Perilaku Impulsif Tak Selalu Buruk

Perilaku Impulsif
Share this :

Perilaku impulsif merupakan kondisi ketika seseorang mendapatkan dorongan untuk melakukan sebuah tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya terlebih dulu. Seseorang yang memiliki sifat impulsif acap kali dianggap labil oleh orang-orang sekitar.

Impulsif itu sendiri memiliki pengertian bersifat cepat bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati sehingga apabila perilaku yang tiba-tiba berubah, tiba-tiba di luar rencana, atau sebuah sikap yang tidak didukung alasan yang kuat. Umumnya perilaku imperatif tergolong irrasional, maka disimpulkan individu tersebut termasuk pribadi impulsif.

Definisi Impulsif

Menurut Campbell dan Werry (1986) dalam Handbook of Developmental Psychopathology, definisi impulsif adalah perilaku yang cenderung merusak dan tidak terkontrol akibat tindakan yang dilakukan tanpa memikirkan konsekuensinya terlebih dulu.

Perilaku tersebut biasanya merupakan bentuk respons emosional pelaku terhadap kejadian yang ia alami di masa lalu. Meski ia menyadari tindakan yang dilakukannya, tetapi ia cenderung tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri sehingga terus melakukan hal tersebut.

Perilaku impulsif pada anak usia sekolah, menurut persepsi guru, merujuk pada anak yang bertindak spontan tanpa berpikir terlebih dahulu. Salah satu contoh perilaku impulsif adalah anak mengerjakan tugas tanpa mempelajari petunjuk terlebih dahulu. Sudah pasti hasilnya pun akan salah.

Tanda-tanda Perilaku Impulsif
Menurut penelitian, anak-anak yang pada masa kecil dibiarkan berperilaku impulsif akan lebih mudah melakukan hal kurang baik saat dewasa, seperti merokok, menggunakan obat terlarang atau timbul masalah lain seperti gangguan emosinya.

Empat tanda-tanda anak impulsif, yakni sebagai berikut:
Urgensi: anak cenderung selalu terburu-buru dalam mengerjakan sesuatu.
Kurang berpikir: anak bertindak tanpa dipikir atau direncanakan terlebih dahulu.
Kurang usaha: anak mudah menyerah jika diberi tugas.
Sensasi mencari: anak hanya mencari kesenangan tanpa memikirkan konsekuensinya.

Penyebab Perilaku Impulsif

Perilaku impulsif merupakan kasus yang berkaitan dengan perhatian dan perilaku aktif, maka tidak ada penyebab yang pasti terhadap masalah ini. Namun menurut para ahli, ada beberapa faktor yang mendorong anak berperilaku impulsif, yakni faktor :

  1. sifat yang cenderung hiperaktif
  2. temperamental
  3. pengaruh lingkungan keluarga
  4. gender
  5. karakteristik orangtua

Tips Menangani Anak Impulsif

Berikut ini beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menangani anak impulsif yaitu :

Mengajarkan keterampilan mengendalikan diri dan menunggu.
Misalnya sebelum memulai mengerjakan PR, anak diharuskan duduk manis, tangan di atas meja dan lakukan kontak mata. Minta dia mendengarkan baik-baik petunjuk. Jika anak bisa menjalankan semua tahapan ini, berikan dia pujian. Dengan begitu, dia akan merasa senang.

Berikan tugas-tugas lebih sederhana dan singkat dalam satu waktu.
Karena anak impulsif cenderung terburu-buru, maka tugas yang panjang dan bermacam-macam bisa dipastikan tidak akan berhasil dilakukannya. Lebih baik latih anak mengerjakan tugas satu per satu, mulai dari tugas yang paling sederhana. Setelah satu tugas selesai, baru bisa memberikan dia tugas yang lain. Jangan memberikan beberapa tugas sekaligus, karena hanya akan membuatnya frustasi.

Mengatakan bahwa perilakunya tidak benar.
Anak perlu untuk diberi tahu bahwa perilaku impulsif tersebut bukan merupakan perilaku yang baik. Katakan padanya bahwa orang lain tidak suka dan merasa terganggu dengan perilakunya. Jika ia terus melakukannya, maka tidak akan ada orang yang mau mendekatinya.

Proses memberitahu ini mungkin akan memakan waktu karena anak belum dapat memahami sepenuhnya tentang tindakan yang ia lakukan. Namun jika terus memberitahunya dengan nada lembut dan penuh kasih sayang, maka perlahan ia pun akan memahaminya.

Memberikan contoh perilaku yang benar.
Anak merupakan fotokopi dari orangtuanya. Tindakan dan ucapan yang orangtua lakukan akan terekam dalam ingatannya dan membuat anak ingin meniru dari orangtuanya. Untuk itu, sangat penting bagi orangtua untuk memberikan contoh tindakan dan ucapan yang baik di depan anak.

Selalu hadir untuk mendukung anak.
Salah satu faktor yang dapat mengendalikan perilaku anak yang impulsif adalah ketika ia merasa dekat dengan orangtuanya. Meskipun anak melakukan tindakan yang salah, tetapi orangtua harus selalu mendampingi dan mendukungnya. Kehadiran dan dukungan orangtua akan membuat anak merasa dihargai, sehingga ia mau untuk berubah jadi lebih baik.

Perilaku Impulsif Normalkah?

Menurut Kauffman (1989), perilaku impulsif pada masa anak-anak adalah hal yang normal. Namun, saat mereka mulai bertambah besar, maka seharusnya mereka mulai belajar tentang respon. Tindakan yang meledak-ledak pada anak impulsif akan bermasalah saat anak berbaur dalam lingkungan sosial.

Contoh tindakan impulsif dalam lingkungan misalnya, anak tidak mau menunggu giliran tetapi langsung bertindak sebelum diminta. Atau, memukul teman yang sebenarnya hanya berniat menggoda atau bercanda.

Perilaku Impulsif
Ilustrasi dari wolipop.detik.com

Pegawai atau Karyawan Pun Ada Yang Impulsif

Menurut KBBI, impulsif berarti bersifat cepat bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati. Jadi, orang yang impulsif cenderung bertindak dan bereaksi duluan sebelum berpikir.
Perilaku impulsif juga bisa terjadi di dunia perkantoran.

Nah, kira-kira Anda termasuk pegawai atau karyawan yang impulsif di kantor atau tidak ya? Coba cermati duhulu ciri-ciri berikut ini :

Gampang terpancing untuk ‘berdebat’ di tempat kerja
Seseorang yang impulsif cenderung emosional. Hal ini biasanya bisa terlihat dari bagaimana dia bereaksi terhadap perkataan atau sikap rekan kerja. Yang impulsif bisa dengan mudah terlibat dalam sebuah perdebatan yang sesungguhnya terkadang tidak penting amat, bahkan sampai bertengkar dengan sejawat. Sesekali, tanpa sadar juga suka nyeletuk ke rekan kerja. Padahal celetukan itu sebenarnya hal yang sensitif buat dia.

Mengerjakan tugas tertentu menjadi susah karena Anda mudah terdistraksi
Tidak jarang, sifat impulsif membuat seseorang keteteran melakukan pekerjaan. Soalnya, begitu jenuh terhadap suatu pekerjaan, dengan gampangnya dia berpaling ke kerjaan lain maupun aktivitas yang nggak penting. Akhirnya, pekerjaan awal yang udah setengah jalan tadi malah jadi terganggu atau lupa diselesaikan gara-gara keasyikan melakukan hal lain.

Sering tak berpikir panjang untuk mengambil cicilan barang yang menggoda
Salah satu ciri karyawan yang impulsif, dengan gaji yang cukup pas-pasan, mestinya harus pandai-pandai mengatur keuangan dan memfilter tawaran kredit yang kadang tak ada habisnya. Karyawan yang impulsif sering tidak berpikir panjang soal hal ini dan mengambil kredit yang sebenarnya tak begitu diperlukan. Akhirnya, tanggungan tagihan kredit menjadi masalah baru.

Kedisiplinan juga mulai berantakan
Tiba-tiba seseorang sengaja telat berangkat, bahkan membolos kerja cuma gara-gara tidak lagi mood. Atau lebih parah lagi, karyawan impulsif menempatkan hal yang tidak mendasar menjadi pembenar alasan. Misalnya, telat bangun pagi, tidak bisa menentukan mana busana yang mesti dikenakan ke kantor, atau hal-hal lainnya yang bersifat dicari-cari sebagai alasan.

Saat didera jenuh, gampang tergoda buat resign dari kantor
Saat merasa jenuh atau merasakan atmosfer yang tidak nyaman di kantor, karyawan impulsif ada kecenderungan mudah berpikir untuk resign dan mencari pekerjaan baru. Beberapa dari mereka bahkan mungkin pernah langsung mengajukan resign tanpa pikir panjang.

Orang lain bisa mengatakan ‘gila’ karena cepat mengambil keputusan yang berisiko
Sisi positifnya, orang yang impulsif itu inisiatifnya sangat tinggi. Mereka cepat tanggap terhadap sesuatu, termasuk mengambil keputusan. Tetapi, bagai dipasangi kacamata kuda, mereka juga tidak melihat kiri kanan dalam melangkah, meski hal itu cukup berisiko. Jadi, tak heran kalau dia dianggap gila lantaran itu. Yang terjadi, kadang sering menyesal karena merasa keputusannya keliru.

Nah, pada kesimpulannya bahwa memiliki perilaku impulsif tidak selamanya selalu buruk atau negatif. Namun ada sisi positif yang tetap bisa diambil dari seorang berperilaku impulsif. Dengan keberanian membuat pilihan atau keputusan yang berbeda, maka bisa mendatangkan hasil dan kejutan yang juga berbeda, dan bahkan bisa jadi lebih istimewa.

Ilustrasi 1 : sumber dari fc4pentingers.wordpress.com

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *