Seni batik salah satu ekspresi budaya Indonesia yang memiliki nilai estetika dan nilai simbolis yang tinggi. Keunikannya adalah salah satu pembentuk karakter bangsa, sehingga membedakan dengan bangsa lain. Kini batik sebagai busana identitas bangsa Indonesia.
Batik merupakan kain bergambar yang pembuatannya dilakukan dengan menorehkan malam pada selembar kain, kemudian diproses dengan cara tertentu yang memiliki khas. Batik juga merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dan diakui dunia.
Zaman duhulu, batik hanya digunakan pada acara tertentu seperti upacara adat pernikahan dan acara resmi lainnya. Penggunaan batik pada masa penjajahan membedakan orang pribumi dan nonpribumi. Sesuai pergeseran zaman, batik kini dikenakan oleh berbagai kalangan masyarakat.
Tak Memulu sebagai Busana Formal
Awalnya, jika membicarakan batik biasanya diidentikkan dengan busana formal dan acara adat tertentu. Di samping ada anggapan bahwa batik sebagai busana yang kerap dipakai orangtua. Hal ini menyebabkan anak muda enggan berbusana batik lantaran terlau formal.
Umumnya, anak-anak muda mengenakan pakaian casual sebagai pilihan fesyen mereka. Pakaian casual yakni pakaian yang dapat digunakan untuk aktivitas sehari-hari, yang cukup nyaman untuk digunakan dalam kegiatan apa pun. Untuk itu, sudah banyak perancang mode yang menciptakan busana batik nuansa casual.
Pakaian jenis ini memiliki bahan yang nyaman dipakai, tidak terlalu banyak detail dan desainnya sederhana namun tetap âeye catchingâ. Style pakaian yang terkesan adaptif ini kadangkala dipakai pada kegiatan-kegiatan formal, sehingga dapat disebut pakaian casual-formal. Motif batik pun kini merambah juga pada produk kaos dari berbagai daerah.
Batik Sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb)
Pada tanggal 2 Oktober 2009 batik ditetapkan sebagai daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO atau Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada sidang UNESCO di Abu Dhabi. Penetapan itu merupakan yang ketiga kalinya bagi Indonesia setelah keris dan wayang yang terlebih dahulu masuk daftar ICH UNESCO.
Dikutip dari laman resmi Kemendikbud, pada naskah yang disampaikan ke UNESCO, batik diartikan sebagai teknik menghias yang mengandung nilai, makna, dan simbol budaya. Dari 76 seni dan budaya warisan dunia yang diakui UNESCO, Indonesia hanya menyumbangkan satu, sedangkan China 21 dan Jepang 13 warisan.
Indonesia mengajukannya ke UNESCO pada September 2008, proses penetapannya pun cepat. Pada Januari 2009, UNESCO menerima pendaftaran tersebut secara resmi dan dilakukan pengujian tertutup di Paris pada Mei pada tahun yang sama.
Batik telah memenuhi tiga domain, dari lima domain penilaian, yakni tradisi dan ekspresi lisan, kebiasaan sosial dan adat istiadat masyarakat ritus perayaan-perayaan, serta kemahiran kerajinan tradisional.
Berpijak dari penetapan oleh UNESCO, maka tanggal 2 Oktober ditetapkan oleh pemerintah sebagai Hari Batik Nasional, dan diperingati setiap tahunnya. Peringatan Hari Batik Nasional biasanya ditandai dengan instansi pemerintahan atau swasta mewajibkan para karyawan memakai baju batik.
*
Sebagai bangsa Indonesia patutlah kita patut bangga. Nah, cara terbaik untuk menunjukkan kecintaan kita pada batik adalah dengan mengenakan busana batik dari berbagai model busana pada setiap kesempatan. Yukk, kenakan batik!
Yang paling saya suka batik karung karena ada keoanjangannya:
K:kau
A:adalah
W:wadah
U:untuk
N:NAUNGAN
G:generasiku
Wah, diothak-athik mathuk thok ini.
Matur suwun atas apresiasi Panjenengan. Sehat selalu….
Batik yg aku suka adalah batik keris, tapi terkadang bikin geli di sekitar perut, karena ujung kerisnya sering nyocok-nyocok .
Hahaha…, iso wae Panjenengan iki, mas Santoso.
Busana batik telah diakui Unesco sebagai identitas bangsa Indonesia.
matur suwun atas apresiasi panjenengan. Tetap sehat selalu nggih.