Pembelajaran hidup itu sekolahnya luas, di mana saja, dan kapan saja. Bisa ketika kita sedang melihat, mendengar, dan merasakan sesuatu. Bisa di suatu tempat ketika kita sedang bertemu seseorang, atau ketika sedang berjalan-jalan. Yah, pembelajaran hidup dan belajar tentang hidup bisa kita peroleh ketika mata hati kita terbuka luas, dan mau tanggalkan keegoisan diri.
“Pikiren sing iso dipikir, sodaqoho, lan goleko Konco sing akeh nanging ojo pilih-pilih.” Sebuah ular-ular (Jw) atau petuah, semacam filosofi orang Jawa ini saya dapatkan ketika jalan kaki pagi dengan seorang teman, sambil mengobrol ringan. Obrolan biasanya buat suasana enjoy untuk mengusir penat, jadi lebih keasyikan berbincang sembarang topik. Meski peluh membasah badan, dan ribuan langkah berlalu, jalan kaki tetap mengasyikkan.
“Pikiren sing iso dipikir, sodaqoho, lan goleko konco sing akeh nanging ojo pilih-pilih, atau Pikirlah yang bisa dipikir, bersedekahlah, dan carilah banyak teman tetapi jangan pilih-pilih, ini pesan ayah saya ketika masih hidup. Ayah seorang kepala desa atau lurah dari tahun 1957 hingga 1997, meninggal dalam usia 107 tahun, dan tak mengidap satu penyakit pun,” tutur Rusmadi Hardjo, teman jalan kaki pagi, Jumat (11/11/2022) pagi.
Kalau dicermati, kalimat “Pikiren sing iso dipikir, sodaqoho, lan goleko konco sing akeh nanging ojo pilih-pilih”, sebuah ungkapan kalimat yang mengandung filosofi orang Jawa begitu dalam maknanya tentang bagaimana seharusnya seseorang belajar tentang hidup untuk menjalani kehidupan sebagai khalifah di bumi. Jika ini diterapkan dalam perilaku sehari-hari, tentu akan menjadikan hidup menjadi selaras lahir dan batin.
Pikiren sing Iso Dipikir!
Memikirkan sesuatu secara berlebihan, mungkin baik karena seseorang memikirkan segala sesuatu lebih dahulu tentang kemungkinan apa yang akan terjadi sebelum bertindak. Namun di lain sisi, sikap demikian menjadi suatu tanda bahwa seseorang telah terjebak dan menjadikan dirinya seorang yang overthinking.
Overthinking berakibat menjadikan seseorang terlalu lama untuk berpikir, sehingga tenaga menjadi terkuras dan tindakan tidak banyak dilakukan. Alhasil, ini akan membuat waktu menjadi terbuang sia-sia. Pada akhirnya, overthinking dapat menyebabkan seseorang mengalami kecemasan dan kehilangan kedamaian dalam diri.
Dihantui oleh pikiran tentang sesuatu memang sangat tidak nyaman. Ini sama halnya seseorang telah membatasi dirinya untuk melangkah ke depan. Overthinking cenderung membuat orang melakukan pemikiran berulang pada satu masalah, yang kadang tidak berorientasi dengan pemecahan masalah. Sikap seperti ini malah akan membuat diri sendiri menjadi sulit untuk mengambil keputusan.
Dilansir dari Cleveland Clinic, depresi, gangguan kecemasan, hingga serangan panik adalah contoh penyakit mental yang mungkin saja terjadi akibat stres parah yang semakin menumpuk. Kondisi tersebut nantinya, bisa memicu stres. Jika stres berlebibian bisa meningkatkan risiko gangguan kejiwaan, mental issue, dan lainnya. Agar tidak overthinking, mesti pandai-pandai memilah dan memenej masalah. Maka, pikiren sing iso dipikir!
Shodaqoho!
Sodaqoh atau sedekah adalah salah satu amalan yang sangat disukai Allah SWT. Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk mendapatkan pahala sebesar-besarnya adalah melalui sedekah. Sedekah memiliki banyak keutamaan dan manfaat, Allah menjanjikan bahwa sedekah tidak akan membuat miskin, bahkan justru dapat membuat semakin kaya.
Allah SWT benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah, dan menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Di samping itu, bersedekah memberikah keberkahan pada harta yang kita miliki. Karena itu, banyak-banyaklah bersedekah baik di waktu keadaan lapang ataupun di waktu keadaan sedang sempit.
Sebuah jaminan, Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah. Hal ini sebagaimana janji Allah SWT di dalam Al-Qur’an. “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs; Al-Hadid: 18).
Begitu banyaknya manfaat dan kemuliaan serta keutamaan sedekah, tentu sangat rugi rasanya jika kita masih belum membiasakan diri untuk bersedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi orang-orang yang mengetahui manfaat maupun keutamaan tersebut, dan mereka tidak terpanggil hatinya serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah. Yuukk, shodaqoho!
Goleko Konco sing Akeh nanging Ojo Pilih-Pilih!
Masalah pilih-pilih saat mencari pasangan hidup barangkali itu sudah lumrah, dan memang itu satu keharusan. Namun, bagaimana dengan pilih-pilih dalam berteman? Dalam hal ini, barangkali bagi sebagian orang merasa tak perlu itu dilakukan. Tak menutup kemungkinan juga, pada titik tertentu tak ada salahnya, ketika berteman seseorang mesti memilih dengan siapa ia akan berteman.
Memiliki sifat pemilih bukan sesuatu hal bernilai negatif. Ini lebih sebagai pendekatan bahwa siapa pun tentu tak mau sembarangan orang masuk ke dalam ranah hidupnya. Kenyataannya, tak semua teman bisa menjadi sosok yang suportif. Maka, ojo pilih-pilih dalam makna tersirat ada signal untuk kita tetap bersikap hati-hati. Keliru berteman dengan orang tak tepat akan menyeret ke lembah kenistaan dan kehancuran.
Suatu pertemanan bisa terjalin erat lantaran mempunyai beberapa kesamaan, mempunyai satu frekuensi yang sama. Hendak obrolkan topik apa pun, berapa lama pun tak akan membuat mereka bosan. Mereka mempunyai topik obrolan yang selalu bagai gayung bersambut, saling nyambung. Suasana semacam itu tentu tak akan didapatkan jika mereka asal saja dalam berteman.
Di lansir dari https://www.uii.ac.id/berhati-hati-dalam-memilih-teman/, dalam Kitab Hilyah Tholibi ‘Ilmi, karya Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid, pertemanan dibagi menjadi tiga jenis yakni pertemanan karena adanya manfaat, karena kesenangan, dan karena kemuliaan. Pertemanan karena manfaat dan kesenangan merupakan jalinan teman yang akan berakhir setelah hilang pendorongnya, yakni manfaat dan kesenangan sudah tidak didapatkan.
Sedangkan, pertemanan ketiga adalah jenis pertemanan yang tak gampang putus meski ada berbagai masalah. Sebab, jalinan pertemanan karena kemuliaan dibangun karena rasa saling percaya, saling menghargai, ikhlas, dan kemuliaan yang tertanam secara kokoh di kedua belah pihak. Inilah jenis pertemanan seperti mata uang yang langka. Mahal. Lantaran pertemanan di atas kemuliaan bisa saling memberikan manfaat bagi kedua sisi.
Featuring image by pngtree
Istilah dalam Bahasa Jawa memang asyik untuk dikaji dan dipahami maknanya
Penuh makna istilah Jawa itu…teeima kasih Pak Ali, tambah ilmu