Masker Tak Dibuat dengan Bahan Sama, Perhatikan Kegunaannya

  • EDUKASI
Masker Kain
Share this :

Mengenakan masker merupakan salah satu bentuk pencegahan tertularnya virus corona Covid-19 dari orang lain, selain mencuci tangan dan jaga jarak. Sayangnya, di berbagai tempat masih ditemukan adanya orang-orang yang enggan, bahkan tidak mengenakannya.

Kini, menggunakan masker menjadi sebuah keharusan di tengah pandemi virus corona yang melanda dunia sebagai upaya mencegah penularan Covid-19. Masker yang sesuai dengan standar kesehatan dapat membantu menekan penularan virus corona lantaran mencegah keluarnya droplet. Percikan air liur ini menjadi salah satu jalur penularan virus corona yang menyebabkan Covid-19.

Sebuah studi baru membuktikan bahwa memakai masker memang dapat mengurangi penularan virus secara signifikan. Eksperimen oleh tim Hongkong menemukan tingkat penularan virus corona melalui tetesan pernapasan atau partikel di udara turun sebanyak 75 persen ketika masker bedah dipakai.

Trend Inovasi di Kala Pandemi

Menjawab tantangan zaman sekaligus menyongsong dunia pasca-pandemi, lahir produk-produk inovatif, khususnya terkait masker. Seperti halnya ketika Inggris terjangkit wabah pada 1665, Isaac Newton menghabiskan waktunya mengutak-atik rumus dan berhasil menelurkan kalkulus.

Dua abad sebelumnya, terinspirasi pengalaman buruk Milan diserang pagebluk, Leonardo da Vinci merumuskan konsep kota masa depan yang lebih aman. Inovasi bisa lahir di kala pandemi. Harapan tak padam di balik bencana. Mungkin karena manusia cenderung lebih fokus saat terkurung.

Virustatic, firma bioteknologi asal Inggris, ciptakan Virustatic Shield, menyerupai masker koboi (Foto virustaticshield.com)
Virustatic, firma bioteknologi asal Inggris, ciptakan Virustatic Shield, menyerupai masker koboi (Foto virustaticshield.com)

Di tengah pandemi global akibat Covid-19, fenomena serupa terlihat sekarang. Sejumlah insan kreatif berkarya untuk menjawab kebutuhan dan tantangan kontemporer. Beberapa contoh inovasi produk masker memengaruhi cara kita bergerak dan bepergian.

Selama pandemi ini melanda, masker akan terus menjadi bagian lumrah dari busana, dan beberapa organisasi dan para perancang mulai menangkap peluang itu dengan menciptakan masker modis yang berbeda dari masker yang dikenakan para pekerja medis, dan beda pula dengan masker para penjahat.

Myant - Kanada, ciptakan masker berlapis ganda, kandungan serat tembaga dan perak. (Foto Myant PPE)
Myant – Kanada, ciptakan masker berlapis ganda, kandungan serat tembaga dan perak. (Foto Myant PPE)

Virustatic, firma bioteknologi asal Inggris, menciptakan Virustatic Shield yang menyerupai masker koboi, dan diklaim sakti menangkal virus. Dari Kanada, Myant menciptakan masker dengan lapisan ganda dengan kandungan serat tembaga dan perak.

Insan Indonesia pun tak kalah inovatif dan kreatif. Label fesyen Liunic on Things mendesain masker kaya warna dan corak. Mengusung agenda sosial, gerakan Masker untuk Indonesia menciptakan masker artistik hasil kemitraan dengan seniman. Sementara Ghea Fashion Studio merancang masker bercorak motif Indonesia.

Masker motif Wayang Beber buatan Ghea Fashion Studio. (Foto Ghea Fashion Studio)
Masker motif Wayang Beber buatan Ghea Fashion Studio. (Foto Ghea Fashion Studio)

Perlu Pertimbangan dalam Pemakaian Masker

Dilansir dari situs Centers for Disease Control and Prevention (CDC), orang dapat mengenakan masker dengan dua atau lebih lapisan untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Untuk mendapatkan perlindungan terbaik, kenakan masker dengan benar dan konsisten, serta mencuci tangan sebelum memakai masker, dan tidak menyentuh masker saat mengenakannya.

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan seseorang untuk melindungi diri terkait dengan pemakaian masker, sebagaimana dikutip dari Kompas.com, yakni sebagai berikut :

Kualitas Masker Medis

Meskipun banyak masker sekali pakai berlabel masker bedah atau medis di pasaran, tak seluruhnya masker tersebut sesuai dengan standar internasional. Efisiensi penyaringan bakteri harus di atas 95 persen dan tahan terhadap penetrasi cairan tubuh. Angka ini menandai kemampuan masker memblokir bakteri dan virus, termasuk Covid-19.

Wakil Presiden Senior Teknologi dan Kepala Innosparks di ST Enginering, salah satu produsen masker bedah di Singapura, Gareth Tang, mengatakan, kontrol masker bedah harus dilakukan dengan ketat untuk memastikan bahwa masker tersebut berkualitas medis.

