Roode Brug Soerabaia menghadiri undangan Seminar Nasional bertema Perspektif Baru dalam Kajian Sejarah yang diselenggarakan oleh Departemen Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, di Ruang Majapahit Lt.5 Gedung ASEEC Tower, Jalan Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (23-11-2023).
Sebagai narasumber seminar, yakni Kol. Caj. Dr. Kusuma, M.Si., Dr. Ari Wulandari, S.S., M.A., dan Syahril Firmansyah, S.Hum. Sedangkan bertindak sebagai moderator adalah Drs. Muryadi, M.IP. Hadir dari komunitas Roode Brug Soerabaia yakni Ady Setyawan, founder Roode Brug Sorabaia; Satrio Sudarso, Ketua Roode Brug Seorabaia; Sylvi Mutiara dan Ali Muchson, anggota.
Kol. Caj. Dr. Kusuma, M.Si., dalam paparannya menyajikan bahasan tentang Perspektif Baru dalam Penulisan Sejarah Militer di Indonesia. Menurutnya, mengapa sejarah militer penting untuk menjadi klaster tersendiri dalam historiografi Indonesia. Sedangkan problematik dalam penulisan sejarah militer adalah dari aspek sumber, konsep dan teori.
“Maka, ke depannya diharapkan bahwa penulisan sejarah militer selain dari aspek periodisasi, dan tema yang spesifik, juga dari penyajian yang menarik,” menurut Kusuma.
Demi alasan pragmatis, lanjutnya, semula penelitian penulisan sejarah militer dipusatkan terutama pada penyelenggaraan perang atau operasi militer. Sedangkan di kalangan akademisi lebih memfokuskan diri pada sejarah sosial, ekonomi dan sejarah komparatif. Ini berhasil maju pesat daripada peristiwa-peristiwa operasi militer.
“Penulisan sejarah militer menjadi terkucil dari lingkungan sejarah akademis, namun secara berangsur dapat diterobos. Itu disebabkan adanya perkembangan yang disebut dengan sejarah militer baru, di bawah pengaruh ilmu-ilmu sosial dan politik,” tambah Kusuma.
Sejarah militer, tambahnya, tak terjebak praktis hanya menyoroti orang-orang besar sebagai pelaku sejarah sehingga sejarah yang muncul sebagai sejarah orang-orang besar dan kelompok tertentu bersifat elitis. Padahal keterlibatan pengalaman prajurit rendahan pangkatnya, para kurir, keluarga militer, para tawananan dan lain-lain adalah turut andil besar mengukir sejarah militer.
“Pembicaraan tentang sejarah militer Indonesia diharapkan dapat membangkitkan historiografi ke arah yang lebih baik dari sebelumnya sehingga sejarah militer benar-benar bermanfaat dan menjadi media pencerahan bagi masyarakat. Masa lalu militer dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengeluarkan kebijakan,” pungkas salah satu dosen Unhan RI.
Pada kesempatan berikutnya, Dr. Ari Wulandari, S.S., M.A., menyajikan materi tentang Memanfaatkan ChatGPT untuk Menulis Novel Sejarah. Novel sejarah, menurutnya, adalah karya fiksi naratif yang menggunakan latar belakang sejarah sebagai kerangka cerita utama. Dalam hal ini, penulis menggabungkan unsur-unsur fiksi dengan fakta-fakta sejarah untuk menciptakan cerita yang menarik.
“Novel sejarah diharapkan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masa lampau, menghidupkan kembali karakter sejarah, atau merinci peristiwa-peristiwa sejarah dengan cara yang menghibur. Novel sejarah hadir memberi khasanah keberagaman skripsi kreatif, juga seperti karikatur sejarah, aplikasi sejarah, dan lain-lain.” tutur Ari Wulandari.
Ketika menulis novel sejarah, lanjutnya, penulis bisa memanfaatkan ChatGPT. Aplikasi tersebut dapat membantu proses kreatif. Yakni, seperti Riset dan Konteks Sejarah; Ide, Alur, dan Karakter; Pengembangan Dialog; Revisi dan Pembenaran Historis; Mengisi Celah dalam Pengetahuan; Pembuatan World-building. ChatGPT merupakan model bahasa Artificial Intelligence (AI). AI merupakan teknologi yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia.
“Memanfaatkan ChatGPT untuk menulis novel sejarah dapat membuka pintu kreativitas dan memperkaya proses penulisan. Namun, penting untuk diingat bahwa keakuratan sejarah tetaplah kunci, dan hasil ChatGPT sebaiknya diverifikasi melalui sumber-sumber yang terpercaya. Apalagi bagi para mahasiswa yang menulis novel sejarah sebagai karya skripsinya,” pungkas pendiri Griya Kinoysan University.
Sedangkan sebagai pemuncak materi seminar nasional, yakni Syahril Firmansyah, S.Hum. Dalam paparannya ia meyampaikan hasil skripsinya yaitu Kajian Sejarah untuk Pengembangan Aplikasi. Syahril adalah mahasiswa Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya Unair yang baru lulus, dan belum diwisuda. Ia membuat skripsi tak seperti umumnya mahasiswa lain, skripsi tradisional, namun skripsinya berupa aplikasi sejarah.
“Alhamdulillah, saya lulus berkat skrisi tersebut. Insyaallah, itu merupakan baru satu-satunya skripsi model aplikasi di Departeman Sejarah FIB Unair. Tujuan saya, selain memudahkan belajar sejarah, juga menarik minat kesejarahan. Khususnya, bagi generasi kekinian,” pungkas Syahril Firmansyah.
Usai acara seminar, Ady Setyawan menyerahkan cindera mata kepada Kol. Caj. Dr. Kusuma, M.Si. sebuah buku berjudul Kesaksian dari Garis Depan, karya buku baru, terbit cetakan pertama Oktober 2023. Buku-buku karya Ady Setyawan yang telah terbit sebelumnya, yakni Tragedi Batavia 1629, Kronik Pertempuran Surabaya : Media Asing dan Historiografi Indonesia, Ke mana Perginya Para Perwira, Surabaya, Di mana Kau Sembunyikan Nyali Kepahlawananmu?, Benteng-Benteng Surabaya.
alhamdulillah…semoga berkah ilmunya Pak Ali
hehee gondrong yaa