Cerita Usai Olahraga : Buru Nasi Madura Didapat Nasi Kebuli

Cerita Usai Olahraga : Buru Nasi Madura Didapat Nasi Kebuli
Share this :

Olahraga adalah bagian dari rutinitas saya setiap pagi dengan komunitas OSIGAWA MERR, utamanya jalan kaki, kadang juga bersepeda. Olahraga atau aktivitas fisik sangat penting di masa pandemi Covid-19, terutama aktivitas dengan intensitas dan durasi sedang. Hal ini dapat mendukung respon imun dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit.

Pagi ini, Selasa (30/3) kebetulan langit di atas Kota Surabaya diselimuti awan, cuaca tidak begitu cerah, bahkan di beberapa kawasan turun rintik-rintik, hujan tipis-tipis. Jalan kaki baru dua kali putaran, atau sepanjang dua kali 900 meter, sudah berhenti. Biasa, jika bertemu usai olahraga, salah satu topik utama obrolannya adalah menu sarapan. Tak lebih tentang ‘apa dan ke mana kita makan?’

Cerita Usai Olahraga : Buru Nasi Madura Didapat Nasi Kebuli
Aneka menu, di antaranya krengsengan, nasi madura dan nasi kebuli siap disantap

Kami berenam sepakat meluncur ke Nasi Madura Bu Hanima, Jalan Pegirian 118-122 Surabaya, berjarak 13 kilometer dari titik kumpul. Dari Surabaya ujung timur ke Surabaya belahan utara. Apa hendak dikata, manusia punya rencana namun keputusan final ada pada-NYA. Warung yang letaknya di emperan toko itu tutup, ada keluarganya meninggal, dan penjual pulang ke Madura.

Sudah kepalang basah, perjalanan saat pagi lumayan melambat berbarengan orang-orang berangkat kerja membuat perut pun semakin ‘keroncongan’. Lapar. Akhirnya kami putuskan meluncur ke kawasan Ampel. Toh, di kawasan ini berbagai menu etnik dapat kita temukan. Lantaran Ampel tak hanya dihuni etnik Arab, namun berbagai etnik seperti Jawa, Madura, China, dan etnik lainnya.

Cerita Usai Olahraga : Buru Nasi Madura Didapat Nasi Kebuli
Sebagian dari komunitas jalan kaki OSIGAWA MERR yang ‘demen’ buru kulineran

Nasi Kebuli Jadi Pilihan

Meski banyak pilihan menu di Ampel, seperti bubur maryan, nasi madura, nasi tongkol, krengsengan, nasi krawu, nasi campur, nasi rames, gulai kambing, dan lain-lain. Tetapi nasi kebuli jadi pilihan andalan, selain beberapa teman ada yang memilih nasi krengsengan dan nasi madura. Depot Tujuh, Jalan KH. Mansyur 102 Surabaya jadi pilihan tempat ‘ngandhok’ atau makan di tempat.

Nasi kebuli terbawa pengaruh budaya Arab Timur Tengah, tepatnya tradisi Arab Yaman. Nasi ini mirip dengan nasi Biryani. Nasi kebuli biasanya disajikan saat perayaan keagamaan Islam, seperti saat Idul Fitri, Idul Qurban, atau Maulid Nabi Muhammad SAW. Nasi kebuli populer di kawasan kota yang banyak terdapat warga etnik Arab, seperti Surabaya dan Gresik

Cerita Usai Olahraga : Buru Nasi Madura Didapat Nasi Kebuli
Menu nasi kebuli

Nasi kebuli adalah hidangan nasi berbumbu dengan bercita rasa gurih. Nasi dimasak dengan kaldu kambing, santan atau kadang susu kambing, minyak samin, dan berbagai racikan bumbu. Di antaranya bawang putih, bawang merah, lada hitam, cengkih, ketumbar, jintan, kapulaga, kayu manis, dan pala.

Nasi kebuli disajikan dengan olahan daging kambing. Daging kambing diiris kecil-kecil dan dicampurkan ke dalam nasi, atau disajikan terpisah. Sajian dilengkapi pula dengan asinan atau acar ketimun dan nanas, tetapi ada juga yang ditaburi dengan irisan kurma atau kismis. Hidangan ini populer di kalangan warga etnik Arab di Indonesia.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *