Gunung Penanggungan : Cocok untuk Pemanasan Sebelum Menaklukkan Puncak Mahameru

Gunung Penanggungan Jawa Timur
Share this :

Gunung Penanggungan atau sebutan lainnya Puncak Pawitra salah satu obyek wisata gunung yang sayang jika tak dikunjungi, tingginya tidak seberapa, hanya 1.653 mdpl.

Namun trek pendakiannya sungguh luar biasa, seperti halnya mirip dengan replika Gunung Semeru. Lumayan ekstrim. Gunung Penanggungan terletak di dua kabupaten, yakni Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Pasuruan Jawa Timur.

Gunung Penanggungan Jawa Timur
Pos 1 Desa Tamiajeng. Menunggu proses registrasi sebelum memulai pendakian pukul 02.00 dini hari.

Gunung ini dulunya adalah Gunung Berapi, namun saat ini sudah tidak aktif. Gunung Penanggungan bak gunung api yang sedang tidur. Dengan lingkup dataran lumayan terjal bagi gunung yang terbilang rendah.

Gunung Penanggungan juga menjadi gunung suci bagi umat Hindu dan Budha. Di lereng dan daerah yang mendekati puncak, khususnya dari wilayah jalur Jolotundo terdapat ratusan situs purbakala. Di antaranya berupa prasasti, candi, patung, punden berundak, gapura dan goa.

Gunung Penanggungan Jawa Timur
Sekitar pukul 05.00 tiba di Puncak Bayangan. Tampak Gunung Arjuna dan perkampungan sekitar Trawas, Mojokerto.

Rute Jalur Tamiajeng Terfavorit

Dengan ketinggian 1.653 mdpl Gunung Penanggungan selalu jadi tempat favorit bagi para pendaki. Ada lima jalur yang bisa dilewati, yakni jalur Kesiman (Pasuruan), jalur Tamiajeng, jalur Dungudi, jalur Jolotundo dan jalur Kuncoro Wesi.

Dari kelima jalur tersebut, yang populer dan terfavorit adalah pendakian lewat jalur Tamiajeng, Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto, atau jalur dekat kompleks lahan milik Kampus Ubaya Surabaya.

Gunung Penanggungan Jawa Timur
Pendaki masih memiliki kesempatan untuk Salat Subuh dengan menggelar sajadah di rerumputan.

Jalur Tamiajeng dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Lestari mempunyai 4 pos pendakian menuju ke Puncak Pawitra. Jalur ini banyak dilewati para pendaki pada hari libur dan weekend.

Keempat pos, yakni Pos 1 tempat registrasi pendaki berada di Desa Tamiajeng pada ketinggian sekitar 650 mdpl, Pos 2 pada ketinggian 700 mdpl, Pos 3 sekitar 750 mdpl, sedangkan pos 4 pada ketinggian 850 mdpl. Para pendaki bisa melepas lelah di setiap pos.

Jalur Tamiajeng dinilai paling aman dan cepat mencapai puncak Gunung Penanggungan. Pendakian dari Pos 1 hingga ke Puncak Bayangan (1.200 mdpl) dibutuhkan sekitar 3 jam. Sedangkan dari Puncak Bayangkan ke Puncak Pawitra butuh sekitar 1 jam.

Gunung Penanggungan Jawa Timur
Suasana pagi di Bukit Bayangan. Saat para pendaki beristirahat sejenak untuk melanjutkan pendakian ke Puncak Pawitra.

Posisi Puncak Bayangan berada di arah barat daya, hanya bisa dilalui dari Jalur Tamiajeng. Sedangkan jalur lainnya tidak melalui Puncak Bayangan. Di sini pendaki bisa mendirikan tenda, dan beristirahat sebelum melanjutkan ke Puncak Pawitra.

Pendaki dapat menikmati sunrise maupun sunset, hamparan padang sabana juga pemandangan wilayah Trawas dan sekitarnya dari ketinggian Puncak Bayangan.

Puncak Gunung Penanggungan berbentuk kerucut, gundul sehingga tampak gersang. Di puncak hanya hamparan pasir dan bebatuan cadas, tak ada sumber air. Oleh karena itu, para pendaki disarankan membawa perbekalan air yang cukup, 3 liter per orang.

Gunung Penanggungan Jawa Timur
Suasana pendakian ke Puncak Pawitra. Lintasan bebatuan, terjal dan licin.

Wajib Registrasi

Para pendaki diwajibkan melakukan registrasi sebelum naik ke Gunung Penanggungan. Proses ini untuk memudahkan tim SAR melakukan pencarian saat terjadi kondisi darutat.

Setiap pendaki wajib menuliskan identitas, alamat lengkap, nomor ponsel dan jam keberangkatan di buku register yang disediakan di Pos 1 Desa Tamiajeng. Para pendaki akan mendapatkan pengarahan singkat dan pengecekan peralatan dari petugas LMDH Sumber Lestari.

Gunung Penanggungan Jawa Timur
Saat beristirahat, pendaki bisa memanfaatkan berpose di depan tenda dengan background Puncak Pawitra.

Retribusi dari Tamiajeng

Setiap pendaki cukup membayar retribusi Rp10.000,00 yang dibayarkan pada saat registrasi di Pos 1 Desa Tamiajeng. Biaya tersebut sudah termasuk asuransi yang dikelola Perhutani. Selain itu, kelompok pendaki diberi peta, brosur imbauan keselamatan, dan kantong plastik untuk sampah.

Bagi pendaki yang membawa kendaraan juga disediakan tempat parkir yang dikelola Karang Taruna Desa Tamiajeng. Tarifnya Rp10.000,00 untuk sepeda motor dan Rp25.000,00 untuk mobil. Biaya parkir itu berlaku selama dua hari.

Gunung Penanggungan Jawa Timur
Persiapan turun, sempatkan berfoto dengan latar belakang Gunung Arjuna.

Sebagai Track Pemanasan

Mendaki ke Gunung Penanggungan sebagai salah satu persiapan ‘pemanasan’ sebelum mendaki Gunung Semeru. Bisa dikatakan sebuah permulaan sebelum mencapai Puncak Mahameru.

Gunung Semeru dengan ketinggian 3.676 mdpl menjadikan gunung yang sulit didaki karena jalur pendakian yang terjal, dan cuaca yang sulit diprediksi. Jadi Gunung Penanggungan cocok ditaklukkan sebagai pemanasan sebelum menaklukkan Puncak Mahameru.

Gunung Penanggungan Jawa Timur
Perkampungan Desa Tamiajeng. Kompleks Ubaya Surabaya di Tamiajeng tampak dari Puncak Bayangan.

Pendaki Beretika

Ketika mendaki tak ubahnya sebagai tamu, maka para pendaki mestinya tidak mengubah apa pun yang ada di hutan atau gunung. Sebagai seorang pendaki gunung atau penikmat alam, sebaiknya memiliki etika yang kuat.

Di antaranya tidak merusak lingkungan, seperti mencoret batu, papan petunjuk, mencabut tumbuhan, menebang pohon, atau membawa hewan pulang. Kawasan gunung sebagain besar masuk dalam kawasan konservasi.

Sebuah peribahasa layak dipedomani, “Di mana tanah dipijak, di situ langit dijunjung.” Kalimat tersebut akan terus berlaku karena setiap tempat yang kita kunjungi mempunyai adat istiadat masing-masing. Maka, kita mesti mengikuti adat, atau norma-norma kearifan lokal yang berlaku dalam masyarakat setempat.

Gunung Penanggungan Jawa Timur
Penghobi fotografi di tempat ginian ternyata tidak alergi dipotret. Perjuangan dengan peluh sayang bila tak diabadikan.

Nah, giliran kapan Anda ‘ngadem(istilah dari sahabat saya, Bang Teddy Aria Permana) ke Gunung Penanggungan?

Semoga Anda menjadi pendaki yang bijak bersikap dan bertindak agar aktivitas pendakian memiliki nilai tambah. Bukan hanya sekadar bisa menaklukkan puncak gunung, namun juga membawa perubahan bagi pelestarian alam.

#dirangkum dari berbagai sumber

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *