Dua hal yang memberi warna dalam kehidupan setiap individu. Yakni, setiap individu pasti pernah merasakan masa gelap maupun masa terang dalam perjalanan hidupnya. Namun acapkali sebagian besar orang ingin menghindari masa gelap seperti kesedihan, kesusahan, dan sisi buruk. Mereka berusaha selalu ingin menikmati hidup terang dan bahagia. Gelap terang adalah warna kehidupan.
Secara naluri, sebisa-bisanya kebanyakan orang menjauhkan diri dari sisi buruk perjalanan hidupnya. Padahal pengalaman buruk memiliki peran yang baik dan tidak terpisahkan dalam kehidupan. Tanpa kesusahan atau kesedihan seseotang tidak akan bisa menghargai kebahagiaan. Maka dari itu, berbagai pengalaman buruk tidak perlu disikapi dengan negatif.
Menjalani warna kehidupan, tentu dengan segala permasalahan dan sukacita yang ada di dalamnya. Ketika menyikapinya, hanya cara pandang yang berbeda bagi setiap orang. Saat mengalami kesedihan atau kebahagiaan mungkin hanya berbeda cara pandangannya. Mungkin seseorang mengatakan itu merupakan suatu berkah, tetapi mungkin bagi orang lain itu adalah sebuah petaka.
Bagian dari sifat manusia, ketika ditimpa berbagai masalah adalah mengeluh. dan itu yang terjadi pada saya pada suatu hari. Pada akhirnya saya menyadari bahwa tidak ada gunanya saya larut dalam memurungi masalah-masalah itu. Hal itu, hanya akan mendatangkan masalah-masalah baru yang akan saya hadapi. Tersenyum, merelakan, mengambil hikmahnya ternyata mendatangkan rasa lega.

Pintu Bersyukur
Lepas dari segala perbedaan untuk menyikapi warna-warni kehidupan, ada satu sikap yang pasti sama namun kerap dilupakan oleh kebanyakan orang, yakni bersyukur. Terkadang seseorang lupa untuk bersyukur, tidak hanya untuk segala kesenangan dan keceriaan yang diperolehnya, melainkan juga untuk segala masalah yang pernah dan atau sedang dihadapi.
Hidup adalah sebuah harmoni dengan penuh rangkaian nada yang berbeda, justru perbedaan itu menjadikannya indah. Suatu saat melakukan kesalahan, mengalami penderitaan, namun tak perlu merintih berkepanjangan untuk menyesali karena setiap kesalahan atau penderitaan adalah bagian dari proses penempaan kepribadian seseorang agar menjadi pribadi kuat.
Hendaknya tak perlu menyesali kesalahan secara berlebihan, namun jadikan itu sebagai sebuah pembelajaran hidup yang sangat berharga. Luka bukan hanya semata untuk membuat seseorang tersiksa kesakitan, tetapi agar seseorang tersebut menyadari bahwa dirinya hanyalah manusia lemah. Ada kekuatan lain sebagai tempat bersandar, yakni Sang Pencipta.
*
Yang ada, kadang-kadang kita justru memilah warna-warni kehidupan dipisah-pisahkan, padahal hidup kita merupakan susunan warna-warna yang memberikan keindahan. Warna sedih sekaligus warga bahagia. Indahnya kehidupan bukan terletak dari banyaknya keberhasilan dan kesenangan, tetapi keindahan itu ada pada seberapa banyak rasa syukur yang kita rasakan. Jadikan setiap warna kehidupan yang kira alami sebagai pintu bersyukur.
Semangat