Pola Asuh Orangtua Tentukan Arah Kepribadian Anak. Lantas, Pola Asuh Apa yang Ideal?

  • EDUKASI
Pola Asuh Orangtua Tentukan Arah Kepribadian Anak. Lantas, Pola Asuh Apa yang Ideal?
Share this :

Munculnya geng-geng remaja seperti menjadi tren di beberapa kota, termasuk di Surabaya. Fenomena tersebut jelas mengganggu sekaligus membahayakan bagi ketertiban, keamanan, dan kenyamanan masyarakat. Namun, tak perlu keburu menghakimi bahwa mereka mutlak salah, tentu ada akar masalahnya mengapa mereka menjadi sampai terlibat demikian.

Jika kita mau telisik, permasalahan barangkali dari internal remaja itu sendiri. Usia remaja, adalah usia mencari jati diri untuk mengekspresikan apa yang diinginkan. Mungkin juga terkait oleh faktor sosial, ekonomi, dan digital. Mereka saat ini berada dalam transformasi kehidupan dari manual ke ruang digital. Atau juga, lantaran pola asuh orangtua yang tidak memberikan iklim yang baik bagi anak.

Lantas perilaku apa yang terjadi? Mereka mengekspresikan diri dengan cara yang tidak tepat, tidak umum hingga melanggar norma sosial maupun aturan hukum. Biasanya mereka berasal dari keluarga marjinal, namun juga tak menutup kemungkinan dari keluarga nonmarjinal, atau berkecukupan. Kuncinya, mereka butuh perhatian, bimbingan dan pengakuan agar bisa berekspresi positif.

Anak adalah buah hati sebuah keluarga dan merupakan amanah terbesar yang dititipkan Allah SWT kepada orangtua. Lantaran amanah itu, orangtua harus menjaga dan membesarkan anak dengan sebaik-baiknya. Orangtua juga harus memberikan pola asuh yang baik dengan berbagai cara tanpa henti, sejak anak dalam kandungan, usia dini, remaja, hingga anak sudah beranjak dewasa.

Pola Asuh Orangtua Tentukan Arah Kepribadian Anak. Lantas, Pola Asuh Apa yang Ideal?
Pertunjukan wayang tidak hanya sebagai “tontonan hiburan” tetapi juga sebagai panduan untuk pelajaran hidup,pendidikan dan “tataning ngaurip” atau aturan hidup. Kehadiran wayang dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan, khususnya dalam pembinaan moral generasi muda.

Tak hanya itu, orangtua memiliki tanggung jawab penuh untuk membimbing, mengawasi, dan melindungi anaknya untuk tumbuh kembang optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki anak. Mengapa? Agar kelak anak siap untuk hidup bermasyarakat dengan karakter mulia. Pola asuh yang baik merupakan salah satu kebutuhan dasar anak yang harus dipenuhi oleh para orangtua.

Pola Asuh Apa yang Ideal?

Seperti dilansir dari www.klikdokter.com, dalam dunia psikologi ada empat macam pola asuh. Tiap-tiap pola memiliki pengaruh yang berbeda terhadap karakter anak. Orangtua bisa mengadopsi salah satu pola yang tampak lebih dominan, atau dikombinasikan dengan pola asuh yang lain sehingga berdampak positif terhadap perkembangan anak. Adapun empat pola asuh tersebut sebagai berikut :

Pola Asuh Authoritarian (Otoriter)

Pada pola asuh ini, orangtua menjadi pemegang kekuasaan tertinggi alias otoriter. Karakteristik otoriter, yaitu kaku, tegas, merasa selalu benar dalam mengemukakan pendapat, dan menerapkan hukuman jika tidak sesuai aturan atau kemauan orangtua. Pola asuh ini akan membentuk seorang anak dengan karakter disiplin dan patuh.

Namun sayangnya, orangtua yang otoriter sering melayangkan ungkapan dengan kata “pokoknya” ketika sedang mengutarakan pendapat, tanpa memedulikan atau mendengar pendapat dan keinginan anak. Hal ini dapat membuat anak menjadi tidak terbiasa dalam membuat keputusan sendiri dan takut mengungkapkan pendapatnya, fatalnya kreativitas anak akan mati.

Tak hanya itu, anak bisa stres serta berdampak terhadap perkembangan emosinya. Nantinya, anak akan terbentuk menjadi mudah meledak-ledak, berontak, melawan, dan mengalami hubungan interpersonal yang kurang baik, serta cenderung menjadi pribadi yang otoriter di kemudian hari. Apa yang diperbuat orangtua bisa menjadi acuan dan ditiru anak.

Untuk menanamkan pendidikan karakter, orangtua bisa mengenalkan karakter tokoh-tokoh wayang

Pola Asuh Indulgent (Permisif)

Pola asuh permisif berkebalikan dari pola asuh otoriter. Orangtua cenderung untuk mengikuti semua keinginan anak atau istilahnya ‘memanjakan’ anak. Orangtua yang permisif dapat menjadi seorang teman baik bagi anaknya, karena memberikan perhatian, kehangatan, dan interaksi yang cukup baik.

Ciri lainnya dari jenis pola asuh ini, yakni orangtua selalu mendorong anaknya untuk berbuat apa pun yang diinginkan, jarang mengatur jadwal anak, mendukung perilaku anak sekalipun itu negatif. Bukan cuma itu, orangtua biasanya memberikan tuntutan yang minim kontrol pada perilaku anak. Jika anak melakukan kesalahan, orangtua jarang atau bahkan tidak pernah memberikan hukuman.

Anak yang tumbuh dengan pola asuh permisif akan tumbuh kreatif karena terbiasa bebas mengekspresikan dirinya dalam berbagai hal. Namun, dalam jangka panjang, anak menjadi tidak disiplin, kurang inisiatif, berperilaku agresif, mendominasi, kurang bisa mengontrol diri, terutama bila keinginannya tidak dipenuhi, dan.

Pola Asuh Orangtua Tentukan Arah Kepribadian Anak. Lantas, Pola Asuh Apa yang Ideal?
Sambil bermain-main orangtua bisa menyelipkan pendidikan karakter, salah satunya melalui karakter setiap tokoh wayang

Pola Asuh Authoritative (Demokratis)

Barangkali ini merupakan pola asuh orangtua yang ideal, karena adanya keseimbangan permintaan orangtua dibarengi tingginya respons yang diberikan orangtua terhadap anak. Orangtua dengan jenis pola asuh ini dapat mengarahkan anak secara rasional. Anak akan diberikan batasan dan konsekuensi yang konsisten ketika batasan tersebut dilanggar. Tujuan dan konsekuensi tersebut dijelaskan kepada anak pada awal penentuan dan disepakati juga oleh anak.

Selain itu, orangtua tetap memberikan pujian, hadiah, dan dukungan emosional saat anak mencapai suatu prestasi, serta tetap memberikan support bila anak mengalami kegagalan. Komunikasi antara orangtua dan anak terjalin baik sehingga anak juga menjadi jujur, patuh, dan disiplin. Pola asuh ini menjadikan anak memiliki kepribadian yang seimbang, mandiri dalam mengambil keputusan, disiplin, komunikasi baik, memiliki rasa percaya diri, kreatif, dan bahagia secara psikologis.

Pola Asuh Neglectful (Cuek)

Pola asuh cuek atau abai merupakan pola asuh yang minim keterlibatan orangtua. Orangtua cenderung membiarkan anak berkembang dengan sendirinya. Pada jenis pola asuh ini, orangtua hanya memenuhi kebutuhan fisik dasar anak, seperti makan, tempat tinggal, dan pakaian. Sementara itu, kebutuhan secara psikologis dan emosional jarang terpenuhi.

Berbagai latar belakang menjadi penyebab pola asuh ini, umumnya karena kesibukan orangtua atau karena ada masalah pribadi orangtua seperti kesehatan mental, tindak kriminal, masalah ekonomi, dan sebagainya. Pada pola asuh cuek, tidak jarang jika anak lebih banyak dididik oleh gawai, televisi, atau video game, maupun lingkungan di mana ia bergaul. Saat kecil, mungkin anak belum sadar atas ketidakacuhan orangtuanya.

Namun, lambat laun anak menjadi sadar bahwa dirinya tidak ‘penting’ dalam hidup orangtuanya sehingga cenderung tumbuh menjadi anak yang cuek juga. Anak yang tumbuh dengan pola asuh cuek cenderung tidak mampu mengontrol diri, kepercayaan diri rendah, sulit menjalin relasi dan komunikasi, serta emosi tidak terkontrol hingga kadang berdampak kepada nilai akademis yang buruk.

Pola Asuh Orangtua Tentukan Arah Kepribadian Anak. Lantas, Pola Asuh Apa yang Ideal?
Menanamkan karakter bisa kapan saja , di mana saja, dan dengan sarana apa saja

*

Apa pun pola asuh dominan yang diterapkan, orangtua juga perlu memiliki kecenderungan pada jenis pola asuh yang lain agar menjadi orangtua lebih bijak, tegas, berwibawa dalam membangun otoritas dengan cara yang sehat. Dengan dedikasi dan komitmen untuk menjadi orangtua terbaik, hubungan positif dengan anak tetap dapat terwujud. Seiring waktu berjalan, anak akan menuai keuntungan dari pola asuh yang orangtua terapkan.

You may also like

1 thought on “Pola Asuh Orangtua Tentukan Arah Kepribadian Anak. Lantas, Pola Asuh Apa yang Ideal?”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *