Mengisi waktu akhir pekan, sekalian sambil menunggu ‘ngabuburit’ waktu berbuka puasa, saya turut menonton rame-rame film “Der Ganz Grobe Traum”, atau “Lesson of a Deram”, yakni film produksi negara Jerman dengan durasi 113 menit di Ruang Halle Wisma Jerman, Jalan AIS Nasution 15 Surabaya, Sabtu (16/3/2024) sore.
“Der Ganz Grobe Traum” adalah kisah inspiratif tentang keberanian, ketekunan, dan perubahan sosial. Film ini menghadirkan gambaran yang mendalam tentang konflik antara tradisi dan inovasi, serta kekuatan olahraga, khususnya sepak bola, untuk mengubah pandangan dan mempersatukan orang-orang dari latar belakang yang berbeda.
Cultural Program Assistant Wisma Jerman Surabaya, Dhahana Adi, menuturkan bahwa sebagai edisi perdana Kino Wochenende dari Wisma Jerman, film “Der Ganz Grobe Traum” ini merupakan film Jerman spesial yang terpilih lantaran menjelang laga piala EURO 2024, yakni Jerman sebagai tuan rumah. Maka, film tersebut yang kami putar karena bertema sepakbola.
“Bertepatan menjelang piala EURO 2024 dengan Jerman sebagai tuan rumah, maka film “Der Ganz Grobe Traum” tersebut yang kami putar karena bertema sepakbola,” tutur Ipung, sapaan akrab Dhahana Adi, saat membuka acara, Sabtu sore (16/3/2024).
Sinopsis “Der Ganz Grobe Traum”
Mengikuti jalan cerita dari awal hingga akhir cerita film, saya mencoba menulis sinopsis berdasarkan apa yang saya pahami dan simpulkan lewat jalan cerita film tersebut, yakni:
“Der Ganz Grobe Traum” adalah film yang mengangkat kisah perjuangan seorang guru sekolah Jerman, Konrad Koch, pada tahun 1871. Konrad Koch diperankan oleh Daniel Brühl, ditugaskan sebagai guru bahasa Inggris di sekolah elit di Braunschweig. Namun, lingkungan sekolahnya konservatif dan kaku, dengan nilai-nilai tradisional yang kuat, para siswa dan staf sekolah pun awalnya enggan menerima perubahan.
Di tengah ketidaksetujuan dan tantangan sosial yang berat, Konrad Koch memiliki gagasan revolusioner, mengenalkan olahraga sepak bola kepada para siswa. Padahal pada saat itu, sepak bola dianggap sebagai olahraga kasar dan terlarang di kalangan masyarakat yang konservatif. Konrad berusaha meyakinkan kepala sekolah dan orangtua siswa bahwa sepak bola dapat mengajarkan nilai-nilai positif seperti persatuan, kerja sama tim, dan disiplin.
Konflik muncul ketika Konrad Koch dan para siswanya menghadapi penolakan keras dari pihak sekolah dan masyarakat sekitar. Mereka dihadapkan pada stigma dan stereotip negatif tentang olahraga sepak bola tersebut. Bahkan, beberapa orangtua murid tidak setuju dengan ide Koch karena mereka menganggap sepak bola tidak pantas bagi anak-anak mereka.
Dengan keyakinannya, Konrad tidak menyerah. Dia terus membela visinya dengan semangat yang kuat, mengajar siswanya tidak hanya tentang sepak bola, tetapi juga tentang nilai-nilai yang lebih besar di baliknya. Seiring perjalanan, Konrad menghadapi hambatan dan penghinaan, namun juga mendapatkan dukungan dari beberapa siswa yang mulai memahami nilai-nilai positif yang diajarkan kepada mereka.
Melalui perjuangan yang gigih, Konrad Koch akhirnya meraih keberhasilan dengan membentuk sebuah tim sepak bola di sekolahnya. Tim ini tidak hanya menjadi sarana untuk bersenang-senang, namu juga menjadi simbol perubahan sosial dan integrasi di tengah masyarakat yang terbelenggu oleh ketidaksetujuan dan ketidakpekaan terhadap perubahan.
Pada klimaks cerita, ketika tim sepak bola yang dipimpin oleh Konrad Koch menerima delegasi tim sepak bola yang datang ke sekolah mereka, suasana tegang dan penuh antisipasi untuk memenuhi acara pertandingan. Para siswa yang sebelumnya tidak terlalu yakin dengan kemampuan mereka sekarang dipenuhi semangat dan tekad untuk membuktikan diri.
Pertandingan dimulai dengan saling serang. Tim Konrad Koch menunjukkan kemajuan yang luar biasa dalam permainan mereka, menerapkan strategi dan keterampilan yang mereka pelajari dari pelatihan yang keras. Meski yang dihadapi adalah tim yang lebih berpengalaman dan lebih kuat secara fisik, semangat dan kerja sama yang ditampilkan tim Konrad Koch menjadi kunci kesuksesan.
Di bawah arahan Konrad Koch, para pemain tim sepak bola sekolah berhasil memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Mereka bermain dengan penuh semangat dan kesungguhan, tidak pernah menyerah meski menghadapi tekanan dari lawan. Penonton yang memadati taman yang disulap menjadi lapangan bola sederhana pun terbawa suasana, memberikan dukungan tanpa henti-hentinya.
Tensi pertandingan semakin meningkat, namun lantaran kerja sama tim yang solid dan semangat tak kenal lelah, tim Konrad Koch berhasil mencetak gol yang menentukan, memastikan kemenangan mereka. Kemenangan ini bukan hanya sekadar hasil dari permainan sepak bola, tetapi juga merupakan simbol dari semangat, kerja sama, kedisiplinan, tanggung jawab, dan keberanian untuk menghadapi tantangan.
Kemenangan tersebut tak hanya membawa kegembiraan bagi para pemain dan pendukung tim, namun juga menjadi puncak dari perjalanan Konrad Koch dalam memperjuangkan perubahan sosial dan menginspirasi para siswanya untuk bermimpi lebih besar. Bahwa, pertandingan sepak bola tak sekadar menjadi bagian dari cerita olahraga, pun menjadi titik balik penting dalam perjalanan cara pandang masyarakat saat itu terhadap perubahan.
Beberapa Cuplikan Adegan Cerita
Melalui Print Screen Film “Der Ganz Große Traum”