Roode Brug Soerabaia Ajak Pesepeda Ziarah di Ereveld Kembang Kuning Surabaya

Roode Brug Sorabaia Ajak Pesepeda Kunjungi Ereveld Kembang Kuning Surabaya
Share this :

Roode Brug Soerabaia, salah satu komunitas kesejarahan di Kota Surabaya, mengajak komunitas pesepeda Surabaya, khususnya Vintage Road Bike (Viroke) dan Suroboyo Cycling Institute (Subcyclist) ziarah makam anak-anak korban perang untuk me-refresh kembali peristiwa bersejarah terkait dengan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Bersepeda sembari kunjungan sejarah di Ereveld Kembang Kuning, Minggu (21/11/2021).

Ady Setyawan, Founder Roode Brug Soerabaia, menuturkan pada 29 November 1945 masih ada pertempuran di berbagai penjuru Surabaya. Pasukan Sekutu melakukan evakuasi wanita dan anak-anak menggunakan konvoi truk. Saat konvoi ketiga, rombongan berhenti karena ada barikade jalan. Kapten Choppra, komandan rombongan, turun dari truk untuk menyingkirkan barikade, mendadak ia disapu rentetan peluru senapan mesin. Banyak anak-anak yang terbunuh dalam peristiwa ini.

Roode Brug Sorabaia Ajak Pesepeda Kunjungi Ereveld Kembang Kuning Surabaya
Roode Brug Sorabaia Ajak Pesepeda Kunjungi Ereveld Kembang Kuning Surabaya
Peletakan bunga oleh anak-anak beserta pengunjung sebagai tanda penghormatan

Lebih lanjut Ady menjelaskan, tujuan kegiatan ini agar generasi muda kita mengetahui berbagai peristiwa dan sudut pandang dalam pertempuran Surabaya. Tragedi Gubeng Transport misalnya, tak banyak dari kita yang mengetahui bahwa pernah terjadi konvoi pasukan Inggris yang mengangkut wanita dan anak-anak disergap tembakan. Peristiwa ini terekam jelas dalam arsi-arsip surat kabar asing pada masa itu, sedangkan dalam literatur Indonesia sangat minim.

Memahami sejarah, tambahnya, bukanlah untuk menjadi hakim masa lalu, bukan pula untuk membuka luka lama, tetapi untuk menumbuhkan kesadaran dan pembelajaran. Kesaksian di pihak Indonesia, truk-truk tersebut berjalan dengan penutup, tanpa penanda palang merah saat pertempuran berkobar diberbagai penjuru kota Surabaya.

Roode Brug Sorabaia Ajak Pesepeda Kunjungi Ereveld Kembang Kuning Surabaya
Roode Brug Sorabaia Ajak Pesepeda Kunjungi Ereveld Kembang Kuning Surabaya
Ady Setyawan sedang bercerita kisan pertempuran Surabaya

“Satu peristiwa yang hendaknya masuk dan tercatat dalam literasi kita, satu permasalahan yang menarik dijadikan kajian sejarah hingga kapan pun. Sesungguhnya sejarah mendatangkan banyak pembelajaran bagi generasi sesudahnya,” pungkas pria yang menggeluti ternak ikan lele air bersih, bisa diintip di akun instagramnya @tumbas.lele.

Ereveld Kembang Kuning Surabaya

Ratusan tawanan yang terdiri atas wanita-wanita dan anak-anak dengan hati wa-was bercampur rasa lega karena mereka akan dibebaskan.Tergesa-gesa meninggalkan ruang-ruang penahanan, kemudian naik ke atas truk yang menjemput mereka di pelataran Kamp Darmo, Surabaya. Truk-truk yang mereka tumpangi berkonvoi yang dikawal oleh pasukan Inggris yang empat hari sebelumnya mendarat di Surabaya.

Roode Brug Sorabaia Ajak Pesepeda Kunjungi Ereveld Kembang Kuning Surabaya
Roode Brug Sorabaia Ajak Pesepeda Kunjungi Ereveld Kembang Kuning Surabaya
Roode Brug Sorabaia Ajak Pesepeda Kunjungi Ereveld Kembang Kuning Surabaya
Peletakan bunga oleh pengunjung wanita dan ciri-ciri nisan sesuai dengan agama yang dianut

Hari itu, 29 November 1945, saat pagi hari situasi Surabaya memanas. Konvoi truk yang membawa tawanan wanita dan anak-anak terjebak di tengah daerah pertempuran. Mereka, tak luput menjadi sasaran amuk Laskar Rakyat. Nisan-nisan putih di Ereveld Kembang Kuning ini mengabadikan nama mereka. Bahkan, ada enam keluarga dari satu keluarga Belanda, di antaranya ada yang kembar, turut menjadi korban pertemputan sengit di Surabaya.

Mengutip dari buku yang diterbitkan Ootlogsgraven-stichting (OGS) berjudul “Makam Kehormatan Belanda di Kembang Kuning” bahwa di Ereveld atau Makam kehormatan Belanda Kembang Kuning ini dimakamkan korban perang yang dulunya berdinas di Angkatan Laut Kerajaan Belanda, Angkatan Darat Kerajaan Belanda, Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL), dan warga sipil dari kamp-kamp yang berada di Jawa Timur.

Roode Brug Sorabaia Ajak Pesepeda Kunjungi Ereveld Kembang Kuning Surabaya
Roode Brug Sorabaia Ajak Pesepeda Kunjungi Ereveld Kembang Kuning Surabaya
Roode Brug Sorabaia Ajak Pesepeda Kunjungi Ereveld Kembang Kuning Surabaya
Panorama Ereveld Kembang Kuning yang lain dan nisan enam keluarga Belanda

Di makam Kehormatan Kembang Kuning juga terdapat Monumen Karel Doorman untuk mengenang 915 serdadu Angatan Laut Kerajaan Belanda yang gugur pada pertempuran di laut Jawa. Para serdadu tersebut tidak memiliki makam karena jasad mereka tetap berada di laut. Di samping itu, di Ereveld Kembang Kuning ini juga ada warga sipil Indonesia korban pertempuran yang dimakamkan di sini.

Hampir 25.000 korban perang dimakamkan di tujuh Makam Kehormatan Belanda di Pulau Jawa. Selain di Kembang Kuning Surabaya, juga berada di Menteng Pulo Jakarta, Ancol Jakarta, Pandu Bandung, Leuwigajah Cimahi, Kalibanteng Semarang, dan di Candi Semarang. Sebelumnya mereka dimakamkan di 22 Ereveld yang tersebar di seluruh Indonesia. Makam Kehormatan Belanda di Pulau Jawa dikelola oleh Oorlogsgraven-stichting (Yayasan Makam Kehormatan Belanda).

Roode Brug Sorabaia Ajak Pesepeda Kunjungi Ereveld Kembang Kuning Surabaya
Roode Brug Sorabaia Ajak Pesepeda Kunjungi Ereveld Kembang Kuning Surabaya
Roode Brug Sorabaia Ajak Pesepeda Kunjungi Ereveld Kembang Kuning Surabaya
Ady Setyawan, dan salah satu pesepeda, beserta beberapa sepeda peserta kunjungan

Selain Makam Kehormatan Belanda, Kompleks Pemakaman Kembang Kuning ini telah ada sejak zaman Kolonial Belanda, tahun 1917. Kompleks makam ini sebelumnya diperuntukkan untuk warga negara Belanda, termasuk Eropa. Kini, keberadaannya masih difungsikan, yang kemudian berkembang menjadi makam bagi pemeluk agama Kristen dan Katolik, namun terpisan dengan diberi pagar sebagai pembatasnya.

Anda juga bisa mengunjungi Makam Kehormatan Belanda Kembang Kuning ini, jam operasional mulai pukul 07.00 hingga pukul 17.00, dan tanpa dipungut biaya. Di setiap Makam Kehormatan Belanda terdapat pendopo, di sana para pengunjung bisa melihat daftar nama para korban, dan informasi lainnya yang tersedia. Barangkali ada sanak keluarga Anda ada yang dimakamkan di sini, seluruh karyawan siap membantu menemukan makam yang dicari.

Roode Brug Sorabaia Ajak Pesepeda Kunjungi Ereveld Kembang Kuning Surabaya
Roode Brug Sorabaia Ajak Pesepeda Kunjungi Ereveld Kembang Kuning Surabaya
Roode Brug Sorabaia Ajak Pesepeda Kunjungi Ereveld Kembang Kuning Surabaya
Pagar pembatas area Ereveld Kembang Kuning dengan kompleks makam yang lain di Pemakamam Kembang Kuning dan pendopo Ereveld

You may also like

10 thoughts on “Roode Brug Soerabaia Ajak Pesepeda Ziarah di Ereveld Kembang Kuning Surabaya”

    1. Bu Rini,
      Bung Karno bilang, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.”
      Kiranya ini juga buat pembelajaran generasi kini biar tahu bagaimana perjuangan pendahulunya.
      Hidup gak ‘ujuk-ujuk’ enak.
      Matur suwun.

  1. Memang kita harus bijak membaca sejarah. Harus banyak literasi agar tidak terjebak dalam propaganda.
    Semangat berkarya terus Pak Ali.

    1. Bu Esti Nugraheni,
      Inggih, memang benar pendapat Panjenengan, Bu.
      Jika generasi saat ini hanya budaya mendengar, melihat saja kiranya tak cukup. Budaya literasi sangat dibutuhkan untuk menyaring arus gelombang informasi yang dahsyat setiap hari. Perlu kearifan dan kecerdasan cara pandang untuk menyikapi semua hal.

      Semoga sehat selalu bersama keluarga besar Panjenengan.
      Matur suwun.

  2. Artikel yang sangat menarik pak, ada begitu banyak kepingan puzzle yang merupakan bagian gambaran penuh “pertampuran surabaya”, semoga memori kolektif macam ini tetap terjaga dan dijadikan pembelajaran

    1. Mas Ady Setyawan,
      Matur suwun atas apresiasi Panjenengan, matur suwun juga saya diperkenankan turut ambil bagian acara Roode Brug Soerabaia.
      Semoga Panjenengan tidak ada lelah-lelahnya untuk menggali khasanah kesejarahan Kota Surabaya sehingga menjadi aset literasi
      bagi pembelajaran generasi kini agar memori kolektif nilai kepahlawanan Arek-Arek Suroboyo khususnya, tetap terbangun.

      Semoga tetap sehat-sehat selalu bersama keluarga besar Panjenengan
      Matur suwun.

    1. Mas Santoso A.,
      Kesempatan langka bisa masuk ke area Ereveld Kembang Kuning Mas.
      Tempatnya terpisah dengan Makam Kembang Kuning secara, umum meski satu kompleks. Pengelolaan di bawah Kedutaan Belanda.
      Mesti izin.
      Salah satu hikmat ungkap kesejarahan dapat membangunkan memori kolektif masyarakat akan nilai dan menghargai perjuangan para pendahulu kita.
      Sehat selalu ngii. matur suwun.

Leave a Reply to Santoso Abetnego Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *