Pemandangan ikonik layaknya pada tahun-tahun sebelumnya, setiap bulan Ramadan banyak kita jumpai di sudut-sudut kota berbagi orang berjualan makanan, minuman atau jajanan untuk takjil atau kudapan untuk berbuka puasa. Lantaran pandemi Covid-19, dua kali Ramadan tahun lalu bazar takjil tak seramai saat ini, seiring suasana kondusif dan penularan Covid-19 makin melandai.
Bahkan di beberapa tempat, tak hanya bazar kebutuhan menu takjil, ada pula menjual berbagai jenis kebutuhan pokok masyarakat dengan relatif lebih murah. Sudah bukan rahasia lagi jika menjelang Ramadan hampir semua barang kebutuhan pokok ‘berganti harga’. Kenaikan harga dipicu adanya kebutuhan meningkat sementara pasokan tidak memadai, barang langka atau sengaja ‘dilangkakan’.
Terkait kenaikan harga barang kebutuhan pokok, barangkali ada tiga penyebab yang mendasari kenaikan. Mungkin, ketersediaan bahan pokok yang semakin hari semakin menipis atau langka, permainan harga bahan pokok oleh sebagian pemain pasar, dan pengawasan dalam pendistribusian bahan pokok yang belum maksimal oleh yang berwenang.
Bisa dipastikan, setiap jelang Ramadan dan Idul Fitri beberapa bahan pokok mengalami kenaikan harga yang sangat signifikan, seperti daging sapi, telur ayam, cabai merah,daging ayam petelur, dan berbagai kebutuhan bumbu-bumbu masakan, juga bahan-bahan kue. Biasanya tren kenaikan harga tersebut akan terus meninggi hingga minggu akhir jelang Idul Fitri.
Padahal kondisi saat ini masih berada pada masa pandemi Covid-19, atmosfir perekonomian belum maksimal pulih. Dampak itu tentu menimpa sebagian masyarakat, tak sedikit dari mereka yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan untuk bertahan hidup layak. Lantaran kenaikan harga yang cukup tinggi berbagai bahan pokok, tentu beban hidup yang mereka pikul semakin berat.
Manfaatkan Peluang
Kesulitan yang sebagian masyarakat hadapi membuat mereka berinisiatif untuk memanfaatkan peluang berjualan pada saat bulan Ramadan, seperti menjual makanan dan minuman atau aneka jajanan pada saat menjelang berbuka puasa di Bazar Ramadan, atau sebagian masyarakat menyebutnya dengan Pasar Ramadan. Umumnya, bazar tersebut diadakan di tempat yang cukup strategis di berbagai belahan kota di tanah air.
Satu alasan klasik, selain belanja untuk kebutuhan berbuka puasa, bazar Ramadan sangat cocok dijadikan sebagai tempat ngabuburit, yakni momen ketika umat muslim menunggu waktu adzan Maghrib dikumandangkan dari masjid-masjid atau musala. Itulah mengapa tempat-tempat bazar Ramadan di berbagai sudut kota tidak sepi pengunjung.
Tempat-tempat bazar Ramadan biasanya banyak diserbu oleh masyarakat dari kalangan remaja hingga orangtua beserta anak-anaknya. Mereka dapat berburu berbagai jenis olahan untuk persiapan berbuka puasa, berupa makanan dan minuman atau jajanan yang akan disantap pada saat berbuka tiba. Kesempatan inilah menjadi peluang besar untuk berjualan bagi sebagian masyarakat urban.
Lies Indrayanti, salah satu pengunjung, menuturkan bahwa dengan adanya even bazar ini banyak anggota masyarakat yang diuntungkan. Khususnya, para wanita karier dan ibu rumah tangga yang tidak sempat memasak untuk persiapan berbuka puasa bagi keluarga tercintanya. Mereka dapat membeli di sini. Selain banyak pilihan menu makanan, minuman, dan jajanan, juga lebih praktis. Tidak repot memasak.
“Apalagi seperti saya, anggota keluarga hanya bertiga. Daripada ribet-ribet memasak di dapur untuk berbuka puasa, mending membeli saja. Praktis,” tutur pehobi jalan kaki, di bazar Urban Loca PT Yekape di area parkir Graha YKP Pandugo, Kel. Penjaringansari, Kec. Rungkut, Kota Surabaya – Prov. Jawa Timur, Senin sore (4/4/2022).
Lain halnya dengan Nani Cherlly, pengunjung yang lain, ia mengatakan bahwa meski dirinya nonmuslim tetapi tertarik juga untuk mengunjungi dan turut meramaikan bazaar tahunan semacam ini. Satu alasan, walau sebagai ibu rumah tangga yang gemar memasak, hunting makanan di bazar seperti ini siapa tahu terinspirasi ada menu masakan baru.
“Kalau memasak chinese food, hampir kerjaan harianlah. Nih, pengin berburu javanese food,” kata ibu rumah tangga yang kini becucu empat, dan sebentar lagi cucunya jadi lima.
Kesempatan yang hanya datang satu tahun sekali ini merupakan peluang untuk turut mendongkrak ekonomi masyarakat urban, yakni orang-orang yang pindah dari desa ke kota untuk menggapai keberuntungan. Yang tetap untuk diperhatikan, yakni himbauan pemerintah dengan menerapkan 3M (menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan dengan sabun, dan atau memakai handsanitizer).
*
Bulan Ramadan atau disebut bulan suci, umat Islam disarankan berlomba-lomba berbuat kebajikan. Lantaran di bulan ini Allah SWT akan melipatgandakan pahala semua amal kebajikan yang dilakukan oleh setiap orang. Dengan turut meramaikan, berupa membeli berbagai menu takjil, Anda telah menanam satu kebajikan. Semoga Allah SWT melipatgandakan buah kebajikan yang telah Anda tanam. Aamiin….
Menu takjil pasar kaget di kampung kampung benar benar membantu perekonomian rakyat.
Mas Santoso A.,
Iya, pasar Ramadan atau bazar Ramadan turut mendongkrak perekonomian warga kampung atau juga warga urban.
Matur nuwun atas apresiasi Pangjenengan.
Tepap sehat selalu.