Idul fitri atau idulfitri? Pertanyaan ini kerap muncul lantaran sebagian besar masyarakat salah kaprah dalam menuliskan kata tersebut. Sebenarnya penulisan kata idulfitri (tanpa spasi) telah ditetapkan secara baku oleh Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Selama ini, penulisan ucapan terkait dengan perayaan 1 Syawal, atau ‘Lebaran’ di berbagai kartu ucapan, flyer, spanduk maupun baliho acapkali kita jumpai penulisan Idul Fitri, bukan Idulfitri. Lantaran dianggap kebiasaan umum, penulisan Idul Fitri biasa digunakan ketika menulis ucapan Lebaran.
Lebaran (Le-ba-ran, bukan Le-bar-an). Lebaran menurut PUEBI adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama satu bulan. Lebaran juga disebut dengan Idulfitri, yang merupakan serapan dari bahasa Arab. Idul fitri berasal dari dua kata “id” dan “al-fitri”.
Penulisan idul fitri tidak dipisah, melainkan digabung menjadi idulfitri, atau dirangkai antara kedua unsur kata tersebut. Hal ini sering dianggap sepele oleh sebagian orang, mereka tidak menyadari bahwa petulisan yang benar sesuai PUEBI bukan sesuatu yang sulit.
Penulisan kata telah memiliki standarisasi sendiri yang sudah ditetapkan. Tampaknya beberapa media, baik cetak maupun online, telah menggunakan penulisan idulfitri secara benar, namun untuk masyarakat umum sebagian banyak masih kurang memahami hal ini.
Selain itu, ketidaktepatan juga sering dijumpai pada penulisan ucapan “Selamat Hari Raya Idul Fitri.” Pada kalimat tersebut ada dua hal yang tidak tepat yakni penulisan “Hari Raya” dan “Idul Fitri”. Ketidaktepatan tersebut lantaran memiliki arti ganda, “id” pada kata “Idul” berarti “Hari Raya”, sehingga yang tepat cukup ditulis “Selamat Idulfitri”, yang berarti “Selamat Hari Raya Fitri”.