Ya, wujudnya hanya sebuah mainan, kecil-kecil pula, dan seperti tak bernilai. Bagi orang awam, barangkali mereka memandang itu dengan sebelah mata. Juga tak salah mereka berpandangan begitu lantaran ketidakmengertiannya. Jika kita mau melihat mainan dengan perspektif lebih luas, sebuah mainan memiliki nilai sangat tinggi, baik nilai secara seni maupun nilai secara ekonomis.
Toys Topia mencoba membuka wawasan masyarakat tentang keberadaan sebuah mainan dengan menggelar even bertajuk âExhibition, Performance, Auction, Talkshow & Workshopâ di Kopi Kompleks, Jalan Slamet 16A Surabaya, pada tanggal 23 hingga 25 Desember 2022. Even gratis ini dibuka pada pukul 15.00 hingga pukul 22.00.
Adhicipta R. Wirawan, salah satu peserta even, menuturkan bahwa Toys Topia adalah even kolaborasi antara Surabaya Art Toys dengan Toys Topia, yakni dengan Jocab Santoso. Awalnya, Surabaya Art Toys ini berkumpul dengan Cak Mad (Rachmad Priyandoko), creator Cimot. Dari pertemuan itu, Adhicipta pun lantas ada ide membuat mainan dengan karakter namanya Pocito.
âSecara intens kami ngobrol, angan-angan siapakah yang bisa bikin even? Singkat cerita, kami sebetulnya sudah ketemu sebelumnya dengan Jocab Santoso, dari Toys Topia. Rembuk-rembuk, jadilah even saat ini,â tutur Adhicipta.
Lebih lanjut Adhicipta menambahkan, tidak sampai dua minggu Toys Topia bisa digelar di Kopi Kompleks Jalan Slamet 16A, ini Toys Topia yang ketiga. Intinya, dengan even ini mencoba memulai bahwa toys desiner atau toys maker di Surabaya itu ada. Kalau bisa kami bersama-sama membuat even, tidak jalan sendiri-sendiri sehingga gaungnya lebih luas.
âDi even ini ada Mas Hendrik Kusuma, dengan karya One12 Props yakni kastem baju buat mainan; Cak Mad dengan Cimot-nya; Rifqy Mizanuddin dengan MilBo dan 3D Printing Service; Ritzky dengan Arengk, dan saya sendiri dengan Pocito atau Pocong Imut Toys,â tambahnya.
Adapun bentuk kolaborasi, terang Adhicipta, di samping ada toys desainer atau toys maker, juga ada pihak 3D printing, yakni milik Rifqi Mizanuddin. Seperti, Cimot dan Pocito diprint di 3D printing miliknya. Selain menerima jasa print 3D, Rifqi Mizanuddin juga membuat karya dengan karakter yang dinamai MilBo, seperti kotak susu tetapi dia mempunyai tangan dan kaki.
Arengk, lanjut Adhicipta, mainannya berkarakter nuansa hitam seperti areng (arang) yaitu karya Ritzky. Sedangkan Jocab Santoso membuat urban toys, yakni merusak mainan supaya menjadi sebuah art, contohnya Mario Bros digabung dengan komponen gundam dan lainnya. Bersama mereka, akhirnya memulai dulu dengan apa yang ada supaya 2023 bisa membuat sesuatu yang lebih.
âSasaran even ini sebenarnya adalah para kolektor toys, sekarang yang dikoleksi adalah barang seni tentu berkembang. Salah satu misalnya, yaitu urban toys karena sifatnya limited, dan terbatas . Jadi, selain memiliki nilai seni, juga mempunyai value yang tinggi,â pungkasnya.
Sementara itu, Cak Mad (Rachmad Priyandoko), kreator Cimot, menjelaskan sejarah CIMOT atau Chibi Mode CM-07, yakni robot gagal produk dari tujuan awal yaitu Cognitive Motoric Machine No.7. Gagal produk tersebut lantaran awalnya dibuat untuk memberikan respons kognitif dan motorik pada instruksi yang diberikan, tetapi Cimot lebih berkembang di sektor afeksi.
âDiluar perencanaan, ternyata Cimot berkembang di sektor afeksi, yakni ia lebih mampu membaca emosi sederhana dan meniru emosi manusia. Jika terlalu banyak manusia, ia bingung akan mengidentifikasi dengan menampilkan wajah datar,â jelas seniman mural dan scribble art.
*****
Toys tidak cuma berfungsi sebagai media hiburan tetapi juga memiliki nilai seni sehingga bisa menjadi aset yg bernilai tinggi dikemudian hari. Terima kasih pak Ali atas liputannya.
Mas Adhicipta Wirawan.,
Berbicara aset bernilai seni, apalagi sifatnya limited, makin lama dan berusia panjang, maka nilainya semakin melangit.
Semangat terus berkarya, Mas.
Sehat dan sukses selalu bersama keluarga besar Panjenengan.
Matur nuwun sami-sami.
Toys topik semacam boneka babi dan sejenisnya, kalau sudah melekat dihati tak akan hilang sampai mati sukanya. Tak lelang oleh zaman.
Mas Santoso A.,
Inggih, kalau berbicara hobi dan koleksi itu gak ada matinya, Mas.
Sehat selalu dan tetap menginspirasi lewat pedalangan.
Matur nuwun.