Masjid Jamik Minangkabau Indonesian Islamic Tourism Center dibangun di Bukit Sangok, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Kegiatan menandai peletakan batu pertama telah dilakukan pada hari Jumat, tanggal 8 Desember 2023. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, atau dikenal sebutan Sandiaga Uno, hadir meresmikan peletakan batu pertama pembangunan masjid tersebut.
Selain Ustadz Farrel Muhammad Rizqi, founder Yayasan Spirit of Ummah (GSoU) sekaligus inisiator pembangunan masjid, turut mendampingi Menparekraf Sandiaga Uno saat kegiatan peletakan batu pertama di lokasi pembangunan masjid tersebut, yakni Bupati Tanah Datar Eka Putra, Ketua DPRD, Ketua DPD RI, Prof. Fasli Jalal, jBundo Kanduang Prof. Raudha Thaib, ajaran Prokopimda, dan sejumlah kepala OPD Pemda Kabupaten Tanah Datar.
Desain Masjid Terinspirasi ‘Deta’
Teddy A. Permana, Arsitek yang tergabung dalam Yayasan Manarul Ilmi (YMI) ITS – Waqaf Desain Masjid, sekaligus sebagai perupa reka masjid, menjelaskan bahwa desain infrastruktur seperti bangunan masjid, gedung pemerintah, atau rumah hunian, dan lain-lain diharapkan memiliki karakter yang dapat mewakili budaya sehingga menunjukkan ciri khas daerah setempat.
Desain, lanjutnya, adalah proses perencanaan suatu objek bertujuan agar objek yang diciptakan memiliki fungsi, nilai keindahan, dan bernilai guna. Secara etimologis istilah desain berasal dari bahasa Inggris, design yang artinya reka rupa, rencana, atau rancangan. Dalam proses desain, seorang arsitek akan memperhitungkan berbagai aspek, seperti : fungsi, estetika, dan aspek lainnya yang diperoleh dari hasil riset dan pemikiran.
“Pembangunan infrastuktur, seperti masjid dan lain-lain, sebaiknya bisa menunjukkan ciri khas budaya dan kearifan lokal di daerah masing-masing. Karya arsitektural juga merupakan karya seni,” jelas pria yang akrab dengan sapaan Bang Tedd ketika mempresentasikan desain masjid tersebut saat pertemuan dengan Yayasan Global Spirit of Ummah (GSoU) di Jakarta (22/7/2022).
Belakangan ini, tambah Bang Tedd, para arsitek masjid banyak yang menerapkan lokalitas pada rancangannya. Untuk rancangan Masjid Jamik Minangkabau Indonesian Islamic Tourism Center, kami mengejawantahkan satu konsep dasar ikonik dari morfologi deta atau destar. Deta merupakan tutup kepala yang umumnya dikenakan oleh raja atau penghulu adat, maupun para lelaki Minangkabau.
“Deta adalah kain penutup kepala khusus dikenakan oleh kaum lelaki Minangkabau. Konon, di dalam kehidupan kesehariannya lelaki Minangkabau masa dahulu, deta selalu dipakai sebagai kelengkapan yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Kaum lelaki Minangkabau tidak akan merasa lengkap apabila tidak memakai deta di kepalanya, lebih-lebih di lingkup keluarga atau kerabat kerajaan,” tambah Alumni A/32 ITS Surabaya.
Deta berbentuk selembar kain persegi yang dibentuk sedemikian rupa menjadi sebuah ikat kepala dengan bentuk yang sederhana hingga paling rumit. Menurutnya, semakin rumit bentuknya melambangkan semakin tinggi kedudukannya. Deta dengan lipatan mengibaratkan kepala yang sedang berpikir, dengan mengkerutkan kening. Ini yang mengihami desain untuk pembangunan Masjid Jamik Minangkabau.
“Dengan filosofi deta tersebut, kami berharap kelak masjid jika sudah selesai dibangun akan menjadi ikonik, yang mengandung keunikan tersendiri sehingga melekat di benak siapanpun. Di samping itu, berharap masjid tersebut akan menjadi kebanggaan seluruh warga Kabupaten Tanah Datar, khususnya, dan Provinsi Sumatra Barat,” harap pemilik Biro Konsultan Arsitektur dan Engineering, T+D, bersama Dio Dhimas Hadi Broto.
Semoga Masjid jamik ini menjadi IKON dan menjadi kebanggaan Masyarakat di Daerah Tanah Datar , Sumbar
trima kasih oleh2nya Pak Ali, bagus banget nanti masjid Jami’ kalau sudah jadi MasyaAllah…Tabarakallah