Suatu hal yang lumrah atau biasa jika wisuda merupakan suatu proses pelantikan kelulusan mahasiswa yang telah menempuh masa belajar pada suatu universitas. Biasanya diawali kirab mahasiswa memasuki ruang.
Sudah merupakan pekem pula, prosesi wisuda dilanjutkan dengan masuknya rektor, para pembantu rektor, dan para dekan untuk mewisuda para calon wisudawan, serta sambutan rapat terbuka dan lain-lain.
Mengikuti rangkaian prosesi Wisuda Sarjana Ke-78 dan Pasca Sarjana Ke-40 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur sejumlah 535 wisudawan, yang salah satunya anak saya. Terasa ada yang unik justru usai prosesi resmi, Sabtu (22/2/2020).
Keunikan tersebut dilakuakan para junior atau adik angkatan dari para wisudawan masing-masing fakultas. Para adik angkatan dari tujuh fakultas serentak menyambut para wisudawan di pintu keluar dengan berbagai yel-yel.
Bak sebuah demo mahasiswa saja, mereka tumpah ruah untuk mengikuti kegiatan arak-arakan yang diselenggarakan oleh setiap himpunan mahasiswa. Meski saat terik matahari menyengat, tidak menyurutkan semangat para junior untuk menjemput kakak wisudawan dari Gedung Serba Guna “Giri Loka”.
Setiap himpunan mahasiswa memiliki gaya dan tema berbeda saat melakukan arak-arakan. Ada kereta odong-odong, mobil pick up, konvoi motor maupun jalan kaki menuju fakultas masing-masing. Diringi berbagai musik, bernyanyi, sorak sorai, bahkan menyalakan smokebomb.
Acara arak-arakan identik dengan ‘penyambutan wisuda’ yang dilakukan oleh junior terhadap senior sebagai selebrasi bentuk apresiasi atas kelulusan. Di samping memberikan kenangan yang tak terlupakan bagi wisudawan di penghujung momen sebelum meninggalkan kampus
Nilai edukasi yang dapat dipetik dari arak-arakan pada dasarnya juga mengingatkan kepada para wisudawan bahwa tanggung jawab sebagai seorang akademisi tidak hanya menuntaskan tugas perkuliahan dan lulus, tetapi akan berlanjut terus hingga menghadapi ujian kehidupan.
Tantangan Baru
Dengan usai prosesi wisuda, gembira dan bahagia sudah pasti. Namun sejatinya para wisudawan akan memulai babak baru dalam hidupnya. Memulai perjuangan baru untuk terjun ke tengah-tengah masyarakat.
Di balik kegembiraan sudah menunggu tantangan kehidupan lebih berat. Tamat kuliah belum tentu langsung bisa masuk di dunia kerja. Zaman sekarang tidak mudah mencari dan mendapatkan lowongan pekerjaan, apalagi yang sesuai dengan ijazah yang dimiliki.
Mencoba merintis ciptakan lapangan pekerjaan sendiri, tentu butuh pengetahuan dan keahlian serta modal yang cukup untuk membangun lapangan pekerjaan. Lalu apa artinya wisuda jika harus menganggur?
Hakikat wisuda adalah sebuah keniscayaan. Tergantung kepada para wisudawan itu sendiri dan kondisi lingkungan keluarga. Yang pasti, wisuda itu bukan akhir segalanya, namun awal dari proses kehidupan sesungguhnya berkait dengan kebermanfaatan ilmu yang diperolehnya.