Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”

Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Share this :

Tengah hari itu jalan kampung lengang, matahari lagi di atas ubun-ubun, terik udara Gresik terasa membakar kulit. Sementara dari kejauhan terdengar suara azan, pertanda waktu Salat Dhuhur tiba. Deretan rumah-rumah tua dengan arsitektur bergaya Eropa dan China di kiri dan kanan jalan kampung menjadi saksi bisu tentang kejayaan di masa lalu. Seekor kucing melintas, mengagetkan langkah saya.

Deretan bangunan berukuran besar dengan warna dominan merah khas bangunan China dengan ornamen sulur berbentuk simetris. Sementara pilar-pilar berukuran besar menyangga atap, pintu-pintu dan jendela-jendela berukuran besar membawa kesan bangunan kental nuansa Eropa. Sebagian besar bangunan tampak masih terawat, namun sebagian lain tampak berlumut, kosong dan tak berpenghuni.

Perkampungan tersebut dinamai Kampung Kemasan, yakni terletak di daerah kemasan, atau 200 meter di sepanjang Jl. Nyi Ageng Arem-Arem, Gresik, Jawa Timur. Berjarak sekitar 700 meter dari Alun-Alun Kota Gresik. Tak jauh dari mulut gang, kami, rombongan Roode Brug Soerabaia berhenti di rumah yang tampak masih menyisakan kemegahan hunian masa lalu, yakni di rumah Oemar Djaenoedin (80), atau lebih dikenal dengan panggilan Pakde Nood, Minggu (12/3/2023).

Meski sudah usia 80 tahun, Pakde Nood tampak masih bugar, dan jabat erat tangannya terasa masih sangat kuat. Begitu memasuki ruang tamu, layaknya terasa berada di sebuah museum. Dinding-dinding dipenuhi dengan pigora foto lawas, beberapa dicetak hitam putih bernuansa tempo dulu. Di sisi lain, ada rak-rak dokumen dan benda-benda kuno tertata rapi. Menandai sang penghuni rumah mempunya cita rasa seni tinggi.

Roode Brug Soerabaia berkunjung di Kampung Kemasan Gresik atas undangan dari Klinik Mata KMU yang sedang mengadakan acara bakti sosial dalam rangka memperingati ‘World Glaucoma Week 2023’, yaitu ‘Pemeriksaan Glaukoma Gratis’ plus mengajak jalan-jalan keliling Kampung Kemasan. Seorang tamu Roode Brug Soerabaia dari Australia turut serta, yakni Katharine (Kate) McGregor, Professor dari The University of Melbourne, yang sedang melakukan riset di Surabaya.

Selain anggota Roode Brug Soerabaia, puluhan warga Kampung Kemasan turut serta dalam acara pemeriksaan refraksi dan tekanan bola mata. Tujuannya yakni untuk menyebarluaskan informasi tentang pentingnya menjaga kesehatan mata dari glaukoma. Mulai dari penyebab glaukoma, siapa saja yang bisa terkena, hingga bagaimana cara menanggulangi glaukoma agar tidak sampai ke tingkat lanjut.

dr. Danti Ayu Irawati, SpM., menuturkan bahwa glaukoma adalah jenis gangguan penglihatan yang ditandai dengan terjadinya kerusakan saraf mata. Kerusakan ini sering disebabkan oleh tekanan tinggi pada bola mata. Glaukoma merupakan penyebab utama kebutaan di dunia yang tidak dapat diperbaiki atau bersifat permanen. Tekanan bola mata normal antara 10-20 mmHg.

World Glaucoma Week 2023 diperingati tiap tahun pada bulan Maret, tahun ini diperingati dari tanggal 12 hingga 18 Maret. Biasanya para dokter mata seluruh dunia, khususnya terkait glaukoma, mengadakan kampanye untuk meningkatkan awareness terhadap glaukoma. Glaukoma itu apa, apa yang dilakukan untuk mencegahnya, dan bagaimana cara yang harus dilakukan karena keridaktahuannya orang jadi takut,” pungkasnya.

Sekilas tentang Sejarah Kampung Kemasan

Di sela-sela pemeriksaan glaukoma, Pakde Nood menuturkan bahwa pada 1853, di tepi sungai yang menghubungkan Desa Telogo Dendo, Gresik, Tersebut seorang pengrajin emas yang cukup terkenal, Bak Liong namanya. Berkat hasil karyanya yang bagus, banyak orang yang datang ke rumahnya untuk memesan emas atau hanya sekedar membetulkan perhiasan. Lambat laun, orang menyebut kampung ini menjadi Kampung Kemasan, atau tempat tukang emas.

Berselang dua tahun kemudian, 1855, datang Haji Oemar bin Ahmad, seorang pedagang kulit untuk mendirikan rumah dua lantai dekat dengan rumah Bak Liong yang telah tiada. Kawasan Kemasan dinilai strategis untuk membangun rumah dan mengembangkan usahanya. Lantai pertama digunakan untuk keluarga dan penyimpanan kulit, lantai dua untuk sarang burung wallet, lanjutnya pria berputra empat otang.

Berkat kesuksesan bisnis kulit dan sarang burung waletnya, masih menurut Pakde Nood, Haji Oemar mendirikan empat rumah lagi pada enam tahun setelah rumah pertama berdiri. Tiga rumah berdekatan dengan rumah pertama, satu rumah lagi terletak tidak begitu jauh dari gang rumah pertama ini, yang sekarang terkenal dengan sebutan ‘Gajah Mungkur’.

Pada tahun 1896, tambahnya, Haji Oemar merasa kesehatannya mulai berkurang, kemudian ia mewariskan usaha kepada anak-anaknya. Usaha perkulitan ini akhirnya diteruskan oleh kelima anak Haji Oemar. Mereka mendirikan sebuah pabrik penyamakan kulit di Desa Kebungson, Gresik. Pabrik ini berkembang pesat sehingga telah memenuhi permintaan kulit dari 24 kabupaten di Pulau Jawa kala itu.

“Dulu banyak sekali permintaan pesanan, mulai dari kulit kuda, kulit sapi, kulit kambing, dan kulit kerbau. Saya masih menyimpan arsip sekitar 500 surat permintaan pesanan dari luar kota, ke usaha keluarga kami,” tutur pria bercucu enam belas orang..

Kesuksesan bisnis keluarga penyamakan kulit ini telah memberi tempat pada pengusaha pribumi kelas menengah di tengah tekanan sistem kolonial. Keberadaannya mampu memberikan banyak kontribusi bagi perkembangan Gresik sebagai kota dagang. Mereka bahkan bisa bersaing dengan pedagang perantara yang sebagian besar berasal dari China dan Arab.

“Berkat pesatnya perkembangan bisnis kulit diiringi hasil dari sarang burung walet tadi anak-anak Haji Oemar mulai membangun lebih banyak rumah di daerah Kemasan. Di sisi lain, Belanda waktu itu, ya seneng wong dapat banyak pembayaran pajak dan kontribusi dari kami,”pungkas Pakde Nood.

Sosok Pakde Nood ternyata merupakan cucu dari salah satu anak Haji Oemar bin Ahmad yang bernama Haji Djaenudin. Saat ini Pakde Nood ditunjuk untuk menjaga kawasan dan arsip Kampung Kemasan. Banyak wisatawan dari luar kota hingga manca negara, seperti Professor Katharine (Kate) McGregor yang Roode Brug Soerabaia dampingi, datang ke Kampung Kemasan, menjumpai Pakde Nood untuk mendengar kisah maupun membaca arsip Kampung Kemasan di masa silam.

Foto Dokumentasi
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”

Pemeriksaan & Kampanye Kesehatan Mata

Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”

Tentang Kampung Kemasan

Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”
Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023”

You may also like

3 thoughts on “Kampung Kemasan Gresik : Roode Brug Soerabaia Ikuti Klinik Mata KMU, Kampanyekan Kesehatan Mata dalam Rangka “World Glaucoma Week 2023””

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *