Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) Wilayah Jawa Timur : Mengapa Guru Mesti Terampil Menulis?

Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) Wilayah Jawa Timur : Mengapa Guru Mesti Terampil Menulis?
Share this :

Tak dipungkiri masih ada sebagian orang, khususnya di kalangan guru, belum atau bahkan tidak memahami benar tentang apa manfaat dari aktivitas menulis. Kondisi demikian mengakibatkan mereka enggan untuk memulai menulis. Entah itu menulis bahan ajar, laporan penelitian, artikel, atau pun berbagai buku.

Padahal aktivitas menulis jika ditekuni dampaknya secara langsung akan memberikan tambahan wawasan baru, sekaligus akan membuka ruang lebar bagi para guru agar dapat menuangkan idea atau gagasan, dan pengalamannya baik ketika di dalam kelas, di sekolah, atau di lingkungan luar sekolah, yang bisa mengisnpirasi orang lain.

Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) Wilayah Jawa Timur : Mengapa Guru Mesti Terampil Menulis?
Sebagian peserta rakor secara daring

Sejatinya menulis bukan sebagai sebuah monster yang membuat seseorang enggan untuk memulai. Menulis bisa dilakukan saat suasana santai, dan tak harus sekali jadi. Umumnya, rasa keengganan menulis itu muncul berawal dipicu oleh persepsi adanya rasa takut salah, tidak layak dibaca, penggunaan ragam kebahasaan yang kacau, atau tidak ada kepercayaan diri.

Berangkat dari fenomena di atas, Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) Wilayah Jawa Timur untuk kegiatan mendatang mengagendakan kegiatan pendidikan dan pelatihan (penlat) di bidang penulisan kreatif dan seminar nasional kebahasaan. Meski masih di tengah masa pandemi Covid-19, kedua agenda kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada tahun 2021. Tentu akan dengan ketat memperhatikan protokol kesehatan.

Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) Wilayah Jawa Timur : Mengapa Guru Mesti Terampil Menulis?
Yani Paryono, Kepala Kantor Bahasa Bangka Belitung

Ketua Umum HPBI Wilayah Jawa Timur, Dr. Mulyono, M.Hum., dalam rapat koordinasi (rakor) pengurus menuturkan bahwa ada dua kegiatan yang diagendakan pada tahun 2021 ini, yakni mengadakan kegiatan pendidikan dan pelatihan (penlat) penulisan kreatif serta seminar nasional kebahasaan. Untuk kegiatan penlat penulisan kreatif akan dilaksanakan bulan Juli, sedangkan seminar nasional menunggu pembahasan berikutnya.

“Saat ini kita fokuskan untuk memprioritaskan pelaksanaan penlat penulisan kreatif lebih dulu. Setelah kegiatan ini tuntas, baru kita garap seminar nasional kebahasaan,” tutur Ketua Jurusan Bahasa Indonesia FBS Unesa saat rakor secara daring, Minggu pagi (25/4/2021).

Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) Wilayah Jawa Timur : Mengapa Guru Mesti Terampil Menulis?
Dwi Laily Sukmawati , S.Pd., M.Hum. (BBJT), selaku pembawa acara

Lebih lanjut Dr. Mulyono, M.Hum. menambahkan bahwa selain dari BBJT, sudah ada beberapa tawaran kerja sama untuk mendukung kegiatan HPBI Wilayah Jawa Timur, di antaranya dari FBS Unesa, Dr. Endah Ernawati (Harian Surya) berupa acara live zoom YouTube, Harian Duta Masyarakat untuk rubrik kebahasaan, dan Villa Bukit Bunga Trawas.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Balai Bahasa Jawa Timur (BBJT), Dr. Asrif, M.Hum, dalam sambutannya menuturkan bahwa Balai Balai Bahasa Jawa Timur akan mendukung kegiatan HPBI Wilayah Jawa Timur. BBJT akan bergandengan tangan untuk kegiatan yang khususnya berurusan dengan bidang kebahasaan.

