Hari Raya Waisak : Mengulang Kembali Yang Pernah Diajarkan Buddha

Hari Raya Waisak 2020 - Sleeping Buddha, di Maha Vihara Majapahit - Desa Bejijong Mojokerto
Share this :

Hari Raya Waisak adalah hari yang memiliki makna kesucian bagi umat Buddha di seluruh dunia, yang juga disebut sebagai Hari Trisuci Waisak. Lantaran di tengah pandemi Covid-19 umat Budha tidak menyelenggarakan Hari Raya Waisak 2564 BE/2020 yang jatuh pada hari Kamis (7/5/2020) ini di Candi Borobudur Magelang Jawa Tengah. Hal ini demi mencegah penyebaran virus corona, maka perayaan Waisak di rumah saja.

Mengutip dari Wikipedia, istilah Waisak atau Waisaka merupakan hari suci Agama Buddha. Hari Waisak juga dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia, dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka. Nama ini diambil dari bahasa Pali ‘Wesakha’, yang terkait dengan ‘Waishakha’ dari bahasa Sanskerta. Di beberapa tempat disebut juga sebagai Hari Buddha.

Menengok Sejarah Hari Raya Waisak

Umat Buddha sedunia merayakan Hari Raya Waisak terkait dengan tiga peristiwa penting yang semuanya terjadi pada bulan Vesakha, dan di waktu yang sama yakni pada saat bulan purnama.

Pertama, Kelahiran Pangeran Sidharta Gautama. Pada tahun 623 SM, Pangeran Sidharta Gautama putra dari Raja Sudodhana dan Ratu Mahamaya lahir di Taman Lumbini, India (sekarang termasuk wilayah Nepal). Sidharta lahir di dunia sebagai seorang Bodhisatva (Calon Buddha, calon seseorang yang akan mencapai kebahagiaan tertingggi).

Kedua, Pencapaian Penerangan Sempurna. Pada usia 29 tahun Pangeran Sidharta Gautama pergi menuju hutan mencari kebebasan dari empat peristiwa yang dilihatnya, yakni lahir, tua, sakit, dan mati. Kemudian, tepat pada saat bulan Purnama Siddhi di bulan Waisak ketika ia berusia 35 tahun telah mencapai Pencerahan Sempurna dan menjadi Samyaksam-Buddha (Samma sam-Buddha). Peristiwa penerangan agung itu terjadi di Buddha-Gaya (Bodh Gaya) pada tahun 588 SM.

Ketiga, Parinibbana. Selama 45 tahun Pangeran Sidharta Gautama berkelana menyebarkan Dharma kepada umat manusia dengan penuh cinta dan kasih sayang. Pada usia 80 tahun Pangeran Sidharta Gautama wafat atau Parinibbana di Kusinara pada tahun 543 SM. Semua makhluk dan para Dewa serta anggota Sangha (persudaraan para Bikkhu) semua bersujud sebagai tanda penghormatan terakhir kepada Sang Buddha.

Keputusan merayakan Trisuci Waisak ini ditetapkan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists – WFB) yang pertama di Sri Lanka pada tahun 1950. Perayaan Waisak dilakukan pada purnama pertama di bulan Mei. Waisak sendiri adalah nama salah satu bulan dalam penanggalan India Kuno.

Perayaan Hari Waisak di Indonesia

Perayaan Hari Waisak di Indonesia mengikuti keputusan WFB. Secara tradisional biasanya dipusatkan secara nasional di Kompleks Candi Borobudur, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Hari Raya Waisak ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 1983.

Hari Raya Waisak 2020 - Sleeping Buddha, di Maha Vihara Majapahit - Desa Bejijong Mojokerto
Sleeping Buddha, di Kompleks Maha Vihara Majapahit – Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto Jawa Timur

Tradisi umat Budha merayakan hari Waisak di Candi Borobudur telah dimulai sejak tahun 1929. Perayaan ini diinisiasi Himpunan Teosofi Hindia Belanda. Saat itu anggotanya terdiri atas campuran antara orang Eropa dan Jawa ningrat.

Adapun rangkaian perayaan Waisak Nasional secara pokok, yang pertama Pengambilan Air Berkat dari mata air (umbul) Jumprit di Kabupaten Temanggung dan penyalaan obor menggunakan sumber api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan.

Kedua, Ritual Pindapatta, suatu ritual pemberian dana makanan kepada para bhikkhu oleh umat untuk memberikan kesempatan kepada umat untuk melakukan kebajikan.

Sedangkan ketiga, yaitu Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini adalah berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari.
Selain tiga upacara pokok tadi dilakukan pula pradaksina, pawai, serta acara kesenian.

Perayaan Waisak di Borobudur sempat terhenti karena perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia. Perayaan kembali dilaksanakan di Candi Borobudur pada tahun 1953. Namun terhenti lagi karena pemugaran tahun 1973. Selama masa pemugaran, pusat perayaan sempat dipindah ke Candi Mendut.

Biasanya umat Buddha dari seluruh pelosok Indonesia bahkan dunia, selalu memadati halaman Candi Borobudur selama Perayaan Waisak . Mereka telah memadati Borobudur sejak malam menjelang hari raya. Umat Buddha dengan dipandu bhikkhu, biksu dan biksuni membacakan paritta-paritta suci, sutra-sutra agung dan mendengarkan pesan suci yang disampaikan oleh para rohaniwan.

Meski momen perayaan Hari Waisak kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, hanya dilakukan di rumah masing-masing, kiranya tak membuat semarak Hari Raya Waisak 2020 menjadi pudar. Masyarakat dan umat Buddha toh masih dapat mengucapkan kedamaian dengan media online via facebook, instagram, tweeter, atau video call kepada keluarga, kerabat atau koleganya yang sedang berjuhan jarak.

Catatan :

Sleepeng Buddha. Patung ini di Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto – Jawa Timur, di Kompleks Maha Vihara Majapahit. Sleepeng Buddha dibangun tahun 1993, panjang 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 4,5 meter, menjadikan patung ini sebagai patung Buddha tidur terbesar ketiga di Asia.

Beberapa patung Buddha tidur lainnya bisa ditemui di Thailand, Nepal, Jepang, dan beberapa negara di Asia lainnya. Patung Sleepeng Buddha itu hasil pahatan perajin patung di daerah Trowulan, merupakan hasil karya anak bangsa.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *