Tanggal 31 Juli, hari ini, adalah 31 Juli yang ke-76 dari peristiwa Pertempuran Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) di Jalan Salak, Kota Malang, atau yang kini dikenal sebagai Jalan Pahlawan TRIP. Peringatan dihadiri oleh para veteran TRIP dan turunannya, unsur Forkopimda Kota Malang, tamu undangan, dan perwakilan siswa Sekolah Dasar, Senin (31/7).
Peringatan Pertempuran TRIP digelar oleh Paguyuban Mas TRIP Kota Malang dengan dua acara pokok, yakni kegiatan tabur bunga di Taman Pahlawan TRIP, dan aksi teatrikal reka ulang peristiwa Pertempuran di Jalan Salak. Reka ulang dilakukan oleh komunitas Reenactor Malang yang menggandeng Roode Brug Soerabaia, yakni komunitas kesejarahan Surabaya.
Kota Malang Bakal Miliki Hari TRIP 31 Juli
Wali Kota Malang Sutiaji dalam sambutan pembukaan menuturkan bahwa peringatan dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada pasukan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) yang gugur melawan Belanda pada Agresi Militer Belanda I. Terdapat 35 pasukan TRIP yang gugur, dan dikuburkan pada satu lubang, kini terletak di dalam Monumen Pahlawan TRIP Kota Malang.
“Titik awal perjuangan kita adalah nilai sejarah yang harus kita kuatkan bersama. Pelajar saat itu di hatinya ada rasa patriotisme luar biasa, tanpa pamrih siap mati,” serunya.
Mengingat perjuangan yang ditorehkan pasukan TRIP, Wali Kota Sutiaji merencanakan 31 Juli diperingati sebagai Hari TRIP. Kini, masih dalam proses menuju pembuatan Peraturan Wali Kota. Sutiaji juga meminta dinas terkait untuk menginventarisir keperluan dan pembenahan di monumen tersebut. Ia berharap Perwal untuk menetapkan 31 Juli sebagai Hari TRIP dapat terealisasi.
“Saya akan membuat Perwal supaya ada upacara daerah atau hari besar daerah seperti ulang tahun Kota Malang di tanggal 1 April, maka tiap 31 Juli adalah hari TRIP dan harus diperingati,” tuturnya.
Belum banyak daerah di Indonesia, lanjutnya, yang memiliki Monumen Pahlawan TRIP. Taman Makam Pahlawan memang di mana-mana ada, namun Monumen Pahlawan TRIP hanya ada di Kota Malang. Sebanyak 35 orang pasukan TRIP gugur dan dikubur menjadi satu pada makam yang terdapat di dalam monumen tersebut.
“Monumen ini merupakan saksi sejarah yang masih ada. Bayangkan satu lubang ditempati segitu banyaknya orang. Memang ini peristiwa yang luar biasa,” pungkas Wali Kota Sutiaji.
Sebelum acara teatrikal dimulai, Wali Kota S Sutiaji berkenan memotong tumpeng. Ujung tertinggi dari tumpeng beserta aneka lauk pauk diserahkan kepada anggota TRIP yang paling senior di antara anggota Paguyuban Mas TRIP Kota Malang.
Roode Brug Soerabaia Sempatkan ‘Mampir’ di Museum Reenactor Malang dan di Pegiat Musik Nyelentang
Selesai acara teatrikal Peringatan Pertempuran Jalan Salak, Roode Brug Sorabaia menyempatkan untuk mampir atau singgah di Museum Reenactor Malang, atau lebih dikenal Reenactor Arek Ngalam di Jalan Sumbersari Gg. 4 No.62, Sumbersari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Meski bangunan tak begitu luas, namu koleksi replika tiruan-tiruan kostum serdadu, alat-alat perang yang dibuat sendiri namun otentik.
Kesan yang bisa ditangkap, yakni museum ini telah mampu mengungkapan ekspresi nasionalisme dan sikap apresiatifnya atas sejarah perjuangan bangsa dalam merebut dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lewat koleksi yang dipajang dengan apik, kiranya dapat menggugah memori kolektif masyarakat untuk menghargai jasa para pahlawan bangsa, juga sebagai media belajar bagi generasi millennial.
Setelah itu, Roode Brug Soerabaia bergeser ke tempat tinggal pegiat Komunitas Musik Nyelentang, Uki Hariyanto dan salah seorang putrinya, Maghfirohtul Laily, di Kpmpleks SDN Gadang 1 Jalan Kolonel Sugiono No.345, Gadang, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur. Komunitas ini setiap tampilan bermusik nuansa lagu keroncong dan perjuangan dengan mengenakan dandanan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Foto-Foto Berberita
Peringatan Pertempuran Jalan Salak, Malang
mantap roodebrug soerabaia dan reenactor ngalam
Mas Ady Setyawan,
Dengan semangat sedhuluran, saling berkolaborasi dan berpartisipasi.
Salut utk komunitas Roodebrug Soerabaia dan Reenactor Ngalam.. Tetap jaga seduluran..
Mas Satrio Sudarso,
Insyaallah sedhuluran sak lawase. Saling empati dan saling mendukung antarkeduanya.