Secangkir Kopi Hangatkan Suasana Hati

Secangkir Kopi Hangatkan Suasana Hati
Share this :

Hai…, apa kabar sahabat alisson? Kota Surabaya sejak pagi Subuh (16/3/2021) turun hujan dan hingga kini jelang pukul 10.00 WIB rintik-rintik hujan masih belum ada tanda usai. Awan putih masih menggelayut di langit kota. Bagi Anda yang berdomisili di luar Kota Surabaya suasananya samakah? Meski suasana tak begitu cerah, kiranya tak akan membuat suasana hati Anda menjadi sendu. Secangkir kopi dan sambil dengarkan alunan genre musik penghangat suasana jadi salah satu solusi.

Suasana seperti saat ini, suasana rintik hujan dan mendung, kiranya kopi adalah minuman yang sangat cocok untuk kita nikmati. Manfaat kopi menurut sebagian beranggapan bahwa kopi hanya sebagai penambah energy agar lebih bergairah, atau sebagai pengusir rasa kantuk. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa kopi juga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh bagi peminumnya.

Tak dipungkiri bahwa kopi merupakan salah satu minuman paling populer di dunia. Kopi mengandung antioksidan tinggi dan beberapa nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh apabila dikonsumsi tidak dengan gula atau susu. Di antaranya yaitu riboflavin (vitamin B2), niacin (vitamin B3). asam pantotenat (vitamin B5), kalium, mangan, magnesium, dan natrium.

Secangkir Kopi Hangatkan Suasana Hati
Biji kopi Bromo setelah dipanen

Sekilas tentang Kopi

Menurut William H. Ukers dalam bukunya, ‘All About Coffee’ (1922), mengatakan bahwa kata ‘kopi’ masuk dalam bahasa-bahasa Eropa pada tahun 1600-an. Menurutnya, kata ‘kopi’ atau ’coffee’ berasal dari istilah bahasa Arab ‘qahwa’, kemudian diserap ke bahasa Turki ‘kahveh’.

Kata ‘qahwa’ dalam bahasa Arab bukan berarti tanaman kopi, namun justru merujuk pada nama minuman. Kata ‘qahwa’ adalah istilah untuk menyebut minuman yang dibuat dari biji yang diseduh denga air panas. Sedangkan dalam Symposium on The Etymology of The Word Coffee pada tahun 1909, disepakati bahwa kata ‘coffee’ ditujukan untuk istilah dalam bahasa Arab ‘qahwa’ yang bermakna ‘kuat’.

Perkembangan berikutnya, dari kata ‘qahwa’ dalam bahasa Arab, kemudian diserap ke bahasa Turki ‘kahve’, bahasa Belanda ’koffie’, bahasa Perancis ’cafe’, bahasa Italia ‘caffe’, bahasa Inggris ‘coffee’, bahasa Jepang ’koohii’ bahasa Cina ’kia fey’ dan bahasa Melayu ’kawa’. Istilah-istilah tersebut memiliki kesamaan bunyi bersumber dari kata ‘qahwa’. Kata ‘kopi’ yang kita kenal sekarang adalah serapan kata dari bahasa Belanda ‘koffie’.

Secangkir Kopi Hangatkan Suasana Hati
Biji kopi Bromo saat proses pengeringan tradisional, dijemur di bawah terik matahari

Asal Kopi Indonesia

Pada abad ke-17 kopi mulai dibawa oleh Belanda ke Indonesia yang merupakan daerah jajahannya. Di negara Belanda sendiri kopi sangat sulit dikembangkan karena faktor cuaca yang kurang mendukung. Gubernur Belanda di Malabar, India, adalah orang pertama yang mengirim bibit kopi jenis Arabika yang berasal dari negara Yaman ke Indonesia.

Pengiriman bibit kopi tersebut ditujukan kepada Gubernur Belanda di Batavia (Jakarta, saat ini) pada tahun 1696. Tetapi disayangkan, bibit tersebut tidak tumbuh karena Batavia dilanda banjir saat itu. Baru pada tahun 1711, kopi berhasil ditanam dan hasilnya diekspor dari Jawa ke Eropa oleh perusahaan dagang Belanda, VOC (Verininging Oogst Indies Company).

Secangkir Kopi Hangatkan Suasana Hati
Biji kopi Bromo siap untuk disangrai di atas tungku api kayu bakar

Kopi memberikan keuntungan sangat besar bagi Belanda karena budidaya kopi berkembang pesat. Selain di Batavia, kemudian Belanda memperluas produksi kopinya di beberapa daerah di Indonesia. Di antaranya di daerah Prenger, Jawa Barat, Sumatera Utara, Aceh, Bali, Sulawesi, hingga Papua. Kopi Indonesia umumnya ditanam di daerah dataran tinggi.

Berkat penyebaran tanaman kopi di berbagai daerah, Indonesia berhasil memproduksi berbagai jenis kopi Nusantara dengan kualitas terbaik sehingga menjadi kopi favorit di dunia. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, bekas-bekas perkebunan kopi milik Belanda itupun kemudian dinasionalisasi oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai perusahaan milik negara.

Secangkir Kopi Hangatkan Suasana Hati
Secangkir kopi hangatkan suasana hati

*

Nah, Anda yang pehobi minum kopi tentu sangat mengenal Kopi Aceh Gayo, Kopi Sumatra Mandheling, Kopi Lintong, Kopi Kalosi Toraja, Kopi Lampung, Kopi Kintamani Bali, Kopi Jawa Prenger, Kopi Bromo Jawa Timur, Kopi Rinjani Lombok, dan Kopi Papua, selain Kopi Luwak yang harganya kelewat mahal. Kopi-kopi itu di kenal sebagai Indonesia Specialty Coffee atau Kopi Khas Nusantara.

Kopi punya cerita, warna hitan tak selalu kotor, rasa pahit tak mesti bikin sedih menjerit, dan kopi tak pernah berdusta atas nama rasa. Hidup bak secangkir kopi, kolaborasi pahit dan manis bertemu dalam suatu kehangatan. Kopi pilihan akan selalu menemukan siapa penikmatnya. Kopi menjadi media penghubung antarteman atau sahabat, menciptakan suasana semakin akrab.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *