Bak one day tour, usai kami berempat yakni Sylvi Mutiara, Kamil Muhtar, Riko (pemegang kendali setir mobil), dan saya usai motret dan sarapan soto khas Minang (soto banyak suhun, potongan dendeng daging, tanpa nasi) di Kelok 9, bergegas melanjutkan perjalanan ke Lembah Harau, ke air terjun. Kedua destinasi wisata ini berjarak kisaran 20 km, Rabu (27/12/2023).
Siang itu rintik-rintik gerimis, jalanan berkelo-kelok di antara tebing terjal di kiri kann jalan. Sementara, Riko melajukan mobil tak seberapa kencang. Meski dia kelahiran Tangerang, namun sangat paham dengan karakteristik dan kontur ruas jalan Sumatra Barat. Sudah cukup lama hijrah di Batusangkar, dia memperistri perempuan Minang yang masih ada trah bangsawan Pagaruyung.
Berjalan menuju Lembah Harau sangat menyenangkan. Dengan udara segar, kami dapat menikmati pemandangan alam yang eksotik. Tebing-tebing granit yang menjulang tinggi sekitar 80 m hingga 300 m dengan bentu-bentuk unik di kiri maupun kanan jalan. Sejak memasuki kawasan Lembah Harau, mata ini dimanjakan oleh panorama alam yang spektakuler.
Dirilis dari https://id.wikipedia.org/wiki/Lembah_Harau, Lembah Harau adalah sebuah ngarai di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Lembah ini diapit dua bukit cadas terjal dengan ketinggian mencapai 150 meter. Berupa batu pasir terjal berwarna-warni, ketinggian 100 sampai 500 meter. Lembah Harau juga tak jauh dari Kota Payakumbuh.
Topografi Cagar Alam Harau adalah berbukit-bukit yang bergelombang-gelombang. Ketinggiannya dari permukaan laut adalah 500 sampai 850 meter. Sedangkan deretan bukit tersebut antara lain Bukit Air Putih, Bukit Jambu, Bukit Singkarak, dan Bukit Tarantang. Lembah Harau seluas 270,5 hektare/2.705 km², ditetapkan sebagai cagar alam sejak 10 Januari 1993.
Terdapat beberapa air terjun di Lembah Harau, di antaranya ada Air Terjun Aka Barayun, Sarasah Donat, Sarasah Boenta, Sarasah Talang, Sarasah Murai, Ketinggian masing-masing air terjun berbeda-beda antara 50-90 meter. Air terjun tersebut mengalir dari atas jurang yang membentang di sepanjang Lembah Harau.
Terbentuknya lembah harau disebabkan adanya patahan turun atau block yang turun membentuk lembah yang cukup luas dan datar. Salah satu tanda-tanda, atau untuk melihat di mana lokasi patahannya adalah dengan adanya air terjun. Ini artinya dahulu ada sungai yang kemudian terpotong akibat adanya patahan turun, sehingga membentuk air terjun.
Secara geologi, batuan yang ada di situ berumur cukup tua, kira-kira 30-40 juta tahun. Batuan seumur ini yang sangat halus berupa serpih (besar butir lebih kecil dari pasir 1/16 mm), yang merupakan batuan yang banyak mengandung organic carbon, yaitu batuan yang terbentuk dari sisa-sisa organisme pada zaman dahulu.
Kawasan Lembah Harau ini terdiri atas tiga kawasan yakni Resort Aka Barayun, Resort Sarasah Bunta, dan Resort Rimbo Piobang. Pada resort Aka Barayun memiliki keindahan air terjun yang mempunyai kolam renang, yang memberikan nuansa alam yang asli. Juga berpotensi untuk pengembangan olahraga panjat tebing karena di sekitarnya memiliki bukit yang terjal.
Lokasi Lembah Harau sekitar 138 km dari Kota Padang, 47 km dari Bukittinggi, 20 km dari Payakumbuh, dan 2 km dari pusat Kabupaten Lima Puluh Kota. Jika pengunjung dari Kota Bukittinggi, hanya perlu waktu sekitar 1,5 jam. Dari Kota Bukittinggi, pengunjung harus mengambil arah ke Kota Payakumbuh. Setelah itu, pengunjung sudah akan berada di Jalan menuju Lembah Harau.
Tak heran, menurut indonesia-tourism.com/west-sumatra/harau_valley.html, Lembah Harau disebut sebagai Yosemite-nya Indonesia. Yosemite berada di Sierra Nevada, negara bagian California, Amerika Serikat. Taman nasional seluas 3,080.74 km2, dan terkenal dengan keindahan alamnya. Lembah yang indah, air terjun yang spektakuler, dan pemandangan tebing granit yang megah.