“Saya pertama mengikuti kegiatan HPBI, ya di di Jawa Timur tahun 2008. Kegiatan yang dimotori oleh Pak Yani Paryono pada waktu itu,” tutur mantan Kepala Kantor Bahasa Maluku.

Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) Wilayah Jawa Timur : Mengapa Guru Mesti Terampil Menulis?
Dr. Asrif, M.Hum, Kepala Balai Bahasa Jawa Timur

Sementara itu, Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan, selaku Ketua Pelaksana Penlat, Dr. Tirto Adi, menjelaskan bahwa kegiatan penlat yang rencananya diadakan secara luring bertujuan untuk pemberdayaan SDM, pembinaan bahasa Indonesia, menguatkan kompetensi guru, kepala sekolah, pengawas, dosen, maupun masyarakat pemerhati bahasa Indonesia.

“Penlat penulisan kreatif untuk karya nonfiksi di antaranya penulisan artikel, PTK, PTS, dan Best Practice. Sedangkan penulisan fiksi yakni ketrampilan menulis cerita pendek dan puisi,” jelas pria yang juga sebagai Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sidoarjo.

Dr. Tirto Adi menambahkan, kegiatan nantinya tidak hanya berhenti pada pendidikan dan pelatihan saja, tetapi akan dilanjutkan pendampingan sampai peserta menghasilkan produk berupa karya tulis kreatif. Hasil semua tagihan produk karya peserta bisa dicetak menjadi buku kumpulan karya peserta, dan dapat dipublikasikan untuk kalangan peserta, maupun kalangan masyarakat.

Rakor secara daring dihadiri oleh 29 orang, di antaranya Dr. Asrif, M.Hum. (Kepala BBJT), Yani Paryono, M.Pd. (Kepala Kantor Bahasa Bangka Belitung), Dr. Tirto Adi ( Kadinsos Kab. Sidoarjo), Dwi Laily Sukmawati, S.Pd., M.Hum. (BBJT), Dr. Maria Mintowati, M.Pd. (FBS Unesa), Dr. Samsul Shodiq (FBS Unesa), Dr. Diding Wahyudin R., M.Pd. (FBS Unesa),

Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) Wilayah Jawa Timur : Mengapa Guru Mesti Terampil Menulis?
Sebagian peserta rakor secara daring

Di samping juga Andik Yulianto, M.Hum. ( FBS Unesa), Dr. Agung Pramujiono, M.Pd. (Univ. PGRI Adi Buana Surabaya), Dr. Mimas Ardhianti, M.Pd. (Univ. PGRI Adi Buana Surabaya), M. Hafid Effendy,M.Pd. (IAIN Madura), Dr. Sri Wahyuni, M.Pd. (MGMP BI Tulungagung), Dr. Endah Ernawati (Harian Surya), Aini Rizqoh, M.Pd. (KKG Malang), Drs. Teguh Harjono, M.Pd. (SMAN 17 Surabaya), dan sejumlah pengurus HPBI lainnya.

*

Yuukk, hilangkan persepsi Anda yang kurang tepat tentang kegiatan menulis. Menulis itu mudah, apa yang kita lakukan setiap saat sebenarnya sebuah tulisan yang belum kita salin menjadi rangkaian kalimat. Sebagian orang, menulis itu hanya sekadar hobi, dan bila sudah keterusan menulis bahkan jadi profesi yang tak sedikit mendatangkan rezeki loh.

Menulis sebagai salah satu bentuk aktivitas komunikasi bahasa dalam rangka menuangkan gagasan atau ide kepada orang lain. Selain ada kepuasan dapat mewujudkan gagasan tersebut menjadi sebuah tulisan yang barangkali bisa menginspirasi orang lain untuk melakukan suatu kebaikan, dan itu sama dengan amal baik Anda.

You may also like

4 thoughts on “Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) Wilayah Jawa Timur : Mengapa Guru Mesti Terampil Menulis?”

    1. Ini baru rakor pengurus untuk mematangkan program.
      Semoga saat penlat Panjenengan bisa ambil peran.
      Semoga sehat selalu bersama keluarga besar Panjenengan.
      matur suwun.

Leave a Reply to Mashudi Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *