Meski disambut terpaan angin dan rintik-rintik hujan di siang hari upacara peringatan Pertempuran Laut Jawa 27 Februari 1942 berlansung dengan khidmat. Atas nama Kedutaan Besar Belanda, upacara peringatan dibuka oleh Eveline C. de Vink, Direktur Oorlogsgravenstichting (OGS) Indonesia.
Eveline C. de Vink, Direktur Oorlogsgravenstichting (OGS) Indonesia, membuka upacara dengan menyambut para peserta upacara peringatan Pertempuran Laut Jawa 27 Februari 1942 sebanyak 115 orang, dan menceritakan sekilas tentang Pertempuran Laut Jawa beserta beberapa kejadian penting setelahnya.
Menurutnya, Upacara peletakan karangan bunga tahun ini lebih istimewa dengan hadirnya Consul General to Australia, Fiona Hoggart, Consul General to the United States of America, Jonathan Alan, The Honorary Consul to The United Kingdom, Ivy Kamadjaja, dan Asisten Atase Militer Belanda, Danielle van Noort, mewakili Atase Militer, Colonel Norbert Moerkens hadir sebagai perwakilan Kerajaan Belanda dan Kedutaan Belanda di Indonesia.
Sementara itu, Konsul Belanda di Surabaya, Lily Jessica Tjokrosetio, dalam sambutannya menegaskan pentingnya mengingat para tentara yang gugur dan betapa perang tidak perlu terjadi. Tahun ini terdapat sembilan karangan bunga yang diletakkan atas nama Kerajaan Belanda, Kementerian Pertahanan Belanda, masyarakat dan Pemerintah Australia, Amerika Serikat, serta Inggris, The Karel Doorman Fund, The Internationale Indische Club Surabaya, Prins Karel Henry Tellings Hadikoesoemo, dan OGS.
“Kami mengheningkan cipta selama satu menit sebelum membunyikan lonceng kapal perunggu salah satu kapal yang tenggelam saat Pertempuran Laut Jawa, Kapal HNLMS Java. Kemudian mengakhiri upacara peringatan dengan meletakkan bunga di monumen dan tida makam korban Pertempuran Laut Jawa 27 Februari 1942 yang dimakamkan di Ereveld Kembang Kuning,” pungkasnya
Sekilas tentang Pertempuran Laut Jawa 27 Februari 1942
Dilansir dari berbagai sumber, pertempuran Laut Jawa adalah pertempuran laut terbesar di Indonesia antara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dengan pasukan Sekutu ketika Perang Dunia II. Peperangan ini terjadi di Laut Jawa, yang membentang di antara Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan. Pertempuran Laut Jawa merupakan pertempuran terbesar sejak Pertempuran Jutlandia dalam Perang Dunia I.
Petempuran terjadi pada 27 Februari 1942, pasukan Sekutu diwakili oleh American-British-Dutch-Australian Command (ABDA), yakni gabungan tentara Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan Australia, dibentuk untuk menghalau kekuatan Jepang. Pasukan ABDA dalam Pertempuran Laut Jawa dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman.
Latar belakang invasi Jepang ke Indonesia ketika Perang Dunia II semakin mudah lantaran Jepang telah merebut Sarawak dan Filipina Selatan. Setelah itu, Jepang masuk ke Indonesia melalui Kalimantan dan menduduki wilayahnya karena ingin menguasai sumber daya alam minyak bumi. Sebagian markas Sekutu di Kalimantan dan Sulawesi Utara pun berhasil dikuasai oleh Jepang.
Sekutu mengerahkan ABDA, yang awalnya dipimpin oleh Laksamana Thomas C. Hart, dengan kapal-kapal peninggalan Perang Dunia I untuk menghalau kekuatan Jepang. Sejak pertengahan Januari 1942, pasukan Sekutu telah berupaya menghalau invasi Jepang di beberapa wilayah di Indonesia, yakni pertempuran di Selat Makassar, Pertempuran Selat Badung, dan Pertempuran Palembang.
Pada 27 Februari 1942, Laksamana Karel Doorman bersiap memimpin pertempuran di Laut Jawa. Di bawah komando Doorman, pasukan Sekutu diberangkatkan dari Surabaya untuk menghadang pasukan Jepang dari arah Selat Makassar. Sedangkan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dipimpin oleh Laksamana Muda Takeo Takagi, membawa kapal penjelajah berat dan ringan, serta 14 kapal perusak.
Pertempuran antara ABDA dan pasukan Jepang pun berkecamuk di Laut Jawa sejak siang hingga malam hari. Sekitar pukul 17.00, pesawat Sekutu menyerang kapal angkut Jepang, tetapi gagal. Pada saat bersamaan, Laksamana Muda Takeo Takagi memerintahkan kapalnya untuk mendekat kepada Sekutu.
Kapal Sekutu pun mengalami kerusakan hebat setelah mendapat serangan dari Angkatan Laut Jepang. Pada pukul 17:50, Doorman memerintahkan kapal perusak ABDA untuk mundur. Menanggapi hal ini, Takagi mengerahkan pasukannya untuk pergi ke arah utara, sementara Doorman sedang merencanakan serangan lain terhadap Jepang.
Pada pukul 19:20, baku tembak antara kapal Angkatan Laut Sekutu dan Jepang kembali terjadi, sebelum keduanya memutuskan untuk menarik mundur pasukannya. Sekitar pukul 21:00, empat kapal perusak Doorman kehabisan bahan bakar, sehingga harus kembali ke Surabaya. Satu jam setelahnya, Doorman kehilangan dua kapal perusak terakhirnya yang ditenggelamkan oleh pihak Jepang.
Dengan sisa kapal yang ada, Doorman bergerak ke arah utara pada pukul 23:00 dan baku tembak kembali terjadi. Sekitar 30 menit kemudian, salah satu kapal perusak Jepang berhasil menyerang Kapal De Ruyter milik Sekutu dan meledakkan salah satu magasinnya. Ledakan tersebut mengakibatkan Laksamana Karel Doorman gugur dalam pertempuran melawan Angkatan Laut Jepang.
Pertempuran dahsyat yang terjadi selama tujuh jam mengakibatkan dua kapal perusak milik Amerika Serikat dan satu kapal perusak milik Belanda tenggelam saat mencoba lari ke Australia. Hampir seluruh armada ABDA dihancurkan, 10 kapal dan sekitar 2.173 pelaut hilang, sedangkan Jepang hanya kehilangan sekitar 36 prajuritnya dan kerusakan parah dua kapalnya. Pertempuran Laut Jawa mengakhiri operasi Angkatan Laut Sekutu di Asia Tenggara pada 1942.
Pertempuran Laut Jawa menjadi kemenangan bagi pihak Jepang, berhasil menghancurkan kekuatan Sekutu. Angkatan Darat Jepang kemudian menyerang Jawa pada tanggal 28 Februari. Pasukan militer Sekutu menyerah pada tanggal 9 Maret 1942. Pertempuran itu adalah salah satu pertempuran laut paling mahal bagi Sekutu dan menyebabkan pendudukan Jepang di seluruh Hindia Belanda.
Foto-Foto
Rangkaian Upacara Peringatan Pertempuran Laut Jawa
27 Februari 1942



























Terima kasih infonya, Bos. 👍
Terima kasih atas apresiasi dan support Panjenengan, Bu Siti Nur Hasanah.
Sehat dan sukses selalu bersama keluarga besar Panjenengan.
Nenek moyangku seorang pelaut merujuk bahwa bangsa Indonesia dulu unggul dibidang kelautan dan ahli membuat kapal perahu Keren poolll@dalangrolas.
Terima kasih atas apresiasi dan support Panjenengan, Mas Santoso Abetnego.
Sehat dan sukses selalu bersama keluarga besar Panjenengan.
Tetap semangat menginspirasi lewat pewayangan.