Pacu Jawi Tradisi Ikonik di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat

Paju Jawi Tradisi Ikonik di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat
Share this :

Rangkaian berkegiatan di Batusangkar dan Padang, Sumatra Barat, bersama Spirit of Ummah (YSoU) Jakarta dalam rangka membuat iklan fundraising untuk pembangunan Masjid Jamik Minangkabau – Indonesian Islamic Tourism Center di Batusangkar, Sumbar, saya tutup dengan menonton Pacu Jawi, diantar oleh Datok Mojo Indo di Prambahan, Batusangkar, Sabtu (9/9).

Pembuatan iklan fundraising mengambil view ikonik di Sumatra Barat seperti di Danau Singkarak, Aur Sarumpun, Istana Pagaruyung, dan lain-lain. Kegiatan ini YsoU yang diprakarsai Ustadz Farrel Muhammad Rizqi dan didukung oleh Fadly-Padi, Iman-Jrock, Ustadz Derry Sulaiman, Bupati Tanah Datar Eka Putra, dan Gubernur Sumatra Barat Buya Mahyeldi, serta Kitabisa.com.

Tempat ‘track’ Pacu Jawi jauh dari jalan raya pedesaan, masuk dalam kawasan persawahan. Mobil harus diparkir 0.5 km dari arena pacu jawi. Kiri kanan badan jalan yang sempit jadi parkir mobil pengangkut sapi, selain mobil penonton. Turun mobil mesti harus jalan kaki. Untung saya biasa jalan pagi di atas 5km, dengan kontur jalan naik turun bagi yang tak biasa jalan kaki itu sebuah perjuangan.

Paju Jawi Tradisi Ikonik di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat
Paju Jawi Tradisi Ikonik di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat

Belum lagi, jarak 100 meter jelang tempat pacu jawi, jalan basah berlumpur. Selain malam sebelumnya diguyur hujan, jalan becek berlumput lantaran bekas dilalui sapi-sapi. Tak saya bayangkan sebelumnya jika area Pacu Jawi itu di sawah yang luasnya kisaran 60×200 meter, berlumpur dan dan bergenang air.

Awal menonton rasanya sedap-sedap ngeri. Melihat lari pasangan sapi yang kencang, pasangan sapi yang keluar area pacu menerobos penonton di pinggir, dan semburan lumpur berasal dari kaki-kaki sapi menerjang lumpur, serta jalan berlumpur, saya hampir urung menonton. Lantaran berdasar ‘kepo’ dan penasaran, lalu memberanikan diri dan cari posisi di pinggir kiri, di gundukan tanah setelah garis finis, berupa ‘galengan’ kecil.

Di tempat itu berharap mendapat tempat nyaman untuk memotret meski berhimpitan dengan penonton. Lantas dengan permisi sambil mengenalkan bahwa saya bukan warga setempat, minta sedikit ruang, ternyata ada orang baik memberi saya tempat. Akhirnya, dengan cipratan air berlumpur di jeans dan T shirt serta sepatu berlepotan, saya abadikan momen Pacu Jawi yang tak sama dengan Karapan Sapi di Pulau Madura

Setelah mencoba mempelajari situasi, mencoba mengambil foto dengan gear seadanya, handphone realme XT, sebenarnya ada penyesalan yang datang kemudian. Mengapa saya putuskan tak membawa SLR dengan lensa tele? Lantaran kebayang kegiatan padat, mondar-mandir, lagian perlunya buat liputan, pikir saya dengan Canon EOS M100 dan realme XT sudah lebih dari cukup.

Paju Jawi Tradisi Ikonik di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat

Sekilas Pacu Jawi

Dilansir dari Wikipedia, Pacu Jawi (dari bahasa Minangkabau: “balapan sapi”) adalah perlombaan olahraga tradisional di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, Indonesia. Dalam acara ini, sepasang sapi berlari di lintasan sawah berlumpur dengan panjang sekitar 60–250 meter, sementara seorang joki berdiri di belakangnya dengan memegang ekor kedua sapi.

Walaupun namanya mengandung arti “balapan”, sapi-sapi hanya dilepas sepasang tanpa lawan tanding, dan tidak ada pemenang secara resmi. Tiap pasang sapi berlari secara bergiliran, sementara penonton menilai sapi-sapi tersebut, terutama berdasarkan kecepatan dan kemampuan berjalan lurus. Biasanya harga sapi-sapi unggulan sepasang sapi jauh di atas harga normal.

Paju Jawi Tradisi Ikonik di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat

Penduduk Tanah Datar, terutama dari empat kecamatan yaitu Sungai Tarab, Pariangan, Lima Kaum, dan Rambatan telah menyelenggarakan acara ini selama berabad-abad untuk merayakan masa panen padi. Acara ini juga diiringi pesta desa dan budaya yang disebut “Alek Pacu Jawi”. Belakangan, acara ini menjadi atraksi wisata yang didukung pemerintah, dan menjadi objek fotografi, baik wisatawan lokal maupun asing.

Sejak 2020, Pacu Jawi diakui secara resmi oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda khas Indonesia dalam bidang Seni Pertunjukan yang berasal dari Sumatra Barat. Kini masyarakat diharapkan untuk tetap melestarikan tradisi dan budaya Pacu Jawi sehingga menjadi salah satu tradisi dan kearifan lokal yang dapat dijual kepada para wisatawan

Paju Jawi Tradisi Ikonik di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat
Paju Jawi Tradisi Ikonik di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *