Terik matahari siang dan kepadatan lalu lintas Kota Surabaya tidak mengendorkan semangat dan antusias peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 2 yang diluncurkan oleh LPDP Kemendikbudristek keliling Kota Surabaya, belajar tentang seputar sejarah Surabaya dari era Majapahit hingga era pasca kemerdekaan, tentang kearifan lokal, dan kebhinnekaan Surabaya, Sabtu (3/12/2022).
Mereka terdiri atas 22 orang mahasiswa dari berbagai universitas di luar pulau Jawa, di antaranya mereka berasal dari Universitas Sumatera Utara Medan, Universitas Jambi, Universitas Islam Riau, Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan, Universitas dari Manado, Sulawesi Utara, dan berbagai kampus lainnya. Saat ini mereka masih menuntaskan perkuliahan selama satu semester di Fakultas Hukum UPN Jawa Timur.
Dwi Wahyuningtyas, S.Pd., M.A., dosen pendamping program Pertukaran Mahasiswa Medeka 2 (PMM 2) dari Fakultas Hukum UPN Jawa Timur, menuturkan bahwa tujuan PMM 2 adalah program untuk mengenalkan mahasiswa dari kampus di luar Jawa Timur. Di antaranya, mengenalkan mereka berbagai keanekaragaman yang ada di Jawa Timur, khususnya yang ada di Kota Surabaya. Seperti kegiatan kebhinnekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial.
“Selain mereka mengikuti perkuliahan sesuai yang diprogram, mereka dikenalkan berbagai keanekaragaman yang ada di Jawa Timur, khususnya yang ada di Kota Surabaya. Seperti kegiatan kebhinnekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial,” tutur perempuan yang akrab disapa dengan “Mem Tyas” oleh peserta.
Tyas menambahkan, yang membedakan pertukaran mahasiswa dengan yang lain, di sini mereka bertukar selama enam bulan dengan motto, “Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya”. Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi di luar Pulau Jawa, misalnya ada dari USU Medan, Universitas Islam Riau, Unlam Kalsel, maupun dari Manado, dan lain-lain. Selama satu semester mereka harus mempelajari keanekaragaman, kebhinnekaan, toleransi, dan kearifan lokal.
Wahyu D., pemandu tur dari Roode Brug Soerabaia, menuturkan bahwa sesuai dengan itinerary kegiatan yakni mereka mempelajari sejarah Wisata Kota Tua Surabaya, menjelajahi “Surabaya Heritage Track – Tur Gerbang Keraton Surabaya”, yakni kunjungan ke kampung-kampung di Surabaya yang menjadi peninggalan kerajaan, dan menelusuri jejak seni pertunjukan di Surabaya.
“Di samping itu, juga mengunjungi Museum 10 Nopember, Monumen Tugu Pahlawan, dan spot-spot bersejarah di sekitar Tugu Pahlawan seperti Kantor Pos Kebonrojo, Gedung Mandiri, Kampung Tambakbayan. Kawasan Jembatan Merah, Penjara Kalisosok, Museum BI, Kya Kya, dan Jalan Panggung. Tur keliling berakhir di Pantai Kenjeran dan Perkampungan Nelayan untuk berinteraksi dengan masyarakat lokal,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Fitri mengatakan bahwa ia salah satu peserta PMM 2 di UPN Jawa Timur berasal dari Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan. Menurutnya, program ini memberikan kesempatan untuk mahasiswa yang ada di seluruh Indonesia untuk merasakan ambil kuliah, mengambil pendidikan di luar kampus asalnya. Selain untuk mengenal budaya-budaya dari kampus yang diikutinya, juga budaya setempat.
“Misalnya, di daerah Jawa Timur seperti saya, maka budaya yang diperkenalkan, dan yang akan saya pelajari adalah berkaitan dengan budaya yang ada di Jawa Timur, khususnya di Kota Surabaya. Adapun sasaran kegiatan ini diperuntukkan bagi seluruh mahasiswa Indonesia, tentu melalui tahap penyaringan,” kata Fitri.
Fitri menambahkan, selama mengikuti kegiatan ini ia merasa bangga menjadi Warga Negara Indonesia. Lantaran kegiatan ini ia menyadari bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam, seni, budaya, dan keberagaman suku dan bangsa. Ia menegaskan, sebagai generasi muda mengajak sesamanya agar selalu menjaga, dan selalu merangkul satu sama lain untuk menjaga kebhinnekaan yang ada di Indonesia.
Senada dengan Fitri, Adhitya Tri Putra, dari Fakultas Hukum Universitas Islam Riau, turut menambahkan bahwa program PMM 2 yang diluncurkan oleh LPDP Kemendikbudristek bertujuan memberikan experience kepada para mahasiswa di seluruh Indonesia untuk keluar dari zona nyaman, dan memperoleh experience yang belum pernah dialami sebelumnya, di luar daerahnya. Sehingga para peserta mengenal lebih jauh kebudayaan yang ada di Indonesia.
“Sesuai program pertukaran mahasiswa merdeka, peserta adalah mahasiswa nasional dikirim ke fakultas atau universitas lain, di pulau lain.untuk mencari pengalaman baru yang nantinya bisa diaplikasikan di kampus asal ketika mereka sudah kembali dari program,” tambah Adhitya.
Masih menurut Adhitya, ia dapat menambah experience, menambah hal yang baru selama mengikuti program pertukaran mahasiswa ini. Hal-hal yang tak pernah ia alami di daerah asal, ia alami di sini, di Surabaya. Program ini menyadarkan dirinya akan kebhinnekaan, dan juga kebahagiaan bertemu dengan orang-orang baru, teman-teman baru, berlatar belakang budaya berbeda dari seluruh Indonesia, memberinya pengalaman sungguh sangat berharga.
Sementara itu, Billy Yosepta Saragih, dari Fakultas Hukum Universitas Jambi, memaknai quote sebagai tema dari PMM 2, yakni “Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya” bahwa pertukaran memang hanya sementara, di UPN Jawa Timur ia hanya mendapatkan satu semester, namun makna yang ia peroleh sangat banyak. Gambaran seperti apa dan bagaimana kultur Surabaya itu akhirnya ia ketahui dengan jelas.
“Apalagi Surabaya adalah Kota Pahlawan, yang wah sekali, yang sebelumnya saya hanya baca di buku sejarah atau media-media, sekarang saya dapat merasakan langsung dan menikmati langsung. Jadi, apa yang saya dapat di Surabaya akan saya aplikasikan di kampus saya untuk mengubah mindset orang bahwa kampus selamanya hanya tidak untuk belajar, namun harus lebih berkembang,” pungkas mahasiswa kelahiran Medan, Sumatera Utara.
Dilansir dari pusatinformasi.kampusmerdeka.kemdikbud.go.id, program Pertukaran Mahasiswa Merdeka tahun 2022 (PMM 2) merupakan sebuah program pertukaran mahasiswa dalam negeri selama 1 (satu) semester yang mengajak para mahasiswa penerus bangsa, untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi (PT) terbaik di seluruh Indonesia.
Melalui program ini, mahasiswa mendapatkan pengakuan kredit hingga 20 SKS. Mahasiswa juga dapat merasakan secara langsung keberagaman budaya nusantara, baik secara tertulis maupun praktik. Program angkatan ke-2 (PMM 2) diselenggarakan di tahun 2022 pada semester gasal 2022/2023 dan dikelola oleh Tim Program PMM 2 Kemendikbudristek dilakukan secara luring di Perguruan Tinggi Penerima.
Program PMM memiliki tujuan dan manfaat akademik dan non-akademik untuk seluruh mahasiswa peserta untuk meningkatkan wawasan kebangsaan, integritas, solidaritas, dan wadah perekat kebangsaan antarmahasiswa se-Indonesia, melalui pembelajaran antar budaya. Mengembangkan kepemimpinan dan softskills yang adaptif terhadap beragam latar belakang sehingga meningkatkan nilai persatuan dan nasionalisme.