namun dari nilai seni dan peluang bisnisnya.


Cak Mad, seniman Scribble Art dan Mural, menuturkan bahwa Scribble Art adalah teknik menggambar dengan membuat coret-coretan dalam bentuk arsir ke segala arah, dibuat untuk memberi kesan artistik. Sekilas coret-coretan tak beraturan itu bak benang kusut, bahkan mirip goresan ‘ceker ayam’. Namun, jika diamati maka akan terlihat jelas objek yang digambar.
Lebih lanjut Cak Mad menambahkan, scribble Art itu teknik arsir. Teknik arsir itu sendiri ada bermacam-macam, termasuk scribble. Biasanya teknik arsir yang dikenal itu ada hatch, cross hatch, dan pointillism. Teknik hatch disebut sebagai arsiran searah, berupa garis-garis, sama lurus-lurus. Saat menggunakan teknik ini yang perlu diperhatikan jarak antargaris untuk memberi efek artistik.


Teknik arsir cross hatch, jelas Cak Mad, merupakan teknik arsir dengan cara membuat garis silang. Teknik ini mirip dengan teknik arsir searah, namun pada teknik ini kemudian dibutuhkan sebuah tambahan sapuan dengan arah yang berlawanan sehingga arsir kemudian akan berbentuk silang seperti jaring-jaring. Sedangkan pointillism yakni arsiran dengan pola titik-titik (.) untuk menentukan gelap terang suatu objek.
“Scribble ini coretan ke segala arah, bisa lurus-lurus, bisa melengkung-melengkung, bisa segala macam gitu, pokoknya bisa ke segala arah. Scribble itu sendiri biasanya untuk arsiran, arsiran gelap terang, tujuannya agar gambarnya itu bisa bervolume,” lanjutnya.


Kalau gambar saja tanpa arsiran itu biasanya flat. Ini tujuannya arsir itu, apa pun ya bisa arsir hatch, arsir scribble, arsir cross hatch, atau arsir pointilism, bebas. Tapi yang paling penting tujuannya adalah gambarnya nanti itu bisa bervolume. Seperti teknik gambar yang lain, scribble bisa diaplikasikan untuk diprint di kaos, kalender, atau dipigora jadi pajangan, tambah pria pesepeda.
“Sepeti kaos saya ini. Ini juga scribble, bentuknya coret-coret. Yang menarik scribble itu kalau dari dekat tampak coret-coret semrawut, jika didekati gak jelas. Namun, baru bisa dinikmati kalau lihatnya dari kejauhan, itu keunggulan teknik scribble. Jadi, itu yang membuat daya tarik, dari dekat terkesan semrawut, gak jelas, sebaliknya dari kejauhan baru tampak itu gambar apa,” pungkasnya.



karya2 cak mad memang super keren… salah satu cover buku saya dibuatkan oleh beliau
Mas Ady Setyawan,
Inggih, super keren cover buku “Tragedi Batavia 1629”, ilustrasi gambarnya seakan memberikan gambaran isi buku.
Matur nuwun, Mas.
Sehat dan suksesselalu beserta keluarga besat Panjenengan.
Menambah pengetahuan saya, tentang bermacam teknik arsir. Dulu hanya kenal arsir yang garis lurus.
Terima kasih