Sebagai tindak lanjut rencana pembangunan Masjid Jamik Minangkabau – Indonesian Islamic Tourism Center diadakan pertemuan dengan para perantau Minang. Pertemuan dilaksanakan di Ruang Rapat Senat Akademik Universitas Yarsi Jl. Letjen Suprapto No.Kav. 13 Cempaka Putih Jakarta Pusat, Minggu (20/8) malam.
Pertemuan dilaksanakan secara hybrid, ada secara offline dan zoom meeting. Hadir secara offline Rektor Universitas Yarsi Cempaka Putih Jakarta Pusat Prof. Dr. Fasli Jalal; Farrel Muhammad Rizky, Yayasan Global Spirit of Ummah (GsoU); Henry, Pembina GSoU, perwakilan Bank DKI Syariah, Zulva Adi; para perantau Minang; dan Tasman dari perwakilan Muhammadiyah Jakarta Timur.
Sendangkan hadir secara zoom meeting, di antaranya perancang masjid Teddy A. Permana, dan Dio Dhimas Hadi Broto; Wali Nagari Rambatan, Datuk Majoindo Edi; Kitabisa.com, Vikra Ijaz; Asosiasi Developer Property Syariah (ADPS), Arief Sungkar; Aasosiasi Layanan Urun Dana Indonesia YLUDI), Krisna; dan segenap jajaran dari staf Universitas Yarsi.
Prof. Dr. Fasli Jalal dalam kata sambutannya menuturkan bahwa gagasan membangun masjid di Batusangkar dari Yayasan Global Spirit of Ummah merupakan gagasan yang sudah menggelinding karena beberapa langkah awal telah dipersiapkan.
“Sesuatu yang sudah menggelinding itu biasanya akan terus berjalan dan tak henti. Apalagi ini membangun rumah Allah SWT. Semoga dimudahkan dan dipercepat.”
Masjid Jamik Minangkabau â Indonesian Islamic Tourism Center yang akan dibangun di Batusangkar, Tanah Datar, Sumatra Barat. Masjid ini nantinya akan menjadi pusat kajian dan pengembangan pariwisata halal, tuturnya.
Dalam paparannya, Ustadz Farrel M. Rizky, Yayasan GSoU, menyampaikan bahwa Konsep perencanaan bangunan masjid ini dirancang dengan berbasis struktur masjid pada zaman Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, Keberadaan masjid dapat mengakomodir seluruh kegiatan menjadi ekosistem baru, sarana ekonomi syariah, juga sarana âhalal tourismâ, dilengkapi berbagai sarana pendukung.
“Sedangkan untuk urusan terkait lokasi lahan, sebagaimana disampaikan Wali Nagari Rambatan bahwa urusan terkait dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat sudah melalui prosedur semestinya. Sudah kelaar,” jelas Ustadz Farrel.
Masih banyak publik, lanjutnya, beranggapan keliru tentang pengertian wisata halal. Minimnya literasi tntang âhalal tourismâ tersebut menyebabkan sebagian masyarakat beranggapan bahwa âhalal tourismâ atau wisata halal terkait dengan ajaran dan simbol Islam. Wisata halal dipahami sebagai islamisasi terhadap dunia pariwisata, padahal bukan seperti itu.
âMasjid ni dibangun dari ummat dan untuk ummat, diharapkan tidak saja dari para perantau Minang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, juga dari berbagai ummat Muslim manapun bisa mendonasikan sebagian rezekinya untuk membangun rumah Allah. Donasi bisa dikirim via Bank DKI Syariah – Wakaf Pembangunan Masjid Jamiâ Minangkabau, dengan Nomor Rekening 71209000559
Pada kesempatan yang sama, via zoom meeting Vikra Ijaz, Co Founder Kitabisa.com, mengatakan bahwa pihaknya turut turun tangan memberikan support berupa penyediaan layanan untuk penyaluran donasi pembangunan Masjid Jamik Minangkabau â Indonesian Islamic Tourism Center melalui Kitabisa.com yang akan diluncurkan segera programnya.
Rancangan Masjid Jamik Minangkabau
Rancangan masjid dengan mengangkat filosofi Deta oleh Teddy A. Permana dan Dio Dhimas Hadi Broto dari Yayasan Manarul Ilmi ITS Surabaya. Deta atau Destar adalah kain penutup kepala yang dikenakan lelaki Minangkabau. Konon, deta selalu dipakai sebagai kelengkapan busana yang tidak terpisahkan dari kehidupan kaum lelaki, lebih-lebih di lingkungan kerabat kerajaan.
Teddy A. Permana menuturkan, dengan mengangkat ciri khas deta diharapkan kelak menjadikan Masjid Jamik Minangkabau sebagai masjid ikonik di Batusangkar dan bahkan di Sumatra Barat, selain Masjid Raya Sumatra Barat di Padang.
Desain masjid tersebut dilengkapi pula satu menara dengan ketinggian 65 meter, sehingga difilosofikan sebagai menara 165. Satu (1) merupakan ke-Esa-an Allah SWT, enam (6) sebagai Rukun Iman, sedangkan lima (5) adalah Rukun Islam. Dibangun lima lantai yang menampung 10000 orang beserta sarana dan fasilitas pendukung biaya yang dibutuhkan kisaran 98 miliar rupiah.
semoga manfaat bagi umat ya Masjidnya…Aamiiin