Ketika sedang berada di kota tertentu, selain tunaikan acara pokok, salah satu yang wajib dilakukan pula adalah acara berburu sajian kuliner khas setempat. Berburu kuliner entah itu berupa berbagai jenis makanan, beragam kue ataupun jajanan khas yang tak ada di kota asal.
Seperti halnya pada Sabtu-Minggu (7-8/11-2020) lalu, bersama keluarga menghadiri acara resepsi salah satu keponakan di Kota Solo, saya sempatkan membawa serta sepeda lipat. Sudah pasti, tujuan sela adalah agar bisa gowes seputaran tempat menginap saat masih pagi hari sambil lirik-lirik tempat sarapan.
Sabtu pagi-pagi bersepeda tidak seberapa jauh dari tempat menginap. Ketika putar balik akan pulang, menoleh ke kiri jalan, tertarik oleh sajian daging di nampan di atas kwali yang berada di atas tungku dengan api yang berbahan bakar kayu.
“Yah, meski sudah terlewati beberapa meter, akhirnya saya putuskan untuk berbalik, dan ngandok di Soto Kwali Pak Gino. Sendirian. Ya, memang gowesnya juga sendirian.”
Soto Kwali Asli Daging Sapi Pak Gino berada di Jalan Letjen Suprapto No. 21 kawasan Sumber, Banjarsari, Kota Surakarta. Disajikan dengan mangkuk keramik, soto ini diracik dengan kuah bening dengan campuran bihun, irisan daging sapi, taburan bawang goreng hingga seledri.
Soto kwali merupakan salah satu kuliner khas Solo. Kata ‘kwali’ berasal dari nama wadah bejana yang terbuat dari tanah liat, yang secara tradisional masih digunakan untuk memasak jenis kuliner ini. Soto berkuah bening ini menggunakan potongan daging sapi yang biasanya berasal dari bagian sengkel.
Sengkel berasal dari kata shank (bahasa Inggris), yakni daging sapi yang terletak di bagian atas kaki sapi atau sengkel. Kebanyakan orang ada yang menyebutnya dengan nama daging kisi, yaitu daging di paha sapi bagian atas.
“Daging dari bagian depan atas kaki sapi ini memang cocok digunakan untuk soto karena memiliki kandungan lemak yang relatif sedikit,” tutur Pak Dari, generasi kedua dari pak Gino.
Jika soto umumnya disajikan dengan emping atau kerupuk, soto kwali disajikan dengan keripik kentang. Namun enak juga disantap dengan ragam sate, yakni sate usus, sate jeroan, sate telur puyuh, maupun juga dengan aneka gorengan.
Cara pengolahan soto kwali masih tergolong tradisional, yakni menggunakan kwali dan juga kayu bakar, sehingga rasanya benar-benar khas dengan aroma yang khas pula. Soto kwali sampai sekarang ini masih menjadi salah satu sajian kuliner yang wajib masuk list berburu kuliner saat Anda sedang berada di Kota Solo.
*
Lantaran soto kwali disajikan menggunakan mangkuk kecil, satu porsi rasanya akan kurang, apalagi jika bagi Anda yang doyan makan. Bisa sekalian pesan dua mangkuk sekaligus, biar semangat makan tidak terganggu jeda pesan mangkuk kedua.
