Jajanan jadul atau jaman (zaman) dulu seperti mie lidi, kue koya, rambut nenek, es gabus pelangi, cenil, kue putu, kue rangi, kue cubit, dan lain-lain memang banyak orang merindukan keberadaannya, khususnya bagi generasi baby boomers macam saya ini. Jajanan tersebut sudah jarang ditemui di pasaran lantaran tak banyak orang yang mampu bertahan menjajakan penganan tersebut, kalah bersaing dengan jajanan kekinian.
Seiring zaman telah berubah, biar jajanan kekenian semacam corn dog, saus mentai, dimsum, roti ubi Korea, se’i sapi, salted egg, Korean sandwich, rujak cireng, cilok, dan lain-lain telah melanda dan melindas selera lidah kaum millennial, namun keberadaan jajanan jadul, kerak telor, tak punah dimakan zaman. Penganan dengan bahan utama beras ketan dan telur itu masih survive hingga saat ini.
Marchasan (75), penjaja kerak telor di pujasera kawasan depan Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, adalah salah satu penjaja jajanan zaman dulu, kerak telor, yang masih bertahan hingga saat ini. Pria yang masih tampak bugar itu telah menjajakan kerak telor saat dirinya masih remaja dua puluhan tahun. Keahlian membuat kerak telor tampak saat bagaimana ia memulai menuangkan beras ketan, memroses pematangan hingga siap disajikan.


“Saya berjualan kerak telor ini sudah lama, sejak saya usia muda, dua puluhan tahun. Sekarang umur saya baru 75 tahun,” tutur Marchasan sembari memasak kerak telor pesanan saya di pujasera kawasan Makam Pahlawan Kalibata, Rabu (28/9/2022) malam.
Di sela-sela memasak kerak telor, Marchasan menjelaskan bahwa jajanan kerak telor ini terbuat dari beberapa bahan seperti beras ketan, telur bebek, ebi, dan ditaburi di atasnya atau dengan topping seperti serundeng kelapa dan bawang goreng. Menurutnya, cara pembuatan kue khas Betawi ini masih secara tradisional, yakni dengan tungku api arang, wajan khusus, dan baru dibuat ketika dipesan orang.
“Kerak telor ini paling nikmat disantap saat masih hangat, makanya dibuat saat orang datang memesan. Memang tidak ada stok yang sudah matang, harus sabar antre karena dibuat satu per satu,” pungkasnya.
Sekilas tentang Kerak Telor
Dilansir dari Wikipedia.org, kerak telor adalah makanan atau penganan asli daerah Jakarta atau tepatnya, khas Betawi. Penganan atau jajanan ini dibuat dengan bahan-bahan seperti beras ketan putih, telur bebek atau telur ayam, ebi (udang kering yang diasinkan) yang disangrai hingga kering ditambah bawang merah goreng, lalu diberi bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai , cabai merah, kencur, jahe, merica butiran, garam dan gula pasir.
Dengan cita rasanya yang gurih, kerak telor yang disebut sebagai omeletnya orang Betawi ini ternyata punya sejarah yang cukup panjang. Kuliner khas Betawi ini dipercaya sudah dikenal dan banyak digemari sejak zaman penjajahan Belanda. Menurut sejarah, kerak telor dibuat oleh masyarakat Betawi secara tak sengaja dengan memanfaatkan hasil alam yang melimpah seperi beras ketan, kelapa, dan berbagai jenis bumbunya.


Meski awalnya dibuat tanpa sengaja, nyatanya kerak telor menjadi salah satu jajanan ikonik yang masih survive sampai sekarang, dan mempunyai penggemar tersendiri. Tak hanya generasi baby bomers tetapi juga generasi millennial. Semula penganan ini merupakan kuliner kalangan elit, seiring perkembangan zaman, kerak telor bisa dinikmati segala kalangan dengan harga yang bisa dijangkau, kisaran 20 ribu rupiyah per satuan.
Kerak telor baru mulai populer dijajakan sekitaran tahun 1970-an ini perlu diberikan ruang oleh pengambil kebijakan di negeri ini. Barangkali diberikan tempat yang layak untuk menghidupkan UMKN kuliner tradisional yang merupakan warisan budaya. Tidak hanya pakaian adat, kebiasaan istiadat, hingga benda-benda peninggalan bersejarah saja yang bisa menjadi warisan budaya, namun kuliner tradisional juga merupakan warisan budaya yang turun temurun diwariskan kepada anak cucu.
Kuliner jajanan jadul seperti kerak telor dan lain-lain adalah kuliner tradisional wajib dilestarikan karena keberadaannya patut dibanggakan. Ayooo…, siapa yang tidak bangga mempunyai jajanan tradisional yang masuk dalam jajaran kuliner terenak di dunia. Tentu kita semua bangga menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang mempunyai kuliner dengan cita rasa gurih, enak, dan lezat. Jadi, sudah sepatutnya untuk dilestarikan bukan?

Kerak telur makanan khas Betawi. Kalau kerak bumi makanan khas pakmi.
Kerak telur punya rasa spesial, jadi tak akan tergilas jajanan milenial…saya sekali mencicipinya, anehnya tidak diJakarta Pak Ali, di Jogya hehee