“Selat Solo Mbak Shinta” : Sajikan Menu Khas Solo di Surabaya

“Selat Solo Mbak Shinta” : Sajikan Menu Khas Solo di Surabaya
Share this :

Lagi-lagi memang sulit dihindari ajakan teman-teman seperti apa yang saya tulis beberapa hari lalu. Olahraga, komunitas, dan buru makanan untuk sarapan pagi. Pagi ini, Jumat (2/4/2021) seperti biasa obrolan usai jalan kaki tentang seputar menu baru yang dikenalkan teman-teman. Salah satunya yakni “Selat Solo Mbak Shinta”, dan tentu berakhir dengan ajakan untuk mencoba bareng-bareng. Acara buru menu makanan sarapan pagi usai olahraga jalan kaki kali ini atas ajakan Bu Rustini Sriwulan.

Anda tak perlu jauh-jauh pergi ke Kota Solo, di Kota Surabaya pun sudah ada makanan khas kota tersebut, yakni “Selat Solo Mbak Shinta”. Warung yang tampak sederhana, di pinggir Jalan Medokan Asri Utara 1-3 Surabaya (Depan Rumah Pompa) menyajikan menu selat yang tastenya tak kalah dengan selat di kota aslinya. Lokasi ini kebetulan tak jauh dari tempat kami tinggal, anggota komunitas jalan kaki OSIGAWA MERR.

“Selat Solo Mbak Shinta” : Sajikan Menu Khas Solo di Surabaya
Mbak Shinta (kanan), pemilik “Selat Solo Mbak Shinta”
“Selat Solo Mbak Shinta” : Sajikan Menu Khas Solo di Surabaya
Warung “Selat Solo Mbak Shinta”

Tampilan “Selat Solo Mbak Shinta” tak beda dengan selat di daerah asalnya. Dalam satu porsi selat solo tersaji daging sapi rebus atau daging bistik bentuk bulat menyerupai bakso, wortel, potongan kentang goreng, telur pindang utuh, buncis, tomat, mentimun, acar, daun selada dan mayones. Lalu sentuhan terakhir disiram dengan kuah encer khusus berwarna kecokelatan dari bahan tomat. Beda sedikit, di sini tak memakai mayones.

“Kami buka sudah tiga bulan, awalnya lengkap dengan mayones. Tetapi dengan berjalan waktu, memang kami sajikan selat tidak memakai mayones, menyesuaikan selera lidah orang Surabaya. Pelanggan yang ke sini rata-rata kurang suka jika sajiannya ada mayones,” tutur Mbak Shinta.

“Selat Solo Mbak Shinta” : Sajikan Menu Khas Solo di Surabaya
Selat solo siap disajikan

Sambil menikmati selat, alisson.id sempat menemui Mbak Shinta, ia mejelaskan bahwa selat solo ini berawal dari masa penjajahan Belanda. Bistik daging saat itu merupakan salah satu sajian istimewa yang dikenalkan sebagai makanan para petinggi Belanda. Lantaran perbedaan budaya dan selera, kaum ningrat di Kasunanan Surakarta tidak mudah menyesuaikan selera menu bistik daging.

Demi menyesuaikan dengan selera lidah orang Jawa, khususnya kaum ningrat kasunanan, yang cenderung suka manis, para juru masak kasunanan membuat menu baru yang dinamai “Selat Solo”. Ciri khas selera Jawa dengan penambahan gula jawa, sedangkan ciri khas Eropa bisa dilihat dari penggunaan bistik dan mustard atau mayones, tambahnya.

“Selat Solo Mbak Shinta” : Sajikan Menu Khas Solo di Surabaya
“Selat Solo Mbak Shinta” : Sajikan Menu Khas Solo di Surabaya
Sebagian anggota KPK OSIGAWA MERR

“Taste ‘Selat Solo Mbak Shinta’ tidak terlalu manis, lebih condong pada selera lidah orang Surabaya. Galantinnya dibuat seperti bakso.” kata Bu Rustini Sriwulan, salah satu anggota KPK OSIGAWA MERR.

Lokasi “Selat Solo Mbak Shinta” gampang dicari, jika Anda tahu Graha YKP Surabaya tinggal geser ke arah selatan lagi. Ada dua perempatan di selatan Graha YKP, di pojok perempatan kedua lokasi warung tersebut, tepatnya depan rumah pompa. Selain sajikan selat solo, juga ada nasi gudeg.
Jangan khawatir, tak sampai dompet Anda jadi kopiah koq, seporsi selat solo dan sepiring nasi gudeg masing-masing cuma 20 ribu rupiah. Buka mulai pukul 07.00, dan tutup pukul 13.30.

“Selat Solo Mbak Shinta” : Sajikan Menu Khas Solo di Surabaya
“Selat Solo Mbak Shinta” : Sajikan Menu Khas Solo di Surabaya
Anggota KPK OSIGAWA MERR

You may also like

4 thoughts on ““Selat Solo Mbak Shinta” : Sajikan Menu Khas Solo di Surabaya”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *