Tabebuya, tanaman penghijauan dengan bunga beraneka warna, kini sedang kembali bermekaran di sepanjang jalan-jalan protokol di Kota Surabaya, Jawa Timur. Bunga bermekaran dengan warna yang berbeda-beda di setiap pohonnya, ada yang berwarna putih, kuning, ungu, dan merah muda membuat suasana Kota Surabaya semarak dan indah bak āNegeri Sakuraā.
Bunga yang telah menjadi salah satu ikon Kota Surabaya itu biasanya mekar pada saat musim kemarau. Uniknya, jika diterpa angin bunga akan berguguran dan yang lain akan mekar lagi. Tabebuya saat ini telah ditanam di berbagai sudut kota, terutama di pinggir jalan-jalan protokol, seperti di Jalan A. Yani, Jalan Mayjen Sungkono, Jalan MERR Gunung Anyar, dan lainnya.
Sebenarnya tak hanya di jalan-jalan protokol tabebuya ditaman sebagai tanaman penghijauan, hampir semua jalanan Kota Surabaya sudah ditanami pohon tabebuya. Hal ini lantaran didukung oleh setiap Rayon DKRTH melakukan penanaman tabebuya. Jadi, tanaman tabebuya di Kota Surabaya jumlahnya sudah sangat banyak.
Tabebuya adalah tanaman yang berasal dari Brasil itu tidak memerlukan perawatan khusus. Untuk perawatannya, hanya dilakukan penyiraman dan diberikan pupuk secara reguler. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik yang dihasilkan dari proses pengomposan sampah. Hasil dari kegiatan perantingan pohon kemudian dimanfaatkan untuk bahan pengomposan.
Selain memperindah suasana dan tata kota, pohon dengan nama Latin Handroanthus chrysotrichus ini mampu membersihkan udara dari polutan yang berbahaya. Dengan tampilan yang indah, tanaman yang dijuluki pohon ‘sakura tropis’ yang sangat eye catching ini juga menjadi salah satu alasan mengapa pohon ini ditanam di kawasan perkotaan.
Warga Berburu Foto dengan Berlatar Tabebuya
Saat ini tabebuya sedang menjadi trending di kalangan warga Kota Surabaya, terutama penggemar fotografi. Pemandangan di sepanjang jalan Kota Surabaya tampak sejumlah warga berhenti sejenak dari perjalanan untuk mengabadikan tabebuya yang sedang bermekaran. Tak sedikit pula di antara mereka yang selfie atau wefie dengan berlatar belakang aneka warna bunga tabebuya.
Tabebuya memang tidak berbunga setiap saat, melainkan berbunga mulai bulan September hingga November. Momen ini dinikmati warga selain untuk berfoto juga refreshing di pedestrian jalan. Seperti yang tampak di frontage road Jalan Ahmad Yani sisi barat, atau di MERR (Middle East Ring Road) Gunung Anyar. Kebayakan warga menyebut itu, padahal sebenarnya Jalan DR. Ir. Soekarno.
Tak hanya dari kelompok remaja tampak antusias berpose dengan latar belakang jajaran bunga tabebuya, namun tampak sekelompok ibu-ibu, pasangan keluarga, nenek kakek, bahkan para pesepeda juga memanfaatkan momen yang tak setiap waktu mereka jumpai. Apalagi masa bermekaran bunga tabebuya relatif pendek, sekitar satu minggu bunga sudah banyak berguguran.
*
Saking euphoria, beramai-ramai selfie atau wefie di pinggir jalan dengan berlatar bunga tabebuya, seperti di Jalan MERR Gunung Anyar, risiko tinggi dilanggar oleh kendaraan bermotor bisa terjadi. Mengingat di jalan tersebut kecepatan maksimal yang direkom oleh Dishub yakni 40 km/jam, namun kenyataannya kendaraan melaju dengan kecepatan di atas 40 km/jam. Niat ingin mendapatkan foto, celaka malah didapat jika tak waspada.
Tabebuya yang selalu ditunggu kehadirannya. Sangat indah dipandang mata.
Jadi kebanggaan kota Surabaya
Tabebuya dijuluki “Sakura Tropis” memang indah, hadir bermekaran dengan durasi waktu tak lama, lalu gugur. makanya orang-orang berburu foto, Pak.
matur suwun atas apresiasi Panjenengan. Sehat selalu….
Pohon dengan daun berwarna merah dan atau verbunga warna.merah adalah kesukaanku.
Merah atau pink memnag bagus. Selain itu, bahkan beraneka warga jasi semarakkan suasana Surabaya, Pakbro.
Matur suwun, dan semoga sehat selalu….