‘Cabin Fever’, Akibat Terlalu Lama di Rumah. Ini Tips Mengatasinya!

‘Cabin Fever’, Akibat Terlalu Lama di Rumah. Ini Tips Mengatasinya!
Share this :

Dalam rangka memutus laju penyebaran Covid-19 pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kemudian berlanjut Pemberlakuan Pembatasan Kegaitan Masyarakat (PPKM) di beberapa wilayah. Kebijakan tersebut membatasi setiap warga berkegiatan di luar rumah kecuali keadaan darurat, sehingga menjadikan warga banyak tinggal di rumah. Istilah terkini, jadi kaum ‘rebahan’.

Akibat lama tidak pergi meninggalkan rumah, berdiam di rumah untuk isolasi diri dalam jangka waktu yang cukup lama menimbulkan problem bagi sebagian warga. Meski dilakukan demi terhindar dari bahaya yang mengancam kesehatan, namun membuat sebagian orang dilanda gelisah, sedih, atau merasa tertekan. Kondisi tersebut dinamai dengan istilah cabin fever.

Dilansir dari www.alodokter.com, cabin fever merupakan istilah untuk menggambarkan bermacam-macam perasaan negatif lantaran terlalu lama terisolasi di rumah atau tempat tertentu. Selama kebijakan stay at home yang ditetapkan pemerintah dan WHO untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, kondisi cabin fever akan rentan terjadi pada sebagian orang.

Mengapa Bisa Terjadi Cabin Fever?

Akibat seseorang kurang aktif melakukan berbagai variasi kegiatan ketika harus menjalani isolasi di rumah akhirnya muncul rasa bosan, gelisah, atau perasaan tidak enak. Dampak lanjutannya, orang tersebut akan rentan mengalami cabin fever ketika dirinya tidak melakukan apa pun di rumah. Sebenarnya, banyak hal yang bisa dilakukan untuk menciptakan suasana positif.

Awalnya, mungkin seseorang beranggapan bahwa bekerja di rumah atau work from home/WFH, dan tinggal di rumah atau stay at home saat pandemi Covid-19 layaknya sedang menikmati liburan di rumah. Kebanyakan orang lantas merespons dengan sikap santai-santai. Jika kondisi itu dilakukan dalam kurun waktu lama, maka akan timbul rasa bosan. Akibatnya, mengalami cabin fever.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Relatif tidak sama gejala cabin fever bagi setiap orang. Tidak hanya sesaat perasaan negatif yang muncul, namun umumnya cukup lama. Kondisi itu dapat berpengaruh pada kehidupan orang yang mengalaminya, termasuk dalam bekerja, berinteraksi dengan orang lain, dan kebiasaan sehari-hari. Meski Cabin fever tidak termasuk gangguan psikologis, bukan berarti kondisi ini mesti diabaikan.

Umumnya, orang yang mengalami cabin fever dihinggapi kebosanan, mudah marah atau cepat tersinggung, gampang putus asa, dan berbagai emosi lain yang tidak mengenakkan. Mengeluh sulit untuk fokus terhadap hal yang dikerjakan, tidak bisa diam, mondar mandir, dan gelisah biasanya perilaku orang yang mengalami cabin fever.

Sementara gejala cabin fever menurut Wellmind lebih rinci, yakni muncul gelisah, motivasi menurun, gampang tersinggung, mudah putus asa, sulit berkonsentrasi, tidur tidak teratur, dan kadang sulit bangun. Selain itu, gejala lain seperti lemah lesu, sulit percaya pada orang, tidak sabar, sedih, dan depresi untuk waktu yang cukup lama.

Tips Mengatasi Cabin Fever

Bepergian ke luar rumah ke tempat-tempat tertentu sebenarnya cara yang tepat untuk mencegah cabin fever. Namun, cara ini bukan pilihan yang tepat lantaran saat ini masih di tengah pandemi COVID-19. Agar tidak mengalami cabin fever, berikut ini alternatif yang bisa Anda lakukan :

Nikmati Suasana di Sekitar Rumah

Sekedar duduk-duduk di teras sambil menghirup udara segar, bersantai, atau berjemur sinar matahari pagi di luar rumah merupakan salah satu cara mengatasi rasa bosan atau rasa jenuh. Lantaran masih pandemi, prokes tetap diperhatikan, yakni tetap menerapkan physical distancing jika bertemu orang, kenakan masker, dan cuci tangan ketika akan masuk ke dalam rumah.

Aktivitas Terjadwal

Meski sedang work from home, belajar, maupun sedang isolasi mandiri (isoman), semua aktivitas sehari-hari hendaknya tidak dilakukan semaunya sendiri. Alangkah baik jika dibuat jadwal untuk bekerja, belajar, atau melakukan aktivitas lainnya agar rutinitas sehari-hari teratur dan tetap produktif.

Di luar aktivitas utama, Anda bisa melakukan kegiatan lain yang suka-suka sifatnya, misalnya membaca, menulis artikel, bermain dengan hewan peliharaan, praktik suatu resep masakan, berkebun di halaman, main musik dan menyanyi, atau kegiatan lain-lain yang disuka. Tepatnya, selalu sibukkan diri.

Konsumsi Makanan Bergizi

Lebih banyak waktu di rumah, ‘ngemil’ menjadi kebiasaan baru. Agar tidak berujung kelebihan berat badan atau bahkan obesitas kebiasaan tersebut perlu dihindari. Upayakan tetap menerapkan pola makan yang sehat sehingga tubuh mendapatkan nutrisi yang cukup. Dengan begitu, kesehatan Anda akan terjaga dan sistem imun tubuh juga akan lebih kuat untuk melawan virus corona.

Lakukan Olahraga

Untuk menjaga agar tubuh tetap bugar dan pikiran tetap nyaman, berolahraga hal yang penting dilakukan meski hanya di dalam rumah. Misalnya, treadmill, sepeda statis, yoga, zumba, atau jenis olahraga lain sebagai alternatif pilihan. Minimal 30 menit setiap kali olahraga, bisa 3-5 kali dalam seminggu. Jika kesulitan, silakan googling saja, banyak tutorial olahraga.

Jalin Komunikasi dan Berbagi Cerita

Bertelepon atau video call dengan orang terkasih, keluarga, sahabat, atau para relasi salah satu cara mengusir kebosanan. Berbagi cerita tentang apa yang sedang dirasakan kepada orang kepercayaan bisa menjadi cara untuk mendapatkan solusi dari masalah yang sedang dihadapi. Agar tidak merasa sendirian dan terhindar dari cabin fever, maka tetap komunikasi di tengah pandemi itu penting.

*

Bilamana kebetulan Anda mengalami kondisi ini, kuncinya adalah menjaga emosi agar lebih tenang dan menyikapi keadaan yang sedang terjadi dengan senang hati. Dibalik semua yang terjadi pasti ada hikmah yang dapat dipetik. Sebagaimana hukum alam, ketika sesuatu sudah capai klimak, pasti akan melandai dan kembali ke posisi normal, demikian juga pandemi Cocid-19. Badai semoga cepat berlalu.

You may also like

2 thoughts on “‘Cabin Fever’, Akibat Terlalu Lama di Rumah. Ini Tips Mengatasinya!”

  1. Agar tidak mengalami cabin fever, harus berusaha menyikapi keadaan dengan hati yang gembira.
    Ayo tetap menulis mr. Ali M

Leave a Reply to Santoso Abetnego Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *