Ketika mendengarkan saudara atau sahabat sedang menderita sakit sudah layak kita berempati seraya mendoakan untuk kesembuhannya. Apa yang diderita oleh mereka bisa dipetik hikmah bahwa sehat adalah anugerah Allah yang luar biasa. Sebaliknya, ketika sedang sakit, hendaknya bersabar atas sakit yang sedang menimpa diri.
Di usia kini, jika kita ‘merasa’ sudah tua, sudah berumur istilah lainnya, maka rencanakan untuk dasawarsa terakhir hidup ini menjadi masa-masa terbaik, masa-masa bisa memenej diri dalam menapaki perjalanan umur yang tak kenal berhenti, hanya kelak jika takdir menyudahinya.
Sehat itu pilihan. Kita sendiri yang mampu memilih sendiri dengan cara apa agar menjadi awet sehat. Jika merasa pada masa lalu tidak begitu sehat, maka tidak pernah ada kata terlambat untuk membangun kembali kesehatan. Konteksnya, sehat jasman dan rohani. Bangun keyakinan bahwa saat ini belum mendekati akhir hidup.
Hidup ini laksana sebuah mega projek, dan kita sendiri adalah top manajernya. Apa yang kita pikir dan apa yang kita lakukan terkait dengan kesehatan merupakan investasi hari tua. Potensi untuk hidup sehat ditentukan oleh semua yang telah kita kerjakan sebagai top manajer projek.
Kualitas hidup seseorang merupakan akumulasi dari semua kebiasaan, sikap, dan keyakinan yang telah dijalani sepanjang projek hidupnya. Supaya memperoleh hidup yang selalu berwarna baru di sepanjang usia adalah target yang mesti dicapai oleh masing-masing individu.
Hanya memperoleh umur panjang kiranya belum cukup. Tujuan hidup itu bukan sekadar untuk memperpanjang umur, namun bagaimana melakoni hidup itu dengan benar pada setiap jenjang usia. Umur sudah ada porsi masing-masing, tak bisa tambah maupun kurang. Untuk itu, pintarlah hidup.
Diri sendiri adalah penentu hidup sehat, bukan orang lain. Pandai-pandai mengisi penuh gelas waktu hidup kita. Baik buruknya masa tua bergantung kesehatan kini. Kuasa, kedudukan, dan harta tak akan ada artinya jika tak sehat. Yukk, mulai sekarang, belum ada kata terlambat. Sehat itu pilihan!
terinspirasi :
dari hidup di tengah sahabat dan buku Sehat itu Murah, karya Dr. Handrawan Nadesul. Hadiah dari Bapak Agus Wahyudi – Bandung