K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai

  • EDUKASI
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
Share this :

Siapa K.H. D. Zawawi Imron? Dia penyair Madura yang mendapat julukan penyair si Celurit Emas. Penyair ini terkenal sebagai penyair yang mencintai budaya leluhurnya dan masih tetap tinggal di Madura hingga saat ini. Lahir di Batang-Batang Laok, sebuah kecamatan yang terletak sekitar 20 kilometer dari Kabupaten Sumenep, atau di ujung timur Pulau Madura.

Layaknya kebiasaan masyarakat pedesaan, mereka biasa menandai kurun waktu semisal kelahiran dengan peristiwa-peristiwa besar seperti gunung meletus, banjir, dan sebagainya, K.H. D. Zawawi Imron tidak tahu persis kapan hari, tanggal, dan tahun kelahirannya. Menurutnya, ia menyebut angka 81 saat saya bertanya di Pendopo GNI sebelum acara Ziarah Kebangsaan di Makam Dr. Soetomo, Sabtu (10/2/2024) sore.

Bertemu dengannya kemarin, mengingatkan saya pada masa 1981 hingga pertengahan 1989, ketika saya pertama kali dinas mengajar di SMP Negeri 3 Sumenep, selepas dari tamat Diploma 1 (D1) IKIP Negeri Surabaya. Di kurun waktu itu, kebetulan saya dengan K.H. D. Zawawi Imron sama-sama di kepengurusan KNPI Kabupaten Sumenep, sedangkan ia abdi negara di Kantor Departemen Agama Kabupaten Sumenep.

Tanggal 14 Februari 2024 tinggal hitungan hari, akan berlangsung pemilihan umum (pemilu) Pilpres dan wakil rakyat, masyarakat seolah dibenturkan dengan pilihan-pilihan. Kabar hoax, atau yang tak jelas asal-usulnya, berseliweran di sosial media. Provokasi, kecaman, saling hujat, dan upaya memecah-belah sangat marak. Hal itu memicu keprihatinan budayawan, sekaligus penyair K.H. D. Zawawi Imron.

Menanggapi kegelisahan K.H. D. Zawawi Imron tersebut, Heri Lentho, para seniman, dan budayawan Jawa Timur, menginisiasi gerakan Solidaritas Seni untuk Indonesia Damai (SSID) dengan menggelar Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai. Acara yang diselenggarakan di Gedung GNI Surabaya, pada 10 Februari 2024, itu sebagai bentuk solidaritas para seniman dalam rangka untuk menyuarakan Indonesia damai.

“Saya hanya ingin masyarakat bersatu di tengah segala perbedaan. Baik perbedaan pilihan, ras, suku, agama, apa pun itu. Senantiasalah tebarkan cinta, dan ingatlah bahwa kita semua bernaung di bawah merah putih,” tutur penyair berjuluk Celurit Emas.

Gelaran acara dilaksanakan di dua tempat dengan dua waktu berbeda. Pertama, di Gedung GNI, pukul 15.00, sore. Di situ para seniman melakukan ziarah ke Makam Dr Soetomo. Ketokohan Dr. Soetomo, penting dalam perjalanan kemerdekaan, dan persatuan bangsa. Sedangkan kedua, di Pendapa Jayengrana, Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali Surabaya, pukul 19.00.

Pada gelaran acara pertama, K.H. D. Zawawi Imron bersama para seniman dan budayawan menuju pusara Dr. Soetomo. Kegiatan itu diawali dengan pertunjukan Reyog Ponorogo, gabungan dari berbagai komunitas reyog di Surabaya. Tampil pula para pelukis Komunitas Lukis Cat Air (Kolcai) Surabaya. Budi Bi, salah seorang di antara pelukis tersebut, mengguratkan wajah figur Dr. Soetomo di kertas putih.

Sementara itu, musisi Arul Lamandau berdiri di sisi kanan pusara. Ia memegang biola, memainkan dua lagu. Yakni, lagu Bagimu Negeri dan lagu Syukur. Semua yang hadir turut menyanyikan dua lagu nasional tersebut dengan suasana yang penuh khidmat. Kemudian, usai itu anak-anak dan tokoh seniman serta budayawan bergantian menabur bunga di atas pusara.