Masker Mengandung Tembaga dan Perak

Saat ini, terdapat pula masker yang mengandung tembaga dan perak. Kedua bahan, tembaga dan perak, disebut terbukti membunuh bakteri, termasuk virus, asalkan ion tembaga atau perak berinteraksi dengan virus.

Meski demikian, proses mematikan virus dan bakteri membutuhkan waktu, mulai dari 30 menit hingga sehari. Masalah lainnya, beberapa masker wajah dengan anyaman tembaga ke dalam kain mempunyai ruang di antara serat tembaga. Di antara garis-garis ini, bisa menampung cukup banyak virus.

Jika jarak ini ratusan mikron, lanjutnya, pada dasarnya tidak dapat menyaring virus. Untuk itu, maka sejumlah studi tengah dilakukan untuk menyakinkan bahwa nano-perak dan tembaga terbukti efektif melawan virus corona.

Masker Filter Karbon

Beberapa produsen mengklaim bahwa masker dengan filter karbon efektif dalam menyaring bakteri dan virus. Filter karbon banyak dipakai dalam pembersih udara untuk menyerap dan menangkap asap dan polutan gas lainnya. Tetapi, filter ini tak lebih efektif daripada masker lain.

Masker filter karbon efektif untuk melawan polutan udara, tetapi untuk bakteri dan virus, pasti belum banyak penelitian yang menunjukkan efektivitasnya.

Masker Kain Produksi Sendiri

Masker kain yang dibuat sendiri idealnya harus mempunyai setidaknya tiga lapisan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, lapisan terdalam terbuat dari bahan penyerap seperti kapas. Sementara, dua lapisan lainnya terbuat dari bahan tahan air seperti polipropilen.

Iritasi Kulit

Respirator N95 dapat dibuat dari bahan silikon lembut, yang secara efektif menutup wajah. Namun, masker yang menawarkan perlindungan yang relatif kedap udara dapat menyebabkan iritasi kulit.
Hal ini mungkin tidak cocok untuk penggunaan sehari-hari atau untuk orang dengan kulit sensitif.

CDC menambahkan, masker jenis ini menjadi alat pelindung diri (APD) yang paling sering digunakan petugas kesehatan yang membutuhkan tingkat perlindungan lebih tinggi. Masker ini terbuat dari bahan filtrasi yang lebih tinggi dibandingkan masker biasa, biasanya dapat menyaring sekitar 95 persen partikel di udara.

Masker N95 ( Foto dunia.rmol.id)
Masker N95 ( Foto dunia.rmol.id)

Merawat Kulit

Peningkatan 15-20 persen dalam jumlah pasien mengalami permasalah kulit terkait masker. Seseorang dapat mengalami peradangan kulit, misalnya dari penumpukan kelembapan, panas, dan peningkatan produksi sebum, yang bisa menyebabkan pori-pori tersumbat.

Direkomendasikan untuk mengganti masker setiap 4-6 jam dan membiarkan kulit beristirahat dari masker sekitar 15-30 menit. Pertimbangkan hal-hal lain seperti masker kain, yang merupakan jenis kain yang lebih bisa bernapas dan nyaman.

Jaga Kebiasaan mengenakan Masker

Konsultan Senior Kalisvar Marimuthu dari National Center for Infectious Diseases mengatakan, penting untuk mencuci masker setiap hari atau secara teratur. Mencuci masker tak hanya menghilangkan virus, melainkan juga noda air liur atau partikel debu di masker.

Ia menyarankan untuk tak menyentuh bagian depan masker saat melepasnya dan selalu mencuci tangan setelah memegang atau menyentuh masker yang telah dipakai.

Terkait pencucian masker, dapat dilakukan dengan mencampurnya ke cucian biasa. Masukkan deterjen dan pengaturan air hangat yang sesuai untuk kain yang digunakan pada masker. Setelah itu, biarkan masker mengering hingga sempurna.

*

Banyaknya pilihan masker di pasaran bisa membuat Anda bingung. Untuk memilih masker, Anda perlu mengerti fungsi masing-masing masker terlebih dahulu. Saat ini, menggunakan masker bagian dari perlengkapan fesyen kita setiap hari, bahkan bukan hanya jika akan keluar rumah saja.

Agar Anda aman, saya, dia, mereka dan kita pun aman, mengenakan masker sebagai kewajiban diri untuk mengantisipasi terinfeksi Covid-19. Mestinya sudah tak perlu lagi ada yang mengingatkan, menegur, bahkan sampai aparat turun tangan mengadakan opersasi masker.

Semua kembali pada diri pribadi masing-masing. Sadar, setengah sadar, atau tak mempunyai kesadaran sama sekali. Jika sudak tak mempunyai kesadaran sama sekali, orang seperti ini pantasnya mesti diapakan ya?

You may also like

2 thoughts on “Masker Tak Dibuat dengan Bahan Sama, Perhatikan Kegunaannya”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *