Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”

Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Share this :

Acara #blusukanedan Bertajuk “PSL Goes to Malang – Lawang”

Selama kunjungan di Cor Jesu, PSL (Pernak-Pernik Surabaya Lama) diterima dan didampingi secara langsung oleh Suster Ursulin, Suster Lucia Anggraini, OSU. Secara detail ia menjelaskan bahwa semua berawal pada tahun 1895, yakni saat suster pimpinan biara di Kepanjen Surabaya bertemu dengan Uskup Batavia untuk meminta izin mendirikan cabang Ursulin Ordo Sekolahan di Malang.

Sebagai pertimbangan, jelasnya, Malang pada saat itu perkebunannya sudah maju sehingga membuat orang-orang Eropa, khususnya Belanda, bermigrasi dan menetap bersama keluarganya. Permasalahan yang muncul yang mereka hadapi yakni bagaimana dengan pendidikan anak-anak mereka, sehingga mereka merencanakan membangun sekolah di Malang, Sabtu (20/4/2024).

Pada tahun 1897 para suster memperoleh pilihan lokasi di kawasan Celaket. Kawasan ini masih berupa hutan, namun letaknya di pinggiran cukup tenang sehingga cocok untuk pendidikan, di samping ada sumber air Sungai Brantas. Baru dua tahun berikutnya, pada tahun 1899, para suster tersebut membeli lahan seluas 22.000 meter persegi dengan nilai 15.000 Gulden, tambahnya.

“Secara bertahap datang lagi enam suster untuk membangun sekolah setingkat TK, SD, biara serta asrama. Kemudian pada 1 Maret 1900 berdiri TK Cor Jesu, dan pada 1 Mei berdiri SD. Lokasi tersebut pada awalnya merupakan kawasan Celaket, kini adalah Jalan Jaksa Agung Suprapto 55 Kota Malang,” tambah Suster Lucia.

Saat itu, masih menurut Suster Lucia, kelas dan jumlah siswa masih sangat sedikit. Pada 3 Maret 1900, arsitek Willem Westmaas sr datang dan menemukan teknik mengolah mata air untuk keperluan sekolah. Pada 3 Desember di tahun yang sama, dimulai peletakan batu pertama bangunan besar yang kini tampak di Jalan Jaksa Agung Suprapto dengan panjang 132 meter.

“Bangunan baru tersebut dibangun secara bertahap mulai dari utara ke selatan untuk mampu menampung 150 tenaga guru dan suster. Hingga pada tahun 1930 baru ada tambahan untuk lokasi perluasan sekolah pendidikan guru,” menurutnya.

Suster Lucia menambahkan bahwa sekilas bangunan ini masih seperti yang dulu. Sebetulnya tidak sama, lantaran satu peristiwa membuat Cor Jesu sedikit berbeda dengan dulunya. Agresi Militer 30 Juli 1947 Cor Jesu menjadi sasaran bumi hangus para pejuang yang khawatir bahwa bangunan yang strategis ini dijadikan markas kolonial Belanda.

“Akibat peristiwa tersebut, para suster berjuang keras memperbaiki gedung yang rusak dengan pembangunan kembali yang dilaksanakan sampai pada tahun 1951. Kemudian berdiri SMAK Cor Jesu. Sejak 12 Desember 2018 bangunan sekolah Cor Jesu telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Kota oleh Wali Kota Malang,” tambahnya.

Cor Jesu ini merupakan living heritage, tambah Suster Lucia, dalam maksud bahwa dari duhulu hingga saat ini masih ada, masih dihidupi, dan masih digunakan serta dipelihara. Suster Lucia menegaskan bahwa guna mewujudkan itu semua harus diawali dari mencintai lebih dahulu, lantas selanjutnya dapat memelihara, dan melestarikannya.

Sebagai Living Heritage (Warisan yang hidup), Ursulin Malang merupakan Kompleks Sekolah, Asrama, Gereja Cor Jesu, dan Biara Sancta Trinitas yang tetap berlangsung sejak 1900. Selain itu semangat pendiri Santa Angela, tradisi, core values juga tetap dihidupi dan dikembangkan terus.

“Yang kami lestarikan tak hanya bangunannya saja, namun saya juga menekankan untuk melestarikan semangat para suster pendahulu, tentang bagaimana budaya kedisiplinan, budaya kebersihan, hingga menempatkan sesuatu pada tempatnya,” pungkas Suster Lucia Anggraini, OSU.

Bidikan Mata Lensa
Acara #bukukanedan Bertajuk “PSL Goes to Malang – Lawang”

Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”
Cor Jesu Kota Malang sebagai “Living Heritage”

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *