“Alhamdulillah, perjalanan Surabaya Hero Track hari ini berjalan lancar. Kita dapat mendatangi objek-objek, dan mendapatkan wawasan baru tentang objek wisata sejarah Kota Surabaya. Di antara saya, ada banyak teman-teman difabel yang diberikan kesempatan oleh BK3S Jawa Timur untuk turut serta,” ungkap Andhi Aisyah Arridh dengan berapi-api di dalam bus, dia peserta dari SMP Negeri 4 Sidoarjo, adalah satu dari lima puluh peserta dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi di Jawa Timur.
BKKKS Provinsi Jawa Timur yang disupport oleh Yayasan BK3S Jawa Timur dan Roode Brug Soerabaia, mengadakan acara wisata sejarah bertajuk Surabaya Hero Track dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan Nasional 10 November 1945 dengan berkunjung di Gedung Nasional Indonesia (GNI), Museum 10 Nopember dan Monumen Tugu Pahlawan, Hotel Majapahit, dan Taman Makam Pahlawan Jalan Kusuma Bangsa, Sabtu (11/11/2023).
Ketua Umm BKKKS Jawa Timur, Dr. Pinky Saptandari EP., Dra., MA., menuturkan dalam kata sambutan pembukaan acara bahwa kegiatan ini merupakan agenda dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan Nasional 10 November 1945 tahun 2023. Acara dikemas dengan wisata sejarah yang bertitel, Surabaya Hero Track, yakni berkunjung di beberapa tempat bernilai sejarah di Kota Surabaya.
“Anak muda sering kali memiliki rasa ingin tahu yang besar dan antusiasme untuk belajar hal-hal baru. Dengan mereka diajak berkunjung ke tempat bernilai sejarah, mereka diharapkan akan memperoleh pengalaman dan wawasan yang mendalam tentang masa lalu, dan peristiwa penting yang terjadi di tempat tersebut. Tujuannya, menanamkan nilai-nilai kepahlawanan kepada generasi penerus,” tambahnya. Dr. Pinky Saptandari yang didampingi oleh beberapa orang dari jajaran BKKKS dan Yayasan BK3S selama kunjungan berlangsung.
Dalam kesempatan yang sama, Moch. Sigit Widodo, Ketua Pokja Pemuda BKKKS Jawa Timur sebagai pelaksana, menjelaskan bahwa Surabaya Hero Track, yakni semacam wisata sejarah, memang tidak hanya harus menjadi kesempatan bagi anak-anak normal, tetapi juga untuk anak-anak difabel. Setiap individu memiliki hak yang sama untuk mengakses dan menikmati warisan sejarah yang ada di suatu tempat, seperti di Kota Surabaya ini.
“Prinsip inklusi dan kesetaraan di bidang pariwisata menekankan pentingnya memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang sama ke objek wisata. Anak-anak difabel adalah bagian integral dari masyarakat dan memiliki hak untuk mengalami dan memahami sejarah yang ada di sekitar mereka,” jelas Sigit, panggilan akrabnya.
Memberikan kesempatan yang sama bagi anak-anak difabel, lanjutnya, dalam wisata sejarah adalah tindakan yang adil dan setara. Semua individu, tanpa memandang kemampuan fisik atau kecacatan, memiliki hak untuk menikmati tempat-tempat wisata bersejarah maupun tempat wisata secara umum. Dengan memastikan aksesibilitas yang memadai dan fasilitas yang ramah difabel, kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan adil bagi semua.
“Dalam rangka memperoleh kesempatan yang sama bagi anak-anak difabel, penting untuk memperhatikan aksesibilitas fisik, fasilitas yang ramah difabel, informasi yang mudah diakses, dan pelatihan staf yang sensitif terhadap kebutuhan individu difabel. Kolaborasi antara pemerintah, sektor pariwisata, dan masyarakat akan menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah bagi semua orang,” pungkas Moch. Sigit Widodo.
Sementara itu, Aries Eka Prasetya, salah satu pendamping wisata sejarah dari Roode Brug Soerabaia, menyatakan kekagumannya kepada para peserta yang merupakan siswa maupun mahasiswa pilihan dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi di Jawa Timur bahwa meski panasnya udara Surabaya yang sangat menyengat kulit, namun tak mengurangi semangat mereka untuk mengikuti seluruh rangkaian acara.
“Salut saya kepada kalian semua. Alhamdulillah materi bisa diterima dengan baik oleh peserta, apalagi saat Andhi Aisyah Arridh(@andhisyah_89), dari SMP Negeri 4 Sidoarjo, sebagai penerjemah dadakan saat Indra Jaya Laksana (@kakitiga_dj), peserta berkebangsaan Belanda dimintai pendapatnya tentang kegiatan tersebut,” tambahnya.
Indra Jaya Laksana, dengan nama Belanda Jean Luc, lahir di Bandung. Namun sejak usia bayi dia diadopsi oleh sebuah keluarga Belanda, dan dibawa ke Negeri Kincir Angin. Lantaran dikenalkan dengan Ady Setyawan (@adysetyawan1403), founder Roode Brug Soerabaia, setiap acara Parade Surabaya Juang selalu menyempatkan diri datang ke Surabaya dari negeranya.
“Sejak Parade Surabaya Juang 2022 dia datang ke Surabaya, jadi Parade Surabaya Juang 2023 ikut kedua kalinya namun sebagai fotografer. Sedangkan Parade Surabaya Juang 2022 dia ikut main teatrikal dan berperan sebagai Nono Corvert,” pungkas pria berprofesi guru Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 22 Surabaya.
Acara Surabaya Hero Track diikuti oleh SMP Negeri 4 Surabaya, SMP Negeri 4 Sidoarjo, SMP Hantuah Surabaya, dan SPMAA Turi Lamongan. Sedangkan peserta difabel diikuti oleh Sekolah Luar Biasa (SLB) YPAB, YPAC dan Karya Mulia. Sementara peserta dari perguruan tinggiyakni dari Ubaya, Unair, Unesa, Unipa, Umsida, dan Stikosa AWS Surabaya.
Biarkan Foto Bicara
BKKKS dalam “Surabaya Hero Track”