Di tengah-tengah para seniman dan budayawan, hadir pula tokoh ludruk H. Agus Kuprit. Ia menabur bunga sembari ber-jula-juli, atau bersenandung gaya bahasa Jawa Suroboyoan. Namun, pesan-pesan yang disampaikan adalah pesan persatuan.

“Nang Jombang, kampung kepatihan, onok selimut geletakan. Mbah buyut berjuang mati-matian, sing direbut kemerdekaan.”
Jika dibahasaindonesiakan, “Di Jombang, kampung kepatihan, ada selimut tergeletak. Kakek buyut berjuang mati-matian, merebut kemerdekaan.”

Setelah H. Agus Kuprit, K.H. D. Zawawi Imron membaca karya puisinya berjudul Di Bawah Sang Merah Putih. Puisi tersebut menyerukan tentang pentingnya persaudaraan di tengah keberagaman.

Di atas pusara Dr Soetomo, kita berkumpul
untuk mengenang jasa dan pengorbanan beliau
kepada negeri tercinta Indonesia
Mari kita pandang bendera merah putih dengan hati yang bersih.

Demikian kutipan puisi karya penyair berjuluk Celurit Emas tersebut. Selama membacakan puisinya yang ditulis di kertas yang dilipat, yang dikeluarkan dari saku baju yang dikenakan, bibir budayawan 81 tahun itu bergetar. Ia begitu ingin melihat sesama anak bangsa bersatu. Tidak terpecah-belah oleh perbedaan, apalagi hanya soal berbeda pilihan.

“Apa pun itu, biar agamanya beda, rasnya beda, tak masalah. Kita boleh berbeda dalam hal apa saja. Tapi, nurani kita bersumber pada keindahan hati, dan kejernihan batin. Nilai-nilai persatuan dan cinta tanah air harus tetap digemakan. Mari kita jadikan segala perbedaan sebagai sarana untuk mencapai persatuan. Bahwa, perbedaan itu indah,” tegasnya.

Sembari meletakkan telapak tangannya di dada, ia melanjutkan bahwa perbedaan adalah rahmat Tuhan bagi alam semesta. Selayaknya kita bersatu, bergandengan tangan. Lantas ia memungkasi dengan kalimat, “Mari rukun sebangsa dan setanah air. Bergandengan tangan untuk tetap bersatu. Di bawah naungan merah putih.”

Acara kedua, digelar di Pendapa Jayengrana, Taman Budaya Jawa Timur pukul 19.00. Malam itu, tampil beberapa kelompok seni tradisional dan musik yang menggelorakan lagu-lagu persatuan dan nasionalisme. Para penampil, di antaranya Musik Daul Madura, Reyog Surabaya, Komunitas Sanggar Tari se-Surabaya, dan kelompok musik Sekaring Jagad. Ada pula pementasan kolaborasi ludruk Jawa Timur, membawakan lakon Kepaten Obor.

Sederet seniman dan budayawan Jawa Timur selain K.H. D. Zawawi Imron, beberapa di antaranya adalah H. Agus Kuprit, Cak Tawar, Sinden Proborini, dan lain-lain. Hadir pula para pendukung acara, berbagai elemen masyarakat sebagai pemerhati maupun penonton, dan para jurnalis dari berbagai media.

Heri Lentho, salah satu inisiator gerakan Solidaritas Seni untuk Indonesia Damai (SSID), menegaskan bahwa ajang tersebut tak berkaitan dengan politik. Apalagi Pilpres. Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai adalah upaya untuk menggaungkan persatuan di antara sesama anak bangsa, yang bernaung di bawah cahaya merah putih.

Cerita di Bingkai Foto
Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai

K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai
Foto oleh Satrio Sudarso
K.H. D. Zawawi Imron si Celurit Emas, dalam Ziarah Kebangsaan: Refleksi Indonesia Damai

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *