Selamat Hari Ibu Ke-92 : “Jika Ditanya tentang Pahlawan, Namamu, Ibu, yang Kusebut Paling Dahulu”

  • EDUKASI
Peringatan Hari Ibu Ke-92 Tahun 2020
Share this :

Ibu
(D. Zawawi Imron)

Kalau aku merantau
lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering,
daunan pun gugur bersama reranting
hanya mata air air matamu ibu,
yang tetap lancar mengalir

bila aku merantau
sedap kopyor susumu
dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan
memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu
tak kuasa kubayar

ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemundian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti

bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu

bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku.

Membaca puisi berjudul ‘Ibu’ karya sang maestro penyair dari Madura, D. Zawawi Imron, ini menyadarkan betapa kita tidak akan bisa membalas jasa ibu. Sebesar apa pun pengorbanan kita kepada ibu, pada hakikatnya kita tidak mampu membayar lunas.

Dengan puisi itu, Zawawi menitipkan pesan moral agar kita tidak melupakan seorang ibu yang jasa dan kasih sayangnya sangatlah besar. Sehingga jasa seorang ibu kepada anaknya tidak akan pernah terbalaskan dan tergantikan. Sengaja saya tulis lengkap puisi tersebut agar pembaca dapat menangkap pesan secara utuh.

Peringatan Hari Ibu Ke-92 Tahun 2020
Logo Peringatan Hari Ibu Ke-92 Tahun 2020 (Dok. Kemen PPPA)

Peringatan Hari Ibu (PHI) dirayakan setiap tahun sebagai bentuk penghargaan kepada perjuangan perempuan Indonesia dari masa ke masa. Kongres Perempuan I pada tahun 1928 menandai tonggak perjuangan perempuan Indonesia.

Dalam hal ini, perempuan mengambil peran di setiap derap pembangunan di Indonesia. Perempuan mengisi ruang-ruang kontribusi dalam merebut kemerdekaan, menyuarakan berbagai permasalahan, dan turut mencari serta menjadi solusi untuk mengantar Indonesia di titik sekarang.

Namun patut sangat disayangkan apabila perempuan masih harus menghadapi berbagai ketimpangan, mulai dari mengakses, berpartisipasi, ikut menentukan arah, serta menikmati manfaat pembangunan. Terlebih Pandemi Covid-19 menempatkan perempuan dalam situasi yang lebih rentan.

Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam hasil survei dari UN Women yang menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah memperparah kerentanan ekonomi perempuan dan ketidaksetaraan gender, serta dapat mengancam upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs (Sustainable Development Goals).

Mengutip kata sambutan Menteri PPPA, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, dalam buku Panduan Pelaksanaan PHI Ke-92 Tahun 2020 menuturkan bahwa situasi yang serba sulit ini ternyata tidak menghentikan langkah perempuan-perempuan Indonesia untuk hadir di garda terdepan.

Perempuan, lanjutnya, turun dan menjadi penggerak sosial dengan membangun kesadaran masyarakat di berbagai daerah, dan turut serta menyediakan makanan bagi warga yang terdampak ekonomi dan alat pelindung diri untuk tenaga kesehatan.

“Perempuan juga mengambil peran penting dalam memerangi Covid-19 dengan menjadi tenaga kesehatan, ilmuwan atau peneliti, dan penjaga bagi keluarganya sendiri,” tuturnya.

Lebih lanjut ia menambahkan, melalui PHI ke-92 Tahun 2020 ini, berharap perempuan-perempuan Indonesia sadar betapa berharga dirinya. Utamanya karena tidak pernah berhenti merawat perjuangan para perempuan Indonesia di masa yang lalu, dalam gerak sekecil apa pun, yang berarti melebihi apa pun.

“Untuk itu, mari warnai PHI dengan peran, kerja, dan karya nyata dari Anda semua, untuk Indonesia tercinta. Perempuan Berdaya, Indonesia Maju,” pungkasnya.

Peringatan Hari Ibu Ke-92 Tahun 2020
Bidan Ratih Nawang Wulan sedang melakukan pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker serviks (Foto dok. RNW)

Sementara pada kesempatan lain, Ratih Nawang Wulan, Bidan RSUD Datu Sanggul Rantau, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan, menuturkan bahwa sebagai nakes menghimbau kepada masyarakat perlu kerja sama dan saling mendukung satu sama lain agar pandemi ini segera berakhir. Tentunya dengan patuh untuk mengikuti protokol kesehatan. Lantaran pandemi Covid-19 ini sangat berdampak kepada segala aspek kehidupan kita.

Lebih-lebih bagi para ibu sebagai wanita karier, selain mempunyai tanggung jawab atas profesi yang diemban, juga merangkap menjadi ibu rumah tangga, sekaligus sebagai warga sosial masyarakat. Pada masa pandemi Covid-19 ini, peran ibu ditambah lagi dengan beban untuk menggantikan peran sebagai guru untuk mendampingi anak-anak belajar daring di rumah.

“Ibu merupakan pusat keluarga, perannya menjadi sangat penting di tengah keluarga. Peran ibu bahkan jauh lebih besar selama pandemi Covid-19. Mulai dari memastikan gizi keluarga terpenuhi untuk menjaga imunitas hingga sebagai pengajar anak selama proses belajar mengajar secara daring, selain tanggung jawab profesi yang diembannya,” tutur perempuan yang baru saja dikukuhkan sebagai Profesi Bidan dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

Tema dan Subtema PHI Ke-92 Tahun 2020

Kemen PPPA menetapkan tema utama PHI ke-92 adalah “Perempuan Berdaya Indonesia Maju”. Selain tema utama, ditetapkan empat sub tema untuk mendukung tema utama dimaksud. Sub-sub tema tersebut, yakni :

  1. Perjuangan Perempuan Masa Kemerdekaan, ‘Perempuan Pejuang – Perjuanganku Bagian Sejarah Perjuangan Bangsaku’. Selain bertujuan untuk mengenang perjuangan kaum perempuan bersama kaum laki-laki dalam merebut Kemerdekaan RI, untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda, milenial, tentang keberanian dan pengorbanan kaum perempuan di masa pergerakan kemerdekaan Indonesia.
  2. Perjuangan Perempuan masa Kini, ‘Perempuan – Inspirasiku untuk Kemajuan Bangsaku’. Subtema ini bertujuan memaknai perjuangan perempuan masa kini untuk Indonesia maju dilihat dari Beijing platform for action: 12 Critical Areas of Concern, juga memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk menerapkan nilai-nilai perjuangan perempuan untuk kemajuan Indonesia masa kini.
  3. Perjuangan Perempuan di Era Tatanan Baru (New Normal), ‘Perempuan – Penyemangat dan Garda Terdepan di Era New Normal’. Subtema ini bertujuan mengangkat perjuangan perempuan sebagai inspirator dalam keluarga dan masyarakat pada era tatanan baru.
  4. Kemitraan Perempuan dan Laki-laki untuk 5 Priotitas Kemen PPPA, ‘Perempuan dan Laki-laki – Bersama dan Berbagi untuk Negeri’. Tujuannya yakni untuk mempercepat agenda prioritas Kemen PPPA melalui kemitraan perempuan dan laki-laki.

Sekelumit tentang Hari Ibu

Dikutip dari wikipedia.org, Hari Ibu diperingati secara nasional tanggal 22 Desember. Tanggal ini diresmikan Presiden Soekarno dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Peringatan dimaksudkan untuk merayakan semangat wanita Indonesia dalam meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.

Hari Ibu dirayakan pada ulang tahun hari pembukaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama, yang digelar mulai 22 hingga 25 Desember 1928. Kongres ini diselenggarakan di sebuah gedung bernama Dalem Jayadipuran, yang kini merupakan kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional di Jalan Brigjen Katamso, Yogyakarta.

Kongres dihadiri sekitar 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatra. Organisasi wanita telah ada sejak 1912, terinspirasi oleh pahlawan-pahlawan wanita Indonesia pada abad ke-19 seperti Kartini, Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Meutia, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, Rasuna Said, dan sebagainya. Kongres dimaksudkan untuk meningkatkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pernikahan.

Peran Penting Para Ibu

Sebenanrnya tak harus menunggu Hari Ibu untuk mengungkapkan sayang kita kepada sosok yang melahirkan kita. Karena kasih sayang ibu tidak mengenal waktu, sepanjang masa. Maka kurang tepat jika kita hanya mengungkapkan rasa sayang kepada ibu hanya setiap 22 Desember. Andai harus membalas tak akan mampu, begitu besarnya jasa dan peran ibu kepada kita. Sebagaimana dikutip dari sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id, yakni :

Guru yang Pertama dan Utama

Saat seorang anak terlahir, dia belum mengerti apapun. Ibu akan memberikan pendidikan terbaik sesuai kapasitas dan kemampuannya. Ibu akan memberikan ilmu apa saja, mulai dari melatih berbicara, melatih berjalan, mengajari bagaimana cara makan dan minum, kemudian ketika sudah bisa dia didik tentang etika dan sopan santun.

Di samping itu, ibu juga akan memberi tahu bagaimana meminta tolong saat butuh bantuan, bagaimana meminta maaf ketika anak melakukan kesalahan, serta bagaimana mengucapkan terima kasih ketika anak memperoleh bantuan atau hadiah dari orang lain. Dari Ibu, anak-anak akan belajar memiliki karakter yang baik, bagaimana anak bersosialisasi dengan orang lain.

Penanam Spiritual Anak

Lantaran kedekatan antara ibu dan anak, sikap dan tingkah laku ibu yang akan di contoh anak, Ibu juga berperan sebagai pembuka jiwa spiritual. Jika ibu taat dalam beragama, maka anak-anakpun akan terdidik untuk taat dalam kehidupan beragama. Pendidikan akan lebih mudah melalui contoh langsung, anak-anak akan melihat bagaimana kebiasaan ibu.

Meski tidak secara langsung mengajak, apa yang dilakukan seorang ibu tentu akan terekam oleh anak-anak. Rekaman itu akan muncul saat anak membutuhkannya. Andai kata saat kecil sulit sekali diajak beribadah, ketika sudah dewasa pasti akan terkenang dengan apa yang pernah dilihatnya dari orangtua, khususnya ibu, di samping peran ayah.

Peringatan Hari Ibu Ke-92 Tahun 2020
Di samping tanggung jawab emban profesi, Ratih Nawan Wulan harus sempatkan dampingi belajar buah hatinya. (Foto dok. RNW)

Motivator Tanpa Lelah

Tahun 2020 telah menjadi tahun penuh tantangan akibat pandemi COVID-19, dan ini mengkibatkan penurunan drastis mata pencaharian secara umum, selain berdampak secara sosial ekonomi pada kelompok rentan termasuk perempuan dan anak-anak. Penyebaran pandemi COVID-19 bahkan dapat mengganggu kemajuan yang telah dicapai selama ini.

Terkait dampak di dunia pendidikan, hadirnya pembelajaran sistem daring, sebagai ibu harus mampu menjadi motivator sekaligus guru di rumah bagi anak saat ia memerlukan bantuan dalam belajarnya. Saat anak masih perlu bimbingan dalam belajarnya di rumah, baik saat ada PR atau belajar rutin, ibu senantiasa menyediakan waktu luang untuk anak meski ia sendiri memiliki kewajiban pokok.

Sahabat Terdekat Anak

Peran seorang ibu tidak hanya sebagai seseorang yang lebih tinggi kedudukannya sehingga harus dihormati anak. Ibu juga memiliki peran sebagai sahabat terdekat bagi putra-putrinya. Sering dijumpai seorang anak merasa sangat dekat dengan ibunya. Anak dapat secara terbuka mencurahkan isi hatinya pada sang ibu.

Jika anak berperilaku demikian, itu tandanya anak sudah bisa memposisikan ibu juga sahabat baginya. Hal ini, menjadikan seorang anak tidak canggung jika bertukar pikiran dengan sahabatnya. Sahabat adalah seseorang yang kehadirannya mampu menenteramkan jiwa. Untuk itu hendaknya seorang ibu mampu menjadi sahabat bagi anak sehingga akan merasa nyaman bersama dengannya.

Koki yang Tahu Selera Anak-Anak

Peran ibu yang tak kalah penting, yakni sebagai juru masak andal bagi keluarga, khususnya bagi anak-anak. Ibu selalu dapat menyediakan makanan kesukaan anak. Apabila ibu mempunyai kemampuan memasak yang baik, tentu hal ini dapat menyebabkan anak-anak menjadi senang dan memacu selera makan mereka agar tumbuh kembang secara optimal.

Siapa pun yang memiliki ibu yang jago masak juga dapat menjadi kebanggaan bagi anak. Menu makanan yang ia buat dengan rasa yang nikmat dan tampilan menarik membuat anak-anak sangat menyukainya. Dan kebanggaan akan masakan ibu itupun akan terbawa sampai anak kelak menjadi dewasa bahkan tua. Suatu saat akan merindukan masakan ibunya.

Peringatan Hari Ibu Ke-92 Tahun 2020
Acara PHI, Ratih Nawang Wulan raih prestasi dalam “Fashion Show, Tema Cantik Serasi Dua Generasi”

Dokter’ keluarga

Salah satu peran yang dijalankan ibu adalah menjadi dokter keluarga. Ibu memiliki kecakapan dan pengetahuan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan. Misalnya, ketika anak jatuh, ibulah yang menjadi dokter pertama yang dapat mengobati luka anak, sekaligus mengobati luka hatinya.

Biasanya ketika ibu sedang mengobati luka anak, ia sembari mengatakan bahwa apa yang terjadi itu bukan masalah yang besar sehingga anak segera dapat mereda tangisnya dan kembali dapat melanjutkan bermain-main.

Ketika anak sakit, ibu pula yang dapat menaklukkan anak untuk mau minum obat, agar sembuh. Dengan kasih sayang ibu yang tulus, anak yang takut pada jarum suntik pun akan mau disuntik jika itu dibutuhkan.

*

Begitu banyak peran seorang ibu dalam membesarkan buah hatinya, di samping sebagai manajer rumah tangga, kadang sampai tak sempat mengurus dirinya sendiri. Dengan mengingat-ingat peran mulia beliau mudah-mudahan menjadikan kita anak yang senantiasa berbakti kepada ibu.

Berbahagialah Anda yang masih ditunggui oleh ibu Anda, masih diberi kesempatan membahagiakannya. Bagi Anda yang sudah ditinggalkan oleh ibu kembali ke haribaan Tuhan ikhlaskan. Jangan putus-putus mendoakan beliau, karena hanya itu satu-satunya yang mampu kita bayarkan kepadanya.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